23 : Realizing

1.5K 197 56
                                    

Sungkyung dan Joohyuk jalan berdampingan menelusuri lorong sekolah yang kini ramai oleh murid-murid. Banyak yang membaca buku disana, ada juga yang sekedar berbincang dengan temannya, ada pula yang sibuk menjahili teman sebayanya. Ciutan burung diluar digabung dengan riuhan suara para muda-mudi ini mendamaikan pagi Sungkyung yang setia menebar senyum meski pilu.

Joohyuk memandang wanita tersebut dalam, "Kau punya harapan yang besar sepertinya," ia membuka suara, mengusir kediaman diantaranya dan Sungkyung meski keributan siswa siswi sedang berlangsung.

"Ya, tentu saja," Sungkyung balas menatapnya, "Aku bahkan berharap bisa membawa pulang adikku hari ini."

"Kita lihat saja, kau tau aku bersamamu, Noona."

"Ya, aku tau," ucap Sungkyung singkat.

Mereka sampai diruang tata usaha, bertemu dengan kepalanya langsung karena tadi malam Joohyuk sudah mengusahakan untuk membuat janji dengannya. Ketika pintu ia membuka kantor tata usaha untuk mempersilahkan Sungkyung masuk, seorang pria paruh baya yang masih nampak bugar menyambut mereka.

"Tuan Nam Joohyuk?" Tanya pria tersebut.

"Mr. Shin?" Joohyuk dan Mr. Shin tersebut saling menjabat tangan, "Senang bertemu dengan Anda, ah ya, ini Oh Sungkyung, yang memiliki keperluan dengan Anda," Joohyuk mendorong pelan punggung Sungkyung untuk menghadap Mr. Shin.

Sungkyung melebarkan senyum manisnya, "Senang bertemu Anda, Mr. Shindong," siapanya sembari membalas uluran tangan Mr. Shin.

"Senang juga bertemu dengan kalian. Aku minta maaf sekali tadi malam sedang tidak ada di rumah ketika kalian datang, ada beberapa hal yang harus aku dan keluargaku urus diluar rumah," jelas Mr. Shin penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa, lagipula salah kami juga tidak membuat janji terlebih dahulu," balas Joohyuk yang disetujui oleh Sungkyung.

"Mari kita ke ruanganku untuk membicarakan keperluan kalian," Mr. Shin mengarahkan Sungkyung dan Joohyuk ke ruangannya yang berada dipojok kantor luas ini. Sembari mengikut langkah kaki Mr. Shin, Joohyuk mendapati beberapa pegawai tata usaha disini terdengar memuji mereka. Entah mungkin karena penampilan Sungkyung dan Joohyuk yang membawa khas modern di kota Seoul.

"Silahkan duduk," Mr. Shin duduk dikursi putar tunggal dihadapan Sungkyung dan Joohyuk yang kini duduk berdampingan. Menelaah ruangan ini, Sungkyung menyimpulkan sebagai ruangan klasik yang dimiliki oleh pegawai kantor biasa. Beberapa rak berisi buku dan loker yang dipenuhi berkas nampak dibeberapa sudut ruangan.

"Jadi, apa yang bisa saya bantu?" Tanya Mr. Shin langsung kepada inti pembicaraan mereka.

Joohyuk melirik Sungkyung yang terdiam sebentar, nampak menyiapkan kalimat yang akan mereka gunakan untuk menjelaskan kepada Mr. Shin.

"Aku sedang mencari adikku yang sudah lama hilang, kudengar dia bersekolah disini sekarang," buka Sungkyung pelan-pelan.

Mr. Shin menyimaknya dengan seksama, memerhatikan raut wajah tenang Sungkyung yang pintar menyembunyikan kekhawatirannya.

"Kami mencarinya untuk membawa ia kembali pulang ke Seoul."

"Apa dia kabur?"

"Tidak, bukan itu alasannya," Seungwan menggeleng pelan, "Ada beberapa masalah yang terjadi di masa lalu yang mengharuskan dia pergi bersama ibu kami, semenjak itulah kami terpisah."

"Siapa namanya?"

"Sujeong, Oh Sujeong."

Mr. Shin lantas terdiam, keningnya berkerut-kerut. Nampak memikirkan sesuatu dalam benaknya yang mungkin sedikit ia lupakan.

121Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang