Sehun.
Mata Seungwan membola, bibirnya bergetar. Kepalanya yang terasa pening mencoba untuk menoleh pada Yerin. Gadis itu tak kalah terkejutnya dari Seungwan.
Sementara Sehun yang masih berdiri beberapa langkah dari keduanya menautkan alis. Pandangannya jatuh pada gadis manis yang duduk disamping Seungwan. Dengan beribu pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya, hanya satu kalimat yang ia ucapkan dan jelas ditujukan pada Seungwan;
"Ikut aku," perintahnya lalu masuk ke kamar tanpa berniat menyapa Yerin yang berstatus sebagai tamu sedikitpun.
Raut wajah Sehun yang datar memunculkan perasaan tak baik dalam hati Seungwan. Kentara sekali pria itu akan marah atau memakinya lagi kali ini. Namun sebelum benar-benar menuruti Sehun, Seungwan lebih dulu memandang Yerin yang menatapnya penuh pertanyaan.
Seungwan tau apa isi kepala Yerin saat ini, apalagi kalau bukan;
"Bagaimana bisa, Seungwan?" suara Yerin mencicit. Melihat ketakutan yang mewarnai raut Seungwan, ikut menimbulkan kekhawatiran pada Yerin.
"Aku-aku akan menjelaskannya nanti, Yerin-ah," Seungwan bangkit dari duduknya, memegang bahu Yerin, "Tunggulah disini sebentar."
"Tapi Seungwan..."
Seungwan tersenyum kecil, berusaha menenangkan Yerin yang gelisah. Padahal Seungwan-lah yang lebih patut gelisah dan resah disini.
Yerin akhirnya hanya bisa memandangi punggung kecil Seungwan yang menjauh darinya. Memendam segala rasa penasarannya dan berharap bahwa pria tadi-yang Yerin kenal bernama Oh Sehun, adik dari atasannya, Oh Sungkyung, tidak melakukan hal berbahaya pada sahabatnya.
Pintu tertutup rapat dan retina Seungwan jatuh pada Sehun yang berdiri tegap ditengah ruangan dengan tenang. Memandangi Seungwan yang bergetar hebat mendekat padanya menggunakan obsidan tajam menusuk. Berdiri dihadapannya sembari tertunduk, berusaha menghindari pandangan kedua lensa mengerikan tersebut.
Sehun menarik nafas dalam, menyelipkan jemari-jemari panjangnya disaku celana kain hitam, memandang Seungwan serius, "Siapa yang mengizinkanmu membawa orang kemari?"
Seungwan tertegun mendengar kalimat dingin yang terasa begitu dalam baginya, terlebih kedua mata itu begitu mengintimidasinya, "Tidak ada," jawab Seungwan kelu.
"Kalau begitu kenapa kau berani membawa temanmu itu kesini, hah?!"
Sehun menggertak dan Seungwan mendecit takut. Dalam hati berharap Yerin tidak akan mendengar suara keras pria tersebut karena ia tak mau Yerin tersinggung pada sikap Sehun yang seolah tak menerima kehadirannya di apartement ini-bukan seolah lagi, tapi memang tidak suka.
Sehun seribu kali menyeramkan daripada ketika terakhir kali ia membentak Seungwan.
"Aku... Kesepian," cicit Seungwan masih dengan kepala yang tertunduk, tidak ingin sedikitpun mengadukan lensanya dengan obsidan kejam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...