Chapter 45. Tindakan Pencegahan Penyusupan

110 14 0
                                    

Gelap.

Segalanya benar-benar gelap.

Dimana ini?

Aku tidak bisa menggerakan kedua tanganku. Apa yang terjadi?

Ketika aku sadar, segalnya berubah menjadi gelap. Tidak ada cahaya yang masuk ke dalam mata, itu mungkin karena kedua mataku di tutup kain. Cukup kencang hingga terasa sedikit menekan kepalaku. Sebelumnya aku dibawa ke tempat yang gelap oleh Rikka, setelah itu aku tidak tahu lanjutannya. Yang aku adalah ada seseorang sepertinya menjebakku.

Tanganku tidak bisa digerakan. Sangat jelas kalau diriku diikat di sebuah kursi kayu. Aku tidak tahu ala tujuannya, tapi orang yang melakukan ini mengetahui identitasku. Walau aku tidak mau mengakuinya, aku tetaplah raja iblis. Anehnya, orang yang mengikatku ini mengetahui kalau aku adalah raja iblis. Padahal, identitasku sudah ditutupi dengan sempurna oleh Viani dan kawan-kawannya. Pasti ada sesuatu yang bocor.

Aku tidak mau bersuara. Jika aku berbicara, orang di balik ini akan melakukan sesuatu. Adegannya akan menjadi klise ketika aku tersadar. Pasti orang itu akan mengatakan 'selamat pagi' atau 'apa kau sudah sadar?'. Setelah itu, mereka akan mengintrogasiku. Keadaan akan menjadi buruk jika kemungkinan buruk terjadi. Kemungkinan jika mereka menyiksaku sangatlah tinggi. Kemungkinan itu bahkan lebih tinggi daripada ketinggian gunung Everest.

Lebih baik aku berpura-pura tidak sadar untuk sekarang. Ini adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Untuk selanjutnya, aku akan menyerahkannya kepada diriku di masa depan. Pastinya aku atau yang lainnya akan melakukan sesuatu.

Ngomong-ngomong dengan yang lainnya, Feri dan lainnya pasti tidak akan tinggal diam. Jika aku tidak sadarkan diri karena sihir, berarti aku sudah tertidur selama sembilan belas jam lebih. Pastinya Feri dan yang lainnya akan curiga jika aku tidak kembali. Mereka akan mencari-cariku. Jika tidak ketemu juga, kemungkinan mereka akan melakukan kerusuhan untuk menemukanku sangatlah besar. Lagipula, aku mengizinkan mereka menggunakan kekuatannya ketika situasi buruk terjadi.

Itu ketika malam sebelum berangkat ke sini. Kami semua berkumpul di ruang tamu dan menonton televisi bersama. Awalnya aku tidak ingin menonton televisi, karena acara yang ada di sana sangatlah buruk layaknya sampah. Aku lebih baik belajar matematika selama tiga belas jam daripada harus menonton acara televisi ampas selama sejam. Acara televisi masa kini benar-benar buruk hingga berita yang tidak berguna harus disiarkan.

Sebenarnya, aku memiliki kekuatan untuk mengatur media massa. Dengan bawahan Desi yang berada di berbagai stasiun televisi, aku bisa mengubah acara televisi sesuka hati. Desi juga pernah menawarkan itu kepadaku, tapi aku tidak mau melakukannya. Walau aku menguasai media massa, akan sangat mencurigakan jika acara televisi berubah dalam hitungan detik. Apalagi, selera rakyat negara ini cukup buruk.

Aku tidak bermaksud untuk menghakimi, tapi memang begitulah pendapatku.

"Tuan?" panggil Tania. Ia mematikan ponsel yang digunakannya dan menghadap diriku. Oh iya, mereka bertujuh memiliki ponselnya masing-masing dan parahnya itu adalah ponsel flagship. Itu berbanding dengan diriku yang ponselnya sudah lama.

"Kenapa?" aku menengok ke arah Tania dengan malas. Jujur saja, aku sedikit mengantuk saat ini.

"Jika di dunia itu adalah situasi buruk, apa kami boleh menggunakan kekuatan kami?" tanya Tania meminta izinnya.

"Apa maksudnya?"

Tania membenarkan posisinya sehingga ia duduk dengan punggung yang lurus. Nampaknya, ia mencoba bersikap untuk menjadi pelayan yang baik. "Maksud saya, ada kemungkinan nantinya kalau ada situasi buruk. Mengingat kalau identitas kami adalah iblis dan identitas asli anda adalah raja iblis, tidak menutup kemungkinan kalau ada peristiwa tidak terduga. Karena pada dasarnya pahlawan sejati adalah musuh bagi iblis, pastinya ada kejadian yang tidak diinginkan. Ketika itu terjadi, bolehkah kami menggunakan kekuatan kami untuk melindungi anda?"

