07 : Rejected

2.4K 279 50
                                    

Karena Sungkyung masih menimang-nimang pekerjaan apa yang cocok untuk Seungwan dibawah naungan perusahaannya, jadi hari ini Seungwan hanya berada sebentar saja di bangungan megah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena Sungkyung masih menimang-nimang pekerjaan apa yang cocok untuk Seungwan dibawah naungan perusahaannya, jadi hari ini Seungwan hanya berada sebentar saja di bangungan megah itu. Setelahnya gadis itu pergi belanja ke supermarket atas paksaan Sehun. Pada awalnya Seungwan berpikir untuk belanja di pasar tradisional saja karena harganya lebih terjangkau disana. Namun Sehun malah mengantarnya ke supermarket dan meninggalkan gadis tersebut disana. Memberi Seungwan instruksi untuk pulang sendiri menggunakan taksi karena ia tak bisa menjemputnya. Seungwan yang tak bisa menolak karena toh uang yang ia gunakan juga milik Oh Sehun hanya iya-iya saja tanpa bisa menolak.

Mendorong troli-nya dibagian bahan pangan sembari beberapa kali berhenti dan menyentuh benda yang ada disana dengan gumaman kecil adalah hal yang Seungwan lakukan. Ketika barang yang sekiranya ia butuhkan berada dihadapannya, Seungwan memasukkannya ke dalam troli tanpa keraguan sedikitpun.

Hari ini ia berencana untuk memasak makanan spesial untuk Sehun. Seungwan benar-benar ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya meski mungkin saja Sehun tidak membutuhkannya. Kemarin ia sudah, melakukannya, namun tiba-tiba Sehun marah padanya. Mengeluarkan uang untuk biaya hidup Seungwan yang tidak besar-besar sekali itu bagaikan membeli permen karet bagi Oh Sehun. Harta berlimpahnya itu tidak akan langsung habis hanya karena Seungwan.

Bahkan, jika suatu saat Sehun mulai bangkrut, ia masih memiliki noona yang tak kalah kaya daripada dirinya.  Seperti Sehun yang tinggi menjulang, tampan, dan cerdas, Sungkyung memiliki tubuh bak seorang model yang terbiasa melangkahkan kaki jenjangnya diatas catwalk. Perusahaan yang ia dirikan membuktikan bahwa meskipun ia wanita, ia tak kalah hebatnya dari sang adik. Ah, Seungwan jadi berpikir bagaimana cara orang tua mereka bisa melahirkan anak yang sempurna seperti keduanya.

Selesai membeli bahan-bahan memasaknya, Seungwan mendorong trolinya menuju kearah depan supermarket dan mencari taksi kosong. Beberapa kali ia melambai, sayangnya justru seperti tak terlihat. Jika ia ingin menggunakan bus, itu tandanya ia harus membawa semua belanjanya yang banyak sekali itu berjalan menuju halte yang jaraknya lumayan jauh dari sini.

"Mau aku bantu?"

Seungwan menoleh ketika sebuah suara menginterupsinya. Seketika lensa gelap gadis tersebut dipenuhi sesosok wajah tampan seorang pria yang berekspresi datar. Tak ada senyum, namun tak mengurangi kadar ketampanan pria tersebut. Malah Seungwan merasa ekspresi datar itu sangat cocok dengan wajahnya.

"Ti–tidak usah, aku bisa sendiri," Seungwan mencicit diakhir kalimatnya.

Pria tersebut menggeleng, "Aku memperhatikanmu daritadi dan kau kesulitan. Biarkan aku mengantarmu pulang."

Mata Seungwan seketika melebar. Tidak, mereka bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Bagaimana bisa pria ini menawarkan diri untuk mengantarnya pulang? Bagaimana jika ia memiliki maksud terselubung pada Seungwan?

"Tidak. Aku hanya perlu memanggil taksi," Seungwan masih batu untuk menolak.

"Taksi bahkan tidak melihatmu, nona."

121Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang