Chapter 68. Dunia Atas

93 6 2
                                    

"Jangan pergi kau, Brengsek!" teriak Raphael bersiap mengayunkan pedangnya ke kepala Devan. Ia menaruh seluruh energi yang bahkan bisa menghancurkan dunia atas itu ke pedangnya dan bersiap menebas kepala Devan apapun yang terjadi.

"Kau Archangel yang keras kepala." Jari telunjuk Devan mengarah ke arah Raphael. Saat itu, Raphael bisa melihat inti kehancuran yang super padat dan sangat terkonsentrasi terarah ke dirinya. "Lebih baik kau mati saja, Deather!"

Seketika, tubuh fisik Raphael runtuh karena tidak bisa menahan sihir instant death yang diarahkan kepadanya. Ia bisa merasakan rasa yang sangat sakit seakan dirinya disiksa dalam waktu yang tidan terhingga. Itu bahkan berefek pada inti keberadaannya di dunia atas. Tanpa di sadari oleh Raphael, inti keberadaannya retak. Walau sudah mencoba meregenerasi diri, itu tidak bisa menutupi keretakan inti keberadaannya.

Dalam sekejap saja, kesadaran Raphael berpindah ke dunia atas. Ia telah mati secara fisik hanya karena sihir instant death milik Devan. Itu membuatnya malu. Padahal dirinya adalah salah satu dari Archangel terkuat, tapi dirinya malah mati oleh raja iblis yang baru membangkitkan kekuatannya. Saking malunya Raphael, ia ingin sekali membunuh dirinya dengan cara menghancurkan inti keberadaannya. Tapi, ia sama sekali tidak bisa melakukan itu.

"Aku tidak pantas menjadi Archangel. Aku adalah malaikat yang tidak berguna," gumam Raphael yang menyesali perbuatannya.

Hebell adalah dunia fisik yang diberikan oleh Tuhan kepadanya untuk dijaga. Ia sangat bahagia ketika diberikan dunia dimana seluruh pahlawan sejati berawal. Dirinya bersumpah akan menjaga Hebell dan tidak akan membiarkannya hancur tanpa sepengetahuan Raphael. Dengan [Otoritas Sub-Tuhan], Raphael mengawasi Hebell dari dunia atas.

Ketika ia melihat Sekan dan Rikka terpojokan dan bahkan hampir mati, Raphael langsung turun ke Hebell. Namun dirinya malah menjadi bulan-bulanan dari anak buah Devan. Bahkan mode Archangel King bukanlah apa-apa bagi Devan. Ia tidak tahu bagaimana caranya Devan bisa menghindari serangan Raphael yang memiliki kecepatan lima belas kali kecepatan cahaya. Benar-benar sesuatu yang tidak masuk di akal bagi Raphael.

Bukan hanya menghindari serangan Raphael, Devan bahkan bisa menghancurkan tubuh fisik Raphael yang memiliki regenerasi tingkat dewa. Di waktu yang berhenti, seharusnya regenerasi milik Raphael masihlah berjalan. Tapi, ia bahkan mengalami keruntuhan instan. Bukan itu saja, inti keberadaannya bahkan hampir hancur karena sihir instan death itu.

"Sebenarnya, keberadaan macam apa itu? Aku bahkan tidak bisa mengukurnya," gumam Raphael kembali mengingat tentang Devan.

Apa yang ada di pikiran Raphael saat ini adalah Devan. Ketika Devan bangkit, ia merasakan sesuatu yang tidak masuk akal untuk seukuran dirinya. Kekuatannya bahkan bisa menghancurkan dunia atas semudah bernapas. Di hadapan Devan, Raphael merasa kecil karena kekuatan tersembunyi milik Devan yang tidak terbatas. Di tubuh fisiknya, Raphael bahkan merasa merinding.

"Ada apa, Malaikatku yang manis?"

Tiba-tiba, terdengar suara yang datang entah darimana. Suara itu indah dan menenangkan. Suaranya melebihi indahnya kicauan burung di pagi hari. Siapapun akan luruh karena suara itu. Tanpa diberi tahu, Raphael tahu siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan tuannya, sosok yang menciptakan dunia ini beserta dengan dimensi yang tidak terhingga. Bahkan, Raphael sampai dibuat bingung dengan struktur alam semesta ini.

"Oh, Tuhan! Ada perlu apa sampai anda masuk ke dunia atas?" tanya Raphael dengan nada sopan. Ia bahkan berlutut dan menundukan kepalanya, padahal ia tidak tahu dimana tuannya berada. Mau bagaimana pun, tuannya itu Maha Hadir.

Benar, itu adalah Sang Penguasa atas seluruh dunia yang tercipta. Diri-Nya adalah sosok yang menciptakan dunia beserta dengan konsepnya. Ia adalah eksistensi yang melampaui segala. Konsep dimensi, ruang-waktu, dll. Karena Tuhan yang menciptakan itu, tentunya ia melampui semua itu. Tidak akan lucu kalau Tuhan malah tidak bisa melampui apa yang ia ciptakan.

