komen dan vote dulu ya :) udah mendekati akhir dan masih nyider? musnah aja sana:)
🖤
Ketika Sujeong begitu larut dalam keterkejutannya akan kehadiran sang pria dari beberapa tahun silam, Sungkyung mengingatkan kepada seluruh pengawal mereka untuk mengejar sang pria namun nyatanya itu tak membuahkan hasil. Pelariannya seolah menegaskan kepada mereka bahwa dirinya tak mau terlibat sedikitpun dalam kasus yang membelit Sehun.
Namun pertanyaannya adalah –mengapa dia tiba-tiba muncul di saat semuanya mulai rumit kembali? Kenapa dia baru datang ketika justru Sehun-lah yang tertuduh? Kemana dia selama ini?
Jongin mencoba lebih dulu untuk mencari tau identitasnya, kalau diingat-ingat dialah yang tersisa untuk mengungkap misteri pria berjaket denim yang segar dalam ingatan Sujeong itu. Joohyuk masih berada dalam koma panjangnya, Minseok sudah tak mungkin kembali sementara Sehun harus menerima fakta bahwa dirinya lah yang harus mendekam di balik jeruji besi untuk sementara ini. Dengan berbekal rekam jejak CCTV sekitar dan kesaksian Sujeong juga ingatannya yang dalam, Jongin harus menemukan siapa pria tersebut.
Bersamaan dengan hari yang berlalu begitu suram, polisi yang sibuk mendapatkan bukti, Jongin yang berusaha menemukan sang pria, Sungkyung yang membantu Jongin bersama Soojung, Sehun yang hanya bisa pasrah tanpa dipercaya oleh siapapun, tinggallah Seungwan di dalam rumah besar tersebut hanya bersama dengan Daehan. Yeonseok bahkan juga mulai sibuk untuk mencoba mengembalikan citra sang putra di hadapan publik juga mau tak mau mengurus segala pekerjaan Sehun yang tertunda.
Polisi masih tak mengizinkannya untuk bertemu dengan Sehun, yang mana membuat setiap malam penuh kegundahan Seungwan hanya diisi dengan deraian air mata juga doa-doa panjang yang dia harap akan Tuhan dengarkan. Tidak ada yang bisa dia lakukan, apapun itu karena dia tak tersangkut sedikitpun di masa lalu Sehun yang suram. Meski Sungkyung juga terus mengingatkannya untuk tak usah memikirkan hal-hal yang begitu berat dan hanya cukup fokus pada Daehan juga kestabilan emosinya, tetap saja Seungwan tak bisa duduk tenang dan hanya menunggu hari berganti di kamarnya yang terasa muram.
Tidak ada televisi, tidak ada ponsel, tidak ada internet, bahkan Seungwan sudah seperti dikurung bak Rapunzel di Castle-nya sana. Untuk menjaga kesehatan mentalnya, juga untuk kemanannya, Seungwan mau tidak mau menurut atau tidak publik juga orang-orang yang marah di sana akan mengincarnya lebih dulu.
"Oh Sehun tak pantas hidup, dia membunuh anakku dan kami sekarang hidup dalam kesengsaraan. Seharusnya Chanyeol tak berakhir tragis begitu, putraku yang malang…" wanita tua itu menutup bibirnya yang bergetar seiring dengan lelehan air yang membasahi wajah keriputnya, "Aku ingin dia di hukum seberat-beratnya… keadilan untuk putraku Chanyeol…"
Sungkyung memandang nanar layar komputernya yang menyala tengah menampilkan seorang pasangan paruh baya seusia ayahnya namun terlihat lebih menyedihkan tengah di wawancarai oleh salah satu stasiun televisi di negaranya. Nampak jelas sekali mencoba menjatuhkan reputasi Sehun yang kini disebut sebagai penjilat ludah sendiri –dimana semua orang menuntut hukuman yang berat untuknya setelah kasus Park Chanyeol terangkat kembali. Mengingat Sehun juga pernah berdiri mencari keadilan untuk Sungkyung dan Seungwan, juga Minseok dan Joohyuk, membuat publik marah besar saat Song Mino bersaksi hal yang semua dia lakukan pada mereka karena Sehun sudah lebih dulu memulainya.
Betapa menyedihkannya adiknya tersebut yang tak berdosa malah mendapat kecaman yang tak sepantasnya dia terima. Menambahkan catatan panjang pengalaman mengerikan yang perah terjadi dalam hidupnya selama dua puluh enam tahun terakhir ini. Entah sampai kapan Tuhan akan sadar untuk membuat Sehun bisa bernafas lega dan tertawa lepas tanpa memikirkan apakah hari esok dia akan diuji lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...