46 : Innocence

862 126 41
                                    

nyari ide dan mood itu susah, hargai ya makasih ❤️

🖤

Rasanya Seungwan akan pingsan di depan rumah ketika polisi datang, menanyakan keberadaan pria pujaannya dan menunjukkan surat perintah penangkapan. Tapi Yeonseok sudah lebih dulu menahan tubuhnya, memaksa Seungwan untuk tetap berdiri dan menghadapi kenyataan dengan berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalanya.

Kini, Soojung, Sungkyung dan Seungwan terdiam di depan ruang interogasi dimana Sehun berada di dalamnya sementara Sujeong dan ayahnya menjaga Daehan di rumah. Ketegangan melanda mereka, menyisakan kehengingan panjang dan hanya suara polisi yang bolak-balik terdengar di sana.

"Kau!" Seungwan berdiri, tepat saat seorang pria yang diborgol polisi datang dengan seragam tahanan, begitu mengenalnya, lensa wanita tersebut langsung berapi bengis –menikam pria tersebut dengan kejamnya, "Sampai kapan kau akan menghancurkan hidup Sehun begini, hah?!"

Teriakan diiringi isakan Seungwan terdengar begitu menyakitkan, dia menunjuk-nunjuk wajah Mino dengan kasar dan Sungkyung dan Soojung harus berusaha untuk menghalanginya. Bahkan polisi juga ikut andil untuk menahan wanita tersebut.

Sungkyung juga tak kuasa memandang wajah Mino, membuat lukanya akan menganga bila dia harus berhadapan dengan mata tajam itu.

"Kenapa –kenapa kau tega sekali pada Sehun?! Apa kau tidak puas dengan hukumanku hah?! Kenapa kau tidak fokus membela dirimu saja di depan hakim daripada mencoba mengusik kami lagi?!" Air matanya jatuh ke tanah, memperlihatkan betapa hancurnya dirinya sekarang, "Kau, pria sialan! Enyah kau brengsek! Kau pantas di neraka! Kau–"

Nafas Seungwan bak berhenti, tertahan di akhir kalimat akhir hingga Seungwan jatuh ke pelukan Sungkyung dengan lemas, dia terduduk di tanah akibat kakinya yang lemas dan tak berdaya. Sakit di dadanya lebih lagi terasa saat otaknya mendadak mengingat baru semalam Sehun melamarnya, baru semalam pria itu mencoba untuk berlapang dada untuk memaafkan ayahnya, baru semalam Sehun begitu tenang dalam tidurnya –pagi ini pria itu harus pergi ke kantor polisi karena kesaksian pria biadab ini.

Pandangan sepasang retina itu terarah pada wanita menyedihkan yang jatuh terduduk di lantai itu, tanpa ekspresi, tanpa belas kasih. Seolah hatinya sudah hitam dan tertutup rasa kemanusiaan.

"Seungwan... Tenanglah," Sungkyung juga ikut menangis di sana, mengusap-usap punggung Seungwan seraya menggigit bibir bawahnya, "Sehun tak bersalah."

"Dia jahat sekali –kenapa dia selalu menganggu Sehun? Kenapa–hiks–" Seungwan mendongak demi memadukan matanya dengan lensa berdosa pria tersebut, "Pria biadab –apa kau tak pernah puas, hah?! Sampai sejauh apa kau akan melangkah –sampai kapan kau akan tetap seperti ini?!"

"Sampai dia merasakan hal yang sama denganku."

Tidak ada Seungwan yang lemah lagi, kakinya memaksa dia untuk kembali berdiri dan menyerang pria tersebut. Meneriakinya dengan makian kasar diiringi dengan jemarinya yang berusaha mencapai wajah Song Mino demi memberi nya sebuah tamparan keras agar pria itu sadar. Sakit di hati Seungwan semakin parah, dia bahkan tak tau bagaimana harus menyembuhkannya dirinya sendiri nanti tanpa Sehun di sampingnya.

🖤

"Aku tidak bersalah."

"Aku tidak pernah membunuh seseorang, aku bahkan tak dekat dengannya."

"Bagaimana bisa kalian mempercayai ucapan Song Mino?"

Lagi, lagi dan lagi, Sehun sudah mulai putus asa bagaimana harus meyakinkan kedua penyidik di hadapannya. Kepalanya mulai terasa sakit seiring dengan tekanan yang semakin diberikan oleh kedua pria itu, semua sendinya mulai lemas oleh waktu yang berjalan.

121Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang