Buk!
"Arggh!" aku merintih kesakitan begitu sebuah tinju menghantam perut. Rasanya perih ketika kepalan tangan Sekan mengenai perut. Ini sudah ke beberapa kalinya ia menghantamkan pukulan ke perutku. Walau aku tidak bisa memastikannya, aku yakin perutku penuh dengan lebam.
Jangan ditanya mengapa aku begitu tenang walau sedang disiksa. Aku sebenarnya sangat kesakitan karena dipukul beberapa kali, siapapun pasti akan kesakitan. Aku juga takut karena melihat beberapa benda yang terbuat dari logam dan berlumuran darah ditaruh di atas meja depanku. Itu seperti mereka akan menyiksaku dengan cara mencabut kuku atau gigiku. Membayangkannya saja sudah membuatku takut. Jadi, dipukul seperti ini saja bukanlah apa-apa bagiku.
Setelah dipukul beberapa kali, aku nerasa kalau diriku ini ingin memuntahkan seluruh isi perut. Bahkan air liur sudah mengalir dengan deras dari mulutku karena aku menganga ketika dipukul. Jujur saja aku sangat kesal dan ingin meninju mereka semua. Namun aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu. Kekuatan yang kumiliki, yaitu [Otoritas Sub-Tuhan] yang kelihatannya ngecheat tidak bisa kuaktifkan begitu saja. Jika aku tahu cara mengaktifkan kekuatan itu, aku tentu saja bisa menghiraukan batasan fisik dan merobek-robek mereka.
[Otoritas Sub-Tuhan] memanglah kekuatan yang sangat curang. Aku menjadi otoritas tertinggi di alam semesta yang kupijak. Berarti nasib alam semesta itu berada di tanganku. Mengacaukan tatanan alam semesta adalah sepotong kue jika memiliki kekuatan ini, bahkan kekuatannya bisa menghancurkan hukum dan konsep alam semesta. Itu tidaklah masuk akal jika diriku sama sekali tidak terikat hukum dan konsep. Itu berarti jika alam semesta yang kupijak mengalami kiamat, aku tidak akan ikut serta di dalamnya. Namun sayangnya, aku tidak menemukan cara untuk mengaktifkan kekuatan itu.
Di sisi lain, Sekan sepertinya menikmati waktu jetika ia mendaratkan pukulan ke perutku. Ia tersenyun lebar hingga senyumannya menyentuh mata. Aku menjadi ragu apakah dirinya benar-benar pahlawan atau iblis berwujud manusia. Atau pahlawan sejati hanyalah sekedar julukan untuknya.
Dari yang kudengar, pahlawan sejati merupakan suatu ranah atau posisi. Untuk manusia, itu adalah sub-spesies yang memiliki kekuatan. Artinya, itu adalah sebuah ras yang tercipta dengan atribut suci. Ada beberapa orang dari dunia lain yang mencapai ranah ini dan berevolusi menjadi pahlawan sejati kemudian ditranfer ke dunia ini. Menjadikan seluruh penduduk dunia ini adalah pahlawan sejati. Yang paling lemah memiliki kekuatan untuk menghancurkan planet seukuran Venus dan yang paling kuat memiliki kekuatan untuk menghancurkan setengah dari alam semesta. Itu adalah kenyataan yang konyol mendengar mereka semua memiliki kekuatan tidak masuk akal.
"Mari kita ke tahap selanjutnya!" ujar Sekan dengan senyumnya yang mengerikan, semakin membuatku bertanya-tanya tentang identitas aslinya.
"Uhuk! Uhuk!"
Tiba-tiba, aku terbatuk ketika Sekan berpaling dariku dan itu membuatku terkejut. Bukan karena suara batuk yang keras atau dahak yang menyertainya, itu karena aku batuk darah. Setelah itu, aku merasakan sakit dan perih di tenggorokan. Rasanya seperti hanya ada darah di tenggorokan yang iritasi. Itu seperti menaruh garam di atas luka. Sangat perih hingga membuatku ingin menangis.
Apa yang menantiku selanjutnya hanyalah rasa sakit dan keputusasaan. Aku sudah mendapatkan teror yang sangat nyata dari para iblis, namun aku mendapatkan teror yang lebih besar dari manusia. Aku sudah bisa memastikan nasibku selanjutnya. Tidak ada rute lain selain kematian jika ini terus berlanjut.
"A-apa kau benar-benar pahlawan sejati?" tanyaku dengan suara terbata-bata sembari menahan rasa sakit dari rasa perih di perutku.
Sekan berbalik kepadaku, ia masih memasang senyum mengerikannya. "Apakah raja iblis pantas bertanya seperti itu? Kau hanyalah sosok yang membawa kehancuran dimana-mana."
Aku hanya bisa mengembuskan napas lelah atas jawaban atau pertanyaan yang dilontarkan Sekan. Benar-benar menyebalkan, pikirku hampir mengucapkannya. "Memangnya, aku ini benar-benar raja iblis?"
"Sekarang kau menyangkal kenyatan? Sudah ada banyak buktinya, loh!"
"Aku yakin itu hanyalah spekulasi-mu yang keliru. Aku hanyalah manusia biasa," ujarku mencoba mengulur waktu sebanyak mungkin.
