Dia baru kau kenal.
Dihari itu, diwaktu siang itu.
Mata mereka bertemu dan sebuah isyarat bahwa kehidupan mereka akan terjalin erat mulai lahir. Lewat sebuah uluran tangan yang bahkan tak terbalas, hidupmu dan dia dimulai.
Semua orang tau, kebahagiaan yang luar biasa ketika kita menemukan seseorang yang tepat untuk hadir dalam hidup. Berdiri disampingmu lalu mengucapkan seutas kalimat yang mampu mengembalikan senyum dibibir. Merangkul erat tubuhmu disaat dunia terasa sulit untuk kau jalani seorang diri. Berada dibelakangmu untuk memberi semangat atas segala keputusan yang kau buat. Menggenggam erat jemari dan memberi kekuatan untukmu kembali berdiri.
Disebut sebagai sahabat, namun kau menganggapnya lebih dari itu. Ia bak saudara kandung yang tak pernah lepas darimu apapun keadaannya. Tanpa sadar, hubungan itu menjadi ketergantungan. Hampa, gelisah, dan resah akan hadir disaat ia jauh darimu, kau diam-diam mengkhawatirkannya.
Kau menyangkal itu Cinta, namun begitulah kenyataannya.
Kau tidak tau, bahwa dia mencoba menjebakmu dan merangkulmu pada sebuah lubang hitam yang disebut penderitaan.
×
"Noona."
Sungkyung yang sibuk menulis diatas kertasnya menoleh, memandangi adik lelakinya yang terlihat melangkah kearahnya bersama seorang lelaki lain. Sungkyung yang cerdas dengan mudah menebak bahwa lelaki itu adalah teman adiknya, Sehun.
Sehun tersenyum dan menarik temannya semakin dekat pada kakak kesayangannya, "Ini Song Mino, anak temannya ayah," ujar Sehun penuh semangat memperkenalkan teman barunya pada sang kakak.
Gadis berusia 19 tahun itu meletakkan penanya kemudian berdiri dari posisinya yang semula duduk manis, "Hai Mino," Sungkyung mengulurkan jemari dengan senyum cerah, "Aku Oh Sungkyung, kakak Sehun."
"Dia juga temanku dari kelas sembilan," timpal Sehun.
Mino yang semula tak berekspresi nampak memandang jemari Sungkyung yang menggantung sebelum matanya memutar. Menatap kedua bola mata gadis cantik dihadapannya berkedip, seolah menunggu balasan uluran tangan seorang lelaki Song.
Keadaan hening sesaat, kedua manusia yang Sehun kenal itu hanya saling melempar pandang tanpa berucap sepatah kata. Tapi Mino memang pendiam ketika bertemu dengan orang baru, beda dengan Sungkyung yang dari dasarnya memang mudah akrab dan ramah. Meski sesekali mulut pedasnya berulah menyakiti hati orang lain–dan Sehun adalah korban sehari-harinya.
"Jangan berpandangan terlalu lama, kalian bisa jatuh cinta."
Sungkyung dan Mino langsung menyudahi acara berpandangan mereka dan Sungkyung nampak mendelik pada Sehun.
"Cih, aku tidak sudi dengan berondong seperti dia."
Sehun mengulangi perkataan kakaknya dengan dialek meledek yang kemudian dihadiahi jitakan pada kening mulus Sehun. Kakak beradik itu tertawa renyah, tak tau bahwa seorang lain disana memiliki deskripsi sendiri dari perkataan Sungkyung.
Tak tau bahwa kalimat singkat Sungkyung itu memberi pengaruh berbeda untuk Mino, tak tau bahwa dihari itu–
adalah awal dari kehancuran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
ФанфикFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...