Manusia berlalu-lalang diantara etalase, almari, dan rak T disana. Tengah mencari pilihan mereka untuk mereka beli dan bawa pulang ke rumah masing-masing. Penmpilan wanita-wanita itu jelas berbeda-beda. Dan jangan ditanya lagi bila hanya orang-orang ber-uang saja yang bisa datang kesini karena harga yang Sungkyung sediakan memang terlampau mahal untuk satu barangnya.
Namun meski begitu, harga tak menyurutkan minat para wanita fashion untuk mengabaikan barang-barang mahal ini.
"Hey, kau minat bekerja atau tidak sih?!"
Seungwan terperanjat, seketika sadar dari lamunan panjang yang tak berujung. Lensanya terpenuhi pada seorang wanita muda yang memasang wajah kesal kepadanya, mendelik dan nampak sekali sedang marah. Entah apa yang Seungwan lakukan beberapa saat lalu padanya hingga wanita itu begitu murka pada Seungwan.
"Aku–" kalimat Seungwan tertahan saat ia mencoba mengalihkan pandangan kearah lain, seluruh orang tengah menatapnya dengan heran sekaligus bingung. Gadis itu tertunduk dan menggigit bibir bawahnya gugup sebelum membungkuk dalam pada wanita dihadapannya, "Maaf nyonya. Saya sedang melamun tadi."
"Maaf?" cukup keras dan penuh tekanan, wanita tersebut nampak tak suka dengan sikap Seungwan, "Hanya maaf? Aku tersinggung sekali padamu yang tidak memperhatikanku! Kau pikir kau ini siapa, hah?! Bagaimana bisa Sungkyung memperkerjakan gadis yang hanya melamun sepanjang waktu?!"
Seungwan mengutuk dirinya, seharusnya ia tak melamun tadi. Seharusnya ia tidak memikirkan apapun dan hanya fokus pada pekerjaannya sekarang inu. Wanita itu pasti sedari tadi sudah bertanya atau menegur Seungwan, namun gadis tersebut malah tenggelam dalam lamunannya yang berujung.
Dan seharusnya juga ia tak perlu memikirkan apa yang terjadi diantara Sehun dan Mino karena Seungwan cukup sadar diri untuk tidak campur dalam kehidupan pria Oh itu. Namun semenjak malam dimana Sehun memintanya menjaga jarak dengan Mino, rasanya Seungwan tak bisa berhenti untuk memikirkannya. Terlebih ia tak pernah bertemu Mino akhir-akhir ini, semakin sulit untuknya melegakan rasa penasarannya itu.
Jangan harap untuk bertanya pada Sehun, nampak sekali tak ada niat pria itu memberitahu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka.
"Maaf sekali lagi nyonya," Seungwan kembali membungkuk, tak ada yang bisa ia lakukan selain meminta maaf.
"Nyonya nyonya," Yerin berada disamping wanita itu entah sejak kapan, ia tersenyum lebar dan ramah sembari menyentuh lembut pundak wanita itu. Seungwan meliriknya sendu dan Yerin hanya mengangguk singkat, mengisyaratkan pada Seungwan bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
"Kau bisa menanyakan hal yang perlu kau tau dariku. Temanku sedikit sakit hari ini, jadi ia tidak begitu fokus. Maaf ya nyonya."
Sang nyonya mendesis sebal pada Seungwan, "Kau sakit? Pulang sana! Tidak perlu bekerja kalau begitu."
"Maaf."
"Maaf, apa yang sedang terjadi disini?"
Sumber suara itu langsung mendapat perhatian, semua karyawan disana seketika mencoba kembali fokus pada kerjaan mereka. Sungkyung, atasan mereka, tak menyukai sebuah kegaduhan, maka dari itu Sungkyung memang langsung turun tangan sendiri ketika mendengar sebuah keributan bahkan sekecil apapun terjadi di kantor mode-nya ini. Ketika langkah tungkai langsingnya hinggap didapartement perhiasan, ia mendapati Seungwan tengah menunduk dihadapan wanita muda yang menggunakan pakaian mewah. Wanita tersebut terus memasang pandangan tak sukanya pada Seungwan yang tak berdaya itu.
Sungkyung menempatkan dirinya di samping Seungwan dan memandang wanita dihadapannya, "Apa yang terjadi nyonya Cha?"
Nyonya Cha, yang seperti disebutkan Sungkyung melipat tangan didepan dada, melempar tatapan intimidasi pada Seungwan, "Ya Oh Sungkyung! Lihat karyawanmu ini! Bisa-bisanya kau mempekerjakan gadis tak becus sepertinya! Aku ini pelanggan, seharusnya dia lebih memperhatikanku dan bukan melamun seperti ini! Dia kira dia siapa hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...