48 : The Innocence Guy

857 114 52
                                    

kenapa fast up?
Ini tuh sebenernya satu chapter sama yg kemarin, cuma karena kepanjangan jadi idbagi dua.

makasih ya untukvote dan komennya:)

🖤

"Aku tidak tau."

Taecyeon memandang pemuda dalam balutan seragam serupa dengan targetnya lalu mengangguk paham, "Terima kasih kawan," dia memberi kode ke beberapa temannya, dan melangkah pergi meninggalkan pemuda itu bersama seorang gadis kecil disampingnya.

"Anak SMA sialan! Berani-beraninya dia mencuri di markas kita!" Gertakan itu di layangkan oleh Chansung, yang langsung disetujui oleh Wooyoung dan Nickhun.

"Itu dia!" Wooyoung menyeru, ketika mendapati tubuh tinggi di antara kerumunan yang begitu menonjol.

Saat seruannya itu terdengar, Chanyeol lantas berlari dengan keempat pria itu dibelakangnya. Mencari-cari celah jalan namun yang ditemukannya adalah jalan yang buntu.

Sial, pekik Chanyeol, dia memandang sekitar namun keempatnya persis berada di belakangnya dengan wajah sangar.

Chanyeol menggertakkan gigi, "Lepaskan aku!"

"Kau pikir kau bisa kesal sekarang? Seharusnya kau kesal saat kami memintamu mengembalikan barang kami dengan baik-baik," balas Wooyoung, tanpa belas kasih menendang kaki Chanyeol yang panjang hingga berlutut di tanah.

"Argh-brengsek!" Umpat Chanyeol, kedua tangannya kini di tahan Nickhun yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya.

"Sekarang beritahu dimana hadiah taruhan kita!" Chansung menghentak namun tak membuat ketakutan Chanyeol muncul. Malah pemuda itu tertawa sinis.

"Kenapa juga aku harus mengembalikannya? Aku sudah menjualnya," jawabnya mudah.

"Sialan!" Wooyoung baru akan melayangkan pukulan, namun Taecyeon yang sedari tadi menyimak menahannya.

"Kita sudah sepakat tidak ada kekerasan," Ujar Taecyeon. Bagaimanapun Chanyeol ini masih berstatus siswa, akan merugikan sekali jika mereka memukulinya. Jika dia mengadu, merekalah yang akan berakhir mendekam di penjara. Akhirnya mata elang itu kembali terarah pada Chanyeol, "Kalau begitu kami ingin uangnya kembali pada kami, itu barang kami, jadi kau tidak berhak menerima sepeserpun."

"Tidak mau," balas Chanyeol keras kepala, membuat keempat pasang lensa mata itu memandang nya nyalang, "Kalian sudah melakukan kecurangan, jadi anggap saja itu konsekuensi."

"Bocah ini-" ponsel Taecyeon berbunyi, menahan mereka untuk menghakimi Chanyeol sesegera mungkin, "Jangan lakukan apapun padanya."

Taecyeon pergi, meninggalkan ketiga temannya bersama Chanyeol untuk menjawab panggilan. Namun dia tak berpikir untuk kembali, saat kekasihnya yang tengah hamil di seberang sana memberitahunya bahwa dia sedang berada di rumah sakit.

Dan itulah tepatnya kapan Chanyeol meregang nyawa.

Jinyoung terdiam tanpa suara, memandang ke dalam mata serius Taecyeon yang kini mengusap kasar wajahnya -dalam hati pasti merasa kesal dan kecewa dia tak mencoba untuk kembali saja dan menyelamatkan nyawa Chanyeol terlebih dahulu sebelum menyusul wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.

Mereka berada di ruang interogasi setelah Jinyoung lebih dulu menyeret Taecyeon dari ruang sidang karena berpikir informasinya sangat penting. Mulanya, Jinyoung sedang berada di depan pintu ruang sidang dengan pikiran berkabut seusai menemukan sosok pria yang nampak mencurigakan dari sebuah rekaman CCTV saat Sehun melintasi sebuah jalan. Mereka mengobrol sedikit, dan akhirnya kecurigaan Jinyoung mengarah pada Taecyeon. Dia mulanya juga berencana menyusul pria itu di tempatnya tinggal, namun Taecyeon sendiri tiba-tiba hadir di tengah ruangan sambil menguak sedikit fakta yang mengancam Song Mino.

121Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang