"Kau bahkan tidak mengetahui kesalahanmu sendiri, Sekan? Betapa bodohnya dirimu! " ujar Luciel memprovokasi Sekan.
"DIAM!" teriak Lara mengacungkan pedangnya kepada Luciel. "LAWANMU ADALAH AKU DAN MARIA!"
"Hoho. Jadi begitu!" gumam Luciel mengetahui situasinya. "Kalau begitu, mari kita mulai!"
Lara dan Maria maju dengan kecepatan yang bahkan Sekan tidak dapat melihatnya. Itu menghancurkan tanah sekitar mereka karena kecepatan yang luar biasa. Bahkan, angin yang dihasilkan dua kali lebih cepat dari suara. Kecepatan itu adalah kecepatan yang tidak bisa dicapai oleh manusia dari dunia ini, bahkan Sekan tidak akan mampu mencapai kecepatan itu jika ia tidak menggunakan [Bintang Pengorbanan].
Di sisi lain, Luciel menunggu kedatangan dari dua wanita itu sembari memainkan pedangnya sesaat. Walau itu terlihat lama bagi Sekan, itu sebenarnya hanya terjadi dalam satu detik. Jadi dalam satu detik itu, Luciel bahkan mampu untuk jungkir balik selama sepuluh jdan bahkan ia sempat meregangkan tubuh fisiknya yang kaku. Menguap adalah sepotong kue baginya.
Ting!
Pedang Luciel beradu dengan pedang Lara dan Maria. Membuat ruangan terdistorsi. Tanah di sekitar mereka hancur karena kekuatan dashyat yang mereka keluarkan. Itu sama seperti kekuatan dari sihir [Aurora Bless] milik Luciel. Tidak, itu bahkan lebih dari sihir [Aurora Bless] yang terkompresi.
Mereka bertiga terus beradu pedang. Setiap pedang mereka saling berhantaman, sebuah percikan besar atau lebih tepatnya ledakan tercipta. Sebuah pemandangan yang menakjubkan. Itu karena Lara dan Maria bisa mengimbangi kekuatan Luciel. Serangan mereka berdua terkoordinasi dengan baik, seakan Lara dan Maria sudah merencanakan serangan itu.
Di sisi lain, Luciel masih bisa bertahan dan melancarkan serangan. Walau mereka seimbang, pihak Luciel masih memegang unggul sedikit. Karena Luciel lebih memiliki pengalaman soal memegang pedang dan berperang membuatnya memiliki keunggulan tersendiri. Terlebih, Luciel dulunya merupakan pendekar pedang terkuat di antara para malaikat. Skill berpedangnya sanggup untuk mengalahkan Michael yang menggunakan kekuatan penuh.
"Hentikan, Lara! Kumohon hentikan! aku tidak mau kehilanganmu!" ujar Sekan melihat Lara bertarung habis-habisan.
Sekan berdiri kembali setelah terpuruk dan memegang pedangnya dengan erat-erat. Ia sekarang tidak bisa menggunakan sihir apapun, itu membuatnya tidak bisa memberikan buff pada dirinya sendiri atau debuff kepada musuh. Jika ia bisa menggunakan sihir, ia akan memperkuat pertahanan dan serangannya dengan sihir tingkat tinggi [Grow]. Namun, sekarang Sekan bahkan tidak dapat menggunakan sihir tingkat terendah.
Ksatria terkuat dengan kemampuan menghancurkan setengah alam semesta ini---Sekan Fantasia---membulatkan tekadnya. Ia tidak ingin kehilangan siapapun lagi. Entah itu adiknya atau istrinya, Sekan akan melindungi Lara. "Lara! Setelah semua ini selesai, aku akan menikahimu!"
"Kakak?" Lara terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Sekan. Apakah Sekan sudah mengetahui dosanya atau belum, Lara tidak tahu itu. Yang pasti, Lara bahagia karena Sekan akan menikahinya, walau itu tidak akan pernah terjadi.
Sihir [Bintang Pengorbanan] tidak akan bisa dihentikan. Itu terus aktif sampai penggunanaya kehilangan energi. Kemudian sebagai bayaran atas buff luar biasa yang diberikan, jiwa pengguna akan dihisap. Apakah jiwa pengguna akan pergi ke surga atau neraka, atau bahkan bereinkarnasi kembali, tidak ada yang tahu. Sesuatu yang pasti dari itu adalah sang pengguna sudah dipastikan tewas apapun yang terjadi.
Dengan begitu, Sekan bergabung dalam pertarungan. Lara, Maria, dan Sekan menyerang Luciel secara beriringan. Ketika kekuatan mereka bergabung, mereka akan memiliki kekuatan yang dapat menghancurkan satu alam semesta. Itu berarti, secara teori mereka lebih kuat daripada Luciel. Apakah mereka bisa menang atau tidak, Luciel pun tidak tahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?
FantasiaSeorang siswa SMA bernama Devan Steviano menjalani kehidupan sekolahnya yang monoton. Ia menyukai kehidupan klise yang ia jalani setiap harinya. Suasana damai adalah yang ia nikmati. Merasakan damai dengan setiap bagian dari tubuhnya. Namun, itu sem...