Tiba-tiba, Sekan menghampiri diriku. Wajahnya menjadi terlihat kesal dan senyum yang tadi menggantung di bibirnya menghilang. "Apa kau benar-benar tidak ingin mengakuinya?"
"Apa kau ini buta? Sudah jelas kalau aku ini adalah manusia," jawabku dengan nada kesal. Jujur saja, aku ingin sekali menghancurkan tengkoraknya.
Entah mengapa, percakapan ini menjadi tidak jelas. Padahal aku tadinya hanya bertanya-tanya tentang identitas aslinya. Namun entah mengapa, ini menjadi pertanyaan tentang identitas aslinya. Mau bagaimana pun, aku adalah manusia secara fisik dan mental. Walau pada kenyataannya aku adalah raja iblis, aku tetaplah manusia jika dilihat darimana pun.
"Aku akan bertanya padamu, apa yang membuatmu yakin kalau aku ini adalah raja iblis?" tanyaku mengintrogasi Sekan. Sebenarnya niatku melakukan ini adalah agar Sekan melepaskanku. "Mau dilihat darimana pun aku ini manusia biasa. Bagaimana kau yakin kalau aku adalah raja iblis?"
Sekan tersentak mendengar pertanyaanku. Nampaknya ia tidak memiliki argumen untuk melawanku. Itu seperti ia hanya menganggapku raja iblis berdasarkan spekulasi saja. Ini seperti kau menganggap teori sains hanyalah teori padahal kau sendiri tidak mencoba mencari tahu kebenarannya. Hanya ada satu kata untuk itu dan itu adalah dungu.
Sekarang aku mulai mengerti sifat Sekan. Jika ia adalah karakter anime, maka ia adalah karakter utama yang naif dan plin-plan. Seluruh keputusan yang dibuatnya hanya berdasarkan perasaan dan tanpa perhitungan. Menjadikannya karakter utama yang bodoh dan hanya menjadi beban bagi orang lain.
"Aku saja tidak memiliki kekuatan seperti kalian, bagaimana mungkin aku adalah raja iblis?" tanyaku dengan nada semakin kesal. Semakin lama, diriku semakin ingin menghancurkan jiwa Sekan hingga berkeping-keping. Itu bukan berarti diriku ini kejam, tapi Sekan pantas untuk mendapatkannya. "Kalian berdua yanya menuduhku tanpa alasan yang jelas dan menyiksaku untuk kesenangan kalian saja!"
Rikka yang berada di ujung ruangan juga nampaknya terdiam tanpa berkata-kata. Mrreka berdua sepertinya tidak memiliki argumen lain. Betapa bodohnya menculik orang dan menuduhnya. Ini seperti kau mengambing hitamkan seseorang atas kejahatan orang lain. Aku sering melihat ini, bahkan mungkin polisi di negaraku melakukan itu. Tanpa alasan yang jelas, mereka menuduhku. Aku jadi tidak yakin mereka memiliki bukti.
"DIAM!!!" teriak Sekan melayangkan sesuatu di tangannya. Itu adalah bola besi yang terlihat sangat berat.
Plak!
Bola besi itu menghantam pipi kiriku dengan sangat keras. Membuat tulang pipi dan rahang bawahku hancur. Bahkan beberapa gigiku patah dan jatuh ke lantai. Tubuhku juga ambruk bersama dengan kursi yang terikat denganku. Membuatku benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi. Ketika aku menyadarinya, rasa sakit menyebar ke seluruh tubuhku. Darah mengalir melalu mulutku yang menganga lebar dan tidak busa dibuka. Aku hanya bisa berteriak dan merintih kesakitan.
Sakit! Sakit! Sakit!
Aku tidak bisa menutup mulutku. Rasanya seperti tulang rahang bawahku sudah tidak ada. Aku juga tidak bisa menggerakan tulang rahang. Hanya ada rasa sakit yang luar biasa di sana. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuh dan sampai ke otak. Membuatku menjerit kesakitan. Aku lebih baik mati saja daripada merasakan rasa sakit yang luar biasa ini.
Setelah memukulku dengan bola besi, Sekan terengah-engah. Ia nampaknya sudah tersulut emosi karena tidak bisa melawan kata-kataku. Dirinya benar-benar seperti karakter utama anime yang naif dan menyusahkan. Menurutku karakter seperti itu lebih baik mati saja daripada harus menjadikan cerita yang ada menjadi buruk.
"Diam kau, Raja Iblis!" teriak Sekan mengangkat bola besi dan siap untuk menghantamkannya.
---------------------------------------
Nama : Lucifer - Feri Lucinatan
Ras : Iblis - Jenderal Iblis
Umur : ???
Gelar : Prideful King
Sihir : Sihir Kehancuran dan Sihir Pemusnahan
Potensi Serangan : Sepuluh Alam Semesta
Resistensi : ???
Kemampuan : ???
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?
FantasiSeorang siswa SMA bernama Devan Steviano menjalani kehidupan sekolahnya yang monoton. Ia menyukai kehidupan klise yang ia jalani setiap harinya. Suasana damai adalah yang ia nikmati. Merasakan damai dengan setiap bagian dari tubuhnya. Namun, itu sem...