"Eonni belum bangun juga," gumam Sujeong kemudian mendudukkan diri kembali disamping Joohyuk. Baru saja dirinya masuk ke dalam kamar Sungkyung dan wanita tersebut masih terlelap pulas disana.
Joohyuk tersenyum simpul, kekhawatiran Sujeong belum juga sirna hingga saat ini, "Eonni-mu memang sangat kelelahan karena tidak bisa tidur untuk mencarimu Sujeong-ah."
"Aku tau," Sujeong menundukkan kepala penuh penyesalan, "Aku merasa bersalah padanya. Dia pasti sakit hati sekali padaku."
"Hey, apa kau ingat sesuatu?" Tanya Joohyuk tiba-tiba yang mendapat perhatian penuh dari Sujeong.
"Apa itu?"
"Eonni-mu tidak bisa marah padamu Sujeong, kau ingat'kan? Kau pernah merobek makalah presentasinya dan dia hanya diam membatu disana."
Sujeong tergelak pelan mendengarnya, "Ya, benar. Berbeda sekali ketika dia bersama oppa, eonni mudah sekali emosi menghadapi oppa."
Pria disampingnya mengusap lembut punggung Sujeong, merasakan bagaimana gadis itu juga merindukan kakak lelakinya yang sedari tadi terus ia tanyakan keberadaannya pada Joohyuk. Namun sebenarnya, Joohyuk lebih merasa ada ketakutan dalam diri Sujeong mengenai perilakunya jika saja nanti Sehun tau. Mengingat bagaimana dulu Sehun menjaga Sungkyung di titik terjatuh wanita itu, Sujeong tak berani jika dihadapkan dengan situasi dimana Sehun tau apa yang dia kerjakan disini.
Terlebih Joohyuk tidak mau berjanji, hanya Sungkyung yang bertekad menutupinya dari Sehun.
"Aku tidak akan menceritakan sekarang apa yang kau ucapkan untuk Sungkyung kepada Sehun, tapi aku tidak bisa berjanji untuk menjaganya," Joohyuk berdehem, "Sehun pasti akan meminta penjelasan jika nanti dia bertanya mengapa kau menolak untuk kembali, jawab saja sejujur yang kau bisa. Perihal hal-hal yang kemarin kau lakukan disini, itu keputusanmu dan Sungkyung untuk menjelaskannya pada Sehun. Berbeda jika kau merasa lebih baik bila aku yang memberitahu Sehun dan kau mengizinkannya."
"Dan dia akan membenciku."
"Tidak. Jangan pernah berpikir dia akan membencimu, Sehun tidak seburuk yang kau kira. Kau tau seperti apa oppa-mu itu Sujeong."
"Apa yang kulakukan akan melukainya juga pada akhirnya."
"Kau punya motif, kau punya alasan. Gunakan itu sebagai senjatanya."
Sujeong memandang dalam Joohyuk, pria itu tak sedikitpun mengalihkan tatapannya pada Sujeong. Prihatin, tenang.
"Terima kasih oppa, aku merasa lebih baik mendengar semua nasihatmu," Sujeong tersenyum lembut, "Aku bersyukur eonni dilindungi oleh pemuda sepertimu."
"Hal itu sudah seharusnya aku lakukan," Joohyuk mengangkat kepala ketika derap langkah terburu-buru mendekati mereka. Ia bangkit dari duduknya yang diikuti Sujeong dengan pelan sebelum berbalik, "Sehun, Jongin."
"Dimana Noona?" Tanya Jongin, sementara Sehun terdiam disampingnya.
"Dia berada didalam," jawab Joohyuk.
Mata Sehun lurus memandang gadis yang berdiri disamping Joohyuk tanpa sepatah kata, sama dengan Sujeong yang daritadi gelisah namun kini hanya mampu menunjukkan betapa dirinya merindukan pemuda tersebut. Kakaknya begitu hebat dimatanya, dengan setelah kerja yang masih melekat rapi ditubuh tinggi atletisnya, menandakan Sehun memang langsung datang kesini dari kantornya setelah mendengar Sungkyung masuk rumah sakit. Sujeong baru akan melangkah memeluknya ketika Sehun mengalihkan pandangan pada Joohyuk. Membuat Sujeong merasa kehadirannya tertolak disana.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sehun cepat.
"Dia baik-baik saja, sedang beristirahat," Joohyuk agak melirik Sujeong yang menundukkan kepala sebelum kembali pada Sehun dan Jongin bergantian, "Sujeong berada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...