Seungwan membuka matanya yang bengkak ketika dia rasa aroma besi menyeruak di penciumannya. Secercah cahaya dari atas kepalanya membantu Seungwan untuk melihat keadaan sekitar. Tak ada orang, hanya dinding-dinding kusam yang dicoret-coret dengan pilok. Seungwan duduk diatas kursi, kaki dan tangannya diikat dengan tali putih yang juga kusam.
"Dimana ini?"
Monolog Seungwan sendiri, entah ada yang mendengar atau tidak.
"Hallo! Apa ada seseorang disini?!"
Tidak ada yang menyahut, ingatan Seungwan berputar pada kejadian semalam. Dia pergi bersama supir dan pelayan milik keluarga Oh namun ditengah perjalanan pelayan itu diseret keluar dan Seungwan dibawa pergi oleh sang supir. Dia dibius saat sedang mencoba menghubungi Sehun dan setelahnya Seungwan tak ingat apapun.
Dia diculik, garis besar dari ingatannya.
"Aku masih mau hidup..." Gumam Seungwan, "Tolong siapapun yang ada disana, bisakah kalian mendengarmu?! Ada seseorang disini!"
Jeritannya tak membuahkan hasil, tak ada yang datang dalam lima belas menit. Ketakutkan mulai melanda jika saja memang dia sengaja ditinggal disini untuk mati sendirian. Hingga sebuah langkah sepatu yang mendekat membuat Seungwan yang menyerah bangkit kembali.
"Siapa itu? Kau bisa mendengarku, kau–"
Dari remang-remang dibalik tembok depan, tubuh tersebut tidak jauh berbeda dengan tubuh Seungwan. Dia menggunakan jubah hitam hingga kakinya, menutupi seluruh tubuh yang Seungwan yakini wanita. Dalam gelap begini, Seungwan tak bisa melihat rupa wajahnya yang hanya terlihat setengah dari penutup kepalanya.
"Hallo."
Seungwan mengerutkan kening, dia belum pernah mendengar suara lembut ini yang baru saja menyapanya. Tapi terserah, dia membutuhkan pertolongan sekarang.
"Hallo, kau bisa mendengarku dari luar? Tolong aku, aku diculik dan diikat sendirian disini," jelas Seungwan berharap penuh. Dia percaya wanita ini penyelamatnya, dia pasti datang karena mendengar jeritannya.
Hembusan nafas dari dalam dada terdengar, seperti sebuah tawaan remeh. Sang wanita mengangkat tangannya, membuka penutup kepalanya dengan gerakan pelan yang Seungwan tunggu dengan cemas. Masih dibawah remang-remang dan membuat Seungwan belum bisa melihatnya jelas, wanita itu maju dengan perlahan ke bawah cahaya matahari dari atas jendela kaca yang kotor.
Seungwan menyipitkan matanya, hanya sebuah senyum miring yang tertangkap di penglihatannya sebelum sebuah wajah sempurna mulai nampak. Seketika matanya membulat sempurna dan dia rasa seluruh organnya berhenti saat itu juga. Nafasnya tercekat, dan penglihatannya mendadak buram.
"Mengenalku, hm?"
Wanita itu tak lain adalah Kang Seulgi, berdiri dengan angkuh dan tegap disana. Matanya menusuk Seungwan sampai ke dalam, memandang wanita tersebut bagai dia adalah iblis yang datang ke kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...