Aku menganggukan kepala memahami perkataan Tania. "Jadi begitu. Tapi, seberapa besar kekuatan kalian?"

Kali ini, Feri yang mengangkat suaranya. "Kami mengukur kekuatan berdasarkan potensi serangan kami. Viani dengan kekuatannya bisa menghancurkan satu alam semesta, sedangkan aku yang terkuat di antara kami bisa menghancurkan sepuluh alam semesta."

Aku tidak pernah menyangka kalau Viani yang terlemah di antara mereka. Namun, kelebihan Viani adalah ia lebih memahami diriku dibandingkan dengan yang lain. Aku tidak tahu apakah itu kelebihan atau bukan, aku akan mengabaikannya. Kedua terlemah adalah Firman atau Mammon, ia memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa dan kekuatannya bisa menghancurkan tiga alam semesta.

Berbicara tentang kekuatan, Tania adalah kasus khusus. Feri mengklaim dirinya sebagai yang terkuat di antara mereka semua. Itu tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Memang Feri merupakan yang terkuat di antara mereka bertujuh ketika masih memiliki kesadaran diri. Jika lepas kendali, Tania merupakan yang terkuat di antara mereka. Kekuatan terbesar yang pernah tercatat ketika ia marah adalah ia bisa menghancurkan lima belas alam semesta. Itu dua kali lipat dari kekuatan aslinya.

"Ya, boleh-boleh aja sih. Tapi, jangan sampai kalian menghancurkan satu dunia pun," jawabku mengizinkan mereka menggunakan kekuatan untuk melindungiku.

"Siap, Tuan!"

Jujur saja, mereka semua terlalu overpower. Potensi mereka semua kecuali Viani adalah Multiverse. Namun bukan mereka saja, diriku juga tanpa sadar memiliki kekuatan yang tidak masuk akal. Aku tidak tahu apa itu [Otoritas Sub-Tuhan], namun kekuatan dalam itu bisa mengacaukan alam semesta yang kutempati. Aku juga bisa menghancurkan hukum dan konsep dunia, memanipulasi sebab-akibat, mengabaikan batas fisik, dan lain-lainnya. Kalau aku tidak menyadari kekuatanku, mungkin akan menjadi mirip dengan Suzumiya Haruhi.

Begitulah aku mengizinkan mereka menggunakan kekuatan. Aku harap mereka menggunakan kekuatan untuk menyelamatkanku saat ini.

"Apakah kau belun sadar juga?" tanya seorang pria tepat di depanku. Aku rasa diriku mengenal suara itu. "Padahal efek dari sihir itu seharusnya telah hilang, namun kenapa kau tidak sadar diri?"

Ya, itu karena aku berpura-pura tidak sadarkan diri.

"Apakah kau mati karena mantranya terlalu kuat?" tanya orang itu lagi. "Apa kau benar-benar raja iblis?"

Walau aku tidak mau mengakuinya, aku ini tetaplah raja iblis.

"Kalau Feri Lucinatan dan yang lainnya merupakan jenderal iblis, remaja ini pastilah raja iblis. Tidak diragukan lagi!"

Itu suara Rikka si jal*ng brengs*k yang menjebakku. Jika aku sudah bebas, aku akan memerintahkan yang lainnya untuk menyiksamu. Nantikan saja itu, j*lang brengs*k!

"Oh, Rikka! Bagaimana dengan pergerakan para jenderal iblis?" tanya orang itu kepada Rikka.

"Mereka sedang mencari remaja ini, membuatnya semakin jelas kalau remaja ini adalah raja iblis."

Uhuk! Uhuk!

Sial! Tanpa sadar aku malah terbatuk. Penyamaranku akan terbongkar!

"Oh, kau sudah sadar rupanya. Kalau begitu, mari kita mulai  'Tindakan Pencegahan Penyusupan'."

Orang itu membuka penutup mataku. Membuat kedua mataku terbuka dan langsung dihantam oleh cahaya-cahaya yang berada tepat di atasku. Sangat menyilaukan dan aku menyipitkan mata. Sialnya, aku belum bisa memastikan identias orang itu.

Ketika aku membuka kedua mataku, betap terkejutnya diriku. Walau aku sudah menduganya kalau dia adalah orang dibalik ini, itu tetaplah membuatku terkejut. Itu karena ia tersenyum dengan senyuman yang tidak menyenangkan sama sekali. Senyuman itu berisikan teror yang tidak pernah kuhadapi. Sangat mengerikan sehingga senyuman teror para iblis bukanlah apa-apa.

Orang dibalik ini semua adalah Sekan Fantasia.
-----------------------------------------
Nama : Satania - Satella Tania
Ras : Iblis - Jenderal Iblis
Umur : ???
Gelar : Wrathful Queen
Sihir : Sihir Kehancuran
Potensi Serangan : Tujuh Alam Semesta | Lima Belas Alam Semesta jika lepas kendali
Resistensi : ???
Kemampuan : ???

Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang