up tiap hari untuk kalian, untuk bayar penasaran kalian yg tertunda beberapa bulan kemarin. vote, komen itu cukup guys hehe
🖤
"Kami berhasil melakukan penyelamatan untuk nyawanya, tapi maaf, banyak luka parah yang merusak beberapa sistem saraf dan organ tubuhnya. Beberapa tulang juga patah hingga saat ini dia harus memakai beberapa gips dan kami sudah memasang beberapa alat bantu untuk tuan Nam."
Joohyuk dinyatakan koma oleh dokter beberapa hari yang lalu, luka parah itu hampir merenggut nyawanya namun semua dokter ahli hari itu yang harus masuk satu persatu untuk menangani dia berhasil mengembalikan nyawanya. Mereka semua jelas bernafas lega untuk sesaat, namun ketika ingat bahwa koma tak selalu berakhir baik, semuanya kembali menunjukkan keresahan yang tak terbendung.
Selama beberapa hari itu, Sungkyung tak pernah absen untuk menjenguk Joohyuk. Dia selalu datang meski hanya sekedar menyapa atau melihatnya saja. Dia juga selalu bertemu dengan kedua orang tua Joohyuk yang menjaga putra sulung mereka, bergantian dengan Soojung dan Jongin juga dirinya. Sehun dan Minseok hanya sesekali menjenguk karena mereka memiliki urusan lain, Sehun dengan Seungwan dan Minseok dengan kasusnya.
Sujeong tidak begitu diberi kepercayaan oleh Sungkyung untuk kali ini karena dulu dia pernah berurusan dengan Mino dengan terpaksa. Untung saja adik kecilnya itu bisa menerima keputusannya dan memaklumi sedikit hati mereka yang masih khawatir.
Berbeda dengan Joohyuk yang masih belum memiliki perkembangan apapun, Seungwan justru semakin membaik. Dia kembali menata pelan-pelan dirinya yang lama untuk kembali, berbicara dengan perlahan dan pelan-pelan. Meski ketika dia harus menjawab pertanyaan Soojung atau Yerin atau yang lainnya, dia akan membisikkannya pada Sehun dan pria itu yang akan menyampaikannya. Masih ada sedikit keraguan tentang kepercayaan, namun mereka semua cukup lega mendengar Seungwan yang sudah mulai bisa bangkit dari depresinya.
Seperti pagi ini, Seungwan yang baru saja terbangun kembali diajak mengobrol oleh Sehun. Dengan pria itu yang memangkunya dan Seungwan yang duduk disana dengan malu-malu tersenyum tipis. Dia juga tak begitu pelit senyum lagi seperti sebelum-sebelumnya ketika mereka bersama. Namun lagi-lagi dia masih tak bisa mengumbarnya begitu banyak di hadapan teman-teman Sehun.
Sehun menautkan jemari-jemari mereka dengan erat, sementara salah satu tangannya melingkar di pinggang kecil Seungwan. Dia mengelus-elus sisi pinggangnya dengan lembut, memberikan Seungwan sensasi geli tersendiri.
Pria itu mencium pipi Seungwan yang memerah malu, "Apa kau selalu se-menggemaskan ini?" Sekali lagi dia mencuri sebuah ciuman di pipi Seungwan.
Wanita dalam pangkuannya itu mengangkat wajah dan menggeleng pelan, "Apakah iya?"
Sehun tau ini bukan kalimat pertama Seungwan yang dia ucapkan setelah masa-masa sulitnya, namun tetap saja Sehun merasa bahagia sekali. Setidaknya tidak sia-sia dia mencoba mengajak Seungwan untuk bercerita setiap hari, "Tidak tau. Tapi kau selalu malu begitu padahal seharusnya kau kan terbiasa."
"Aku... akan coba."
Sehun tak dapat menahan senyum manisnya, "Aku mencintaimu."
"Aku tau," Seungwan mengangguk-angguk, "Aku mencintaimu."
Apakah Seungwan bisa melihat betapa sumringahnya senyum Sehun yang lebar itu? Ini adalah kali pertama Seungwan mengucapkannya setelah sekian lama dia menunggu dan bersabar.
Sehun bersorak penuh kemenangan dalam hati, dia tak bisa menahan untuk tidak memberi sebuah ciuman mesra di bibir merah muda Seungwan. Maka dia menarik wanita dalam pangkuannya untuk berciuman, sementara Seungwan yang terkejut hanya membulatkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...