"Tadinya aku hanya mengunjungi Lazuaril di dunia atas sana, tapi karena aku menemukan sesuatu yang menarik, aku jadinya mampir ke sini," jawab Sang Pencipta dengan suaranya yang lemah lembut.

"Lazuaril? Ah, eksistensi 11D itu. Aku tidak tahu bagaimana dirinya dan aku hanya bisa mempercayai kalau ada dunia yang lebih tinggi dari dunia atas," ujar Raphael mengingat dengan sosok bernama Lazuaril.

Sang Pencipta tertawa karena mendengar apa yang dikatakan oleh Raphael. "Untungnya kau tidak seperti para iblis yang menganggap kalau dunia atas dan dunia bawah adalah dimensi yang tertinggi. Bagi Lazuaril, kalian semua bahkan lebih rendah dari fiksi belaka,"

Tadinya, Raphael beranggapan seperti itu. Ia menganggap tidak ada yang lebih tinggi daripada dunia atas selain Tuhan yang berada diluar dimensi dan mengamati segalanya dari sana. Anggapan itu hancur ketika Tuhan mengungkapkan keberadaan Lazuaril kepada mereka semua. Bukan hanya Lazuaril saja, ada banyak eksistensi lain yang diungkapkan.

Salah satu yang membuat Raphael terkejut adalah seberapa bodoh anggapanya itu. Dunia atas bukanlah dunia yang paling tinggi, karena ada dunia yang lebih tinggi dan itu tidak terhingga. Tuhan mengungkapkan ini dengan menyebutnya sebagai 'Dimensi yang tidak terhingga'. Seperti yang dikatakan, tingkatan dunia ini tidak terhingga. Ini bukanlah sesuatu yang horizontal, melainkan vertikal. Berarti, dunia atas bahkan lebih rendah daripada fiksi dibandingkan eksistensi di atas yang tidak terhingga.

Apa yang lucu di sini adalah penggunaan kata tidak terhingga. Jumlah dunia ini adalah tidak terhingga, begitu pula dengan luasnya. Sekarang, tingkatan dimensi menjadi tidak terhingga. Apalagi, semuanya digambarkan dengan pengibaratan sumbu simetri pada lingkaran. Untuk pengibaratannya, Raphael tahu kalau itu akan lebih mudah untuk dipahami, walau akan menjadi lebih terbelit-belit.

"Apa yang terjadi, Raphael?" tanya Sang Pencipta langsung pada intinya.

Terkadang, Raphael merasa aneh dengan Sang Pencipta. Padahal ia Maha Tahu, namun dirinya masih saja menanyakan itu. Raphael hanya bisa mengira kalau Tuhan lebih menyukai sosok yang jujur. Mau bagaimana pun, Raphael tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Tuhan.

"Raja Iblis membangkitkan kekuatannya, Hebell hancur, dan aku tidak bisa mencegahnya," jawab Raphael dengan wajah menyesal.

"Jadi begitu. Tapi, mengapa Raja Iblis masih terjebak di tubuh 3D-nya? Bukankah ia seharusnya sama seperti diriku, yaitu melampui dimensi?" tanya Sang Pencipta dengan nada seakan bertanya-tanya.

Itu juga membuat Raphael bertanya-tanya. Ia memang melihat kebangkitan raja iblis dan ia sudah memastikannya kalau Devan adalah Raja Iblis. Tapi, entah mengapa Devan masih terjebak di tubuh fisik, sedangkan kekuatannya bisa menghancurkan dunia atas semudah bernapas. Padahal, seharusnya Devan menjadi eksistensi yang lebih tinggi. Tidak, eksistensi yang melampui dimensi sama seperti Tuhan.

"Saya tidak tahu mengapa,"

"Jadi begitu, ya. Kalau begitu ...,"

Tiba-tiba, muncul sosok remaja laki-laki dengan wajah tampan. Dari wajahnya, ia seumuran dengan Devan. Wajahnya sangat tampan dan itu membuat Raphael terpana. Rambutb hitam disertai dengan mata merah cerah berpadu dengan tampannya wajah asia. Ia memiliki wujud yang terlalu sempurna untuk seorang manusia.

"Aku akan turun ke dunia fisik untuk mengetahui itu." Benar, itu adalah Sang Pencipta dengan wujud fisiknya. Sangat indah hingga pada titik seluruh manusia di alam semesta yang tidak terhingga akan merebutkan dirinya.

"Turun ke dunia fisik?"

Raphael tahu ia tidak bisa melawan kehendak Tuhan. Ia hanya bisa patuh dan menaati apa yang di perintahkan Tuhan. Lagipula, ia diatur untuk selalu setia kepada Tuhan. Tapi, ini semua karena kesalahannya. Karena kegagalannya dalam melindungi Hebell, Tuhan harus sampai turun tangan. Karena itu, Raphael merasa bersalah.

"Tenang saja, kau tidak salah apa-apa, kok." Tuhan dengan wujud fisiknya tersenyum dengan sangat indah. Jika Antartika adalah manusia, ia akan langsung meleleh karena senyum itu. Dengan begiru, Tuhan turun ke dunia fisik.

Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang