– hope you guys didn't forget the storyline
and happy reading –Seungwan lagi-lagi harus memuntahkan isi perutnya yang terus menerus tak nyaman untuk diisi. Ini bukan hari pertama lagi kehamilannya, tapi sudah kesekian hari namun mualnya tetap tak berubah. Tak ada makanan yang masuk dalam perutnya, tak ada asupan apapun yang betah berada dalam perutnya. Merepotkan.
Seungwan mendengus sebelum mencuci mulutnya. Dia berdiri untuk memandang pantulan wajahnya di cermin, sangat menyedihkan. Dia seperti tak mengenali dirinya sendiri dengan pipi tirus begitu, bibir yang pucat.
"Apa yang kau mau sayang? Apa yang harus ibu lakukan untukmu?" Gumam Seungwan pelan, sembari mengelus lembut perutnya yang masih rata.
Pening sekali, Seungwan kali ini merasa kepalanya sedikit pusing. Dia keluar dari kamar mandi dan merebahkan tubuhnya kembali. Rasanya sudah seminggu Seungwan hanya berada diatas ranjang, sesekali bangun jika Sungkyung datang untuk menengoknya.
Seolah menggantikan kehadiran Sehun yang tak kunjung kembali, Sungkyung mencoba untuk memenuhi segala kebutuhan Seungwan. Dan itu nyatanya sedikit membantu Seungwan meski beberapa kali Seungwan bertanya perihal keberadaan Sehun yang masih membuatnya entah mengapa merasa bersalah. Dia merasa dirinya-lah yang membuat Sehun jauh darinya, jika saja hari itu Sehun belum tau mungkin pria itu akan datang kepadanya.
Seungwan lelah, dia juga sudah mencoba untuk menghubungi Sehun namun Sehun jelas sekali menolak itu. Dia tak pernah mengangkat telepon Seungwan atau membalas pesannya. Dia tau Sehun membutuhkan waktu, tapi ini terlalu lama. Seungwan tak bisa menunggu lebih lama lagi.
Seungwan sadar betul dia benar-benar rendah saat ini, dimana dia memohon-mohon agar Sehun datang setiap hari. Dia ingin Sehun kembali, dia sangat ingin Sehun dapat menerima kehadiran bayi mereka. Dia ingin membangun keluarga kecil mereka bersama tapi Sehun tidak menginginkannya seperti dirinya menginginkan pria tersebut.
Jika mengingatnya kembali, Seungwan ingin menangis saja. Tidak tau sampai kapan Sehun akan memperlakukannya seperti ini.
Suara ponselnya berbunyi, Seungwan meraihnya secepat kilat. Sebuah senyum tipis terukir, itu Soojung.
Sesekali Soojung suka mengiriminya foto jika dia sedang bersama Sehun. Dan kali ini Soojung nampak sedang sarapan bersama Jongin, Sehun dan seorang pemuda lagi di sebuah cafe. Sehun nampak tak menyadari kamera Soojung jadi dia tetap berbincang saja.
Sehun nampak baik-baik saja, tidak terlihat gelisah atau bimbang seperti Seungwan. Dia tak begitu memikirkan bagaimana nasib Seungwan, tak seperti yang Seungwan kira. Kenyataan ini sedikit menyesakkan Seungwan.
Seungwan senang, tentu saja. Meski dia tau Soojung hanya iseng mengiriminya, namun itu cukup membuat rindu Seungwan terobati. Soojung bahkan mungkin tak tau apa yang terjadi diantara mereka.
"Terima kasih," Seungwan mengeja ketikannya dengan senyum sedikit lebar.
Hei bagaimana kalau aku kesana nanti malam
Seungwan sedikit menimang-nimang, sebelum membalas.
Boleh saja
Bawakan aku tteokboki yaKau mengidam ya?
Seungwan terdiam lama, "Apa iya?"
Hey aku hanya bercanda hahaha
Oke akan aku bawakanSeungwan tersadar dari lamunannya dan membalas secepat kilat. Setelah pertemuannya dengan Soojung pertama kali, mereka jadi cukup dekat meski hanya lewat chat. Dirinya memang sedikit membatasi untuk bertemu orang lain karena orang-orang akan menyadari perubahan Seungwan nantinya. Seungwan merasa cocok dengan Soojung yang memiliki kepribadian sarkas namun begitu periang. Tapi Seungwan tetap tak lupa dengan Yerin yang masih bekerja sementara Seungwan mengatakan dia akan berhenti sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...