Ini sudah sebulan semenjak kejadian itu. Kehidupanku juga sudah kembali normal. Hari-hari yang damai kembali kepadaku. Itu karena ketujuh murid pindahan menjaga jarak mereka terhadapku. Atau lebih tepatnya, mereka tidak ingin menganggu atau mengacau. Aku cukup bersyukur mereka semua sudah sadar diri. Seharusnya, mereka melakukan itu semenjak mereka pindah ke sini.
Apa yang terjadi setelah duel itu? Aku akan menjawabnya.
Setelah pertarungan di luar nalar manusia itu, aku langsung ambruk ke tanah. Itu karena aku sudah tidak bisa menahan lagi dan akhirnya jatuh tidak sadarkan diri. Tentunya aku dan Feri dilarikan ke rumah sakit. Waktu yang diperlukan untuk memulihkan diri diriku adalah tiga minggu lebih. Sedangkan untuk Feri, ia baru saja keluar dari rumah sakir kemarin. Namun, ia masih belum pulih sepenuhnya.
Luka yang didapatkan Feri lebih parah dibandingkan dengan lukaku. Jika aku hanya mendapatkan luka di pipi dan dada, Feri hampir di seluruh tubuhnya. Hampir seluruh tulang-tulangnya remuk, tulang rusuknya patah dan itu menekan paru-parunya, dan itu hampir mematahkan tulang belakangnya. Jika tulang belakangnya hancur, aku yakin ia tidak dapat berjalan lagi. Feri harus berterima kasih kepadaku karena aku tidak mematahkan tulang belakangnya.
Pertarungan itu menaikan reputasiku. Semua orang tunduk padaku. Beberapa orang yang dulu merundung diriku, langsung meminta maaf ketika aku masuk sekolah. Mereka menghormatiku sebagai siswa terkuat di sekolah. Itu seakan aku telah menjadi penguasa di sekolah. Jujur saja, itu merepotkan untuk orang yang sepertiku. Padahal, aku tidak ingin terlalu mencolok. Aku akan membiarkan itu karena kehidupan damaiku telah kembali.
Sepulang dari rumah sakit, aku harus menghadapi sebuah situasi mengerikan. Itu tidak lain dan tidak bukan adalah pengambilan nilai. Para siswa menyebutnya dengan ulangan, sedangkan untuk para guru menyebutnya Penilaian Akhir Semester atau PAS. Itu biasa dilakukan menjelang akhir semester ganjil yang dilaksanakan di awal bulan Desember. Seluruh mata pelajaran akan disertakan dalam Penilaian Akhir Semester. Sungguh mengerikan, pikirku.
Kenapa aku harus pulang seminggu sebelum PAS?
Setidaknya, aku mempunyai waktu tujuh hari untuk belajar. Begitulah yang ingin kukatakan, tapi tidak dapat kukatakan. Diriku kembali terjebak dalam lingkaran setan yang mengerikan. Tidak ada jalan keluar dari lingkaran ini. Aku juga tidak dapat kembali. Lingkaran setan yang membuatku bermalas-malasan, menelanku dalam kebahagiaan duniawi. Benar-benar mengerikan. Godaan untuk menonton anime, membaca light novel dan manga membuatku melupakan yang namanya belajar.
Apa itu belajar?
Aku tidak tahu. Aku akan menamatkan light novel yang keluar ketika aku dirawat. Banyak episode anime yang kulewatkan juga. Jadi aku akan melupakan belajar dan menyelesaikan ini semua. Jika masih memiliki waktu, mungkin aku akan belajar. Itu mungkin saja kalau aku memiliki niat.
Pada akhirnya, aku sama sekali tidak belajar. Aku melaksanakan Penilaian Akhir Semester tanpa belajar sama sekali. Soalnya menurutku cukup mudah jika itu bukanlah hitung-hitungan. Itu berbeda dengan soal yang memiliki hitung-hitungan seperti matematika dan ekonomi. Aku langsung menyerah dan memilih jawaban yang menurutku benar. Begitulah yang kupikirkan, namun berbeda dengan kenyataannya.
Soal hitung-hitungan yang diberikan kepadaku sangatlah mudah. Soal penilaian PAS yang diberikan sama seperti ketika tes. Aku merasa bodoh karena mengkhawatirkan itu.
Walau para murid pindahan itu tidak mengangguku lagi, mereka tetap membantuku. Setidaknya, mereka berguna untuk hal ini. Mungkin aku akan berterima kasih dan meminta maaf nanti.
Berbeda dengan hasil penilaian sebelumnya, hasil kali ini sangatlah memuaskan. Atau harus kubilang itu terlalu memuaskan. Seluruh nilaiku sempurna, tidak ada yang salah. Semuanya mendapatkan nilai seratus. Itu sedikit membuatku ngeri betapa mudah mereka memanipulasi nilai. Seakan seluruh sekolah ini adalah milik meteka dan mereka dengan senang hari bermain-main di sini.
Mau bagaimana pun, mereka semua telah merombak negara ini. Aku yakin Menteri Pendidikan telah diganti dengan bawahan mereka. Bukan hanya menteri saja, seluruh pejabat mungkin telah diganti oleh mereka. Itu untuk memudahkan mereka melakukan segala sesuatu di dunia ini. Perlu diingatkan lagi, mereka adalah iblis, bukan manusia sepertiku.
Jika ditanya aku sudah menerima kalau diriku adalah Raja Iblis atau tidak, aku akan menjawab dengan tegas kalau aku tidak akan menerima itu. Dari yang kutahu, Raja Iblis adalah sosok yang memiliki kekuatan luar biasa. Bisa dibilang kalau Raja Iblis itu adalah sosok overpower. Itu berbanding terbalik dengan diriku. Aku sama sekali tidak memiliki kekuatan. Aku hanyalah manusia lemah. Tidak mungkin aku adalah Raja Iblis.
"Akhirnya, sekolah selesai juga," gumamku memasukan buku ke dalam tas.
Ini adalah hari terakhir sekolah pada tahun ini. Besok liburan telah dimulai. Walau dibilang besok adalah liburan, aku sama sekali tidak berlibur. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, aku mungkin akan terus mendekam di kamar selama dua minggu berlibur. Lagipula, tidak ada hal yang menarik untuk dilakukan ketika berlibur. Keluargaku juga tidak berlibur. Jadi, aku akan mendekam di kamar seperti biasa.
Begitulah yang kupikirkan, namun kenyataan mengkhianatiku.
"Ayah sama ibu mau pergi berlibur ke luar negeri. Kamu jaga rumah sama yang lain ya!"
Ayah dan ibuku tiba-tiba pergi berlibur. Alasannya mereka ingin berbulan madu. Aku tidak bisa menentang itu. Mereka juga sudah lama tidak bermesra-mesraan. Jadi, aku akan memberikan mereka waktu berduaan.
Jadi, rumah ini kini ditempati oleh delapan orang. Empat laki-laki, termasuk diriku, dan empat perempuan. Jumlah orang yang banyak tidak menentukan seberapa hidup rumahmu. Rumah ini benar-benar mati. Sangat sunyi dan sepi. Ini lebih seperti rumah hantu dibandingkan rumah yang ditempati delapan orang. Ya, aku tidak akan mempermasalahkan itu.
Rumah sepi berarti kedamaian, begitulah yang kupikirkan. Setidaknya sampai saat ini.
"Tuan!"
Suara itu sudah tidak asing di telingaku. Itu pastilah para wanita yang mengenakan pakaian maid.
Pertama adalah Desi. Seperti biasa, ia memakai pakaian maid yang terkesan lebih sopan dibandingkan yang lain. Walau begitu, postur tubuhnya masih terlihat jelas. Itu mungkin karena payudaranya yang terlalu besar. Secara keseluruhan, Desi sangatlah cantik menggunakan pakaian maid itu.
Kedua adalah Viani. Ia lebih terlihat anggun daripada cantik atau imut. Seperti yang diharapkan dari Viani, sikapnya sangat sempurna. Senyumnya sangat indah hingga aku berpikir Antartika akan meleleh karena senyumannya. Untuk pakaiannya, itu terlihat seksi. Ia merobek bagian pahanya, menampilkan paha seksi putih mulusnya. Sayangnya, aku tidak memiliki fetish paha.
Ketiga adalah Tania. Untuk dirinya, aku tidak perlu berkomentar, mungkin. Ia sangatlah imut menggunakan pakaian maid. Ditambah telinga kucing berwarna hitam, itu kombinasi yang sempurna. Para laki-laki mungkin akan mimisan melihatnya.
Terakhir adalah Bella. Mau bagaimana pun, ia terlalu terbuka. Pakaiannya sangatlah seksi. Jika pakaian yang lainnya menutupi hingga mata kaki, pakaian Bella hanya menutupi sepertiga pahanya. Itu menampilkan dengan jelas pahanya yang ditutupi oleh stocking berwarna hitam. Ditambah area bagian dadanya terlalu terbuka. Namun, lingkaran matanya merusak itu semua.
"Ada apa?"
Senyuman terlukis di bibir mereka semua. "Apa anda ingin berlibur?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?
FantasíaSeorang siswa SMA bernama Devan Steviano menjalani kehidupan sekolahnya yang monoton. Ia menyukai kehidupan klise yang ia jalani setiap harinya. Suasana damai adalah yang ia nikmati. Merasakan damai dengan setiap bagian dari tubuhnya. Namun, itu sem...