Song Mino tak balik menatap Kim Doyoung ketika mereka berpapasan di lorong, namun ketika lensa kelam itu memutar, ia mendapati Minseok berdiri jauh di belakang punggung Doyoung. Sekelilingnya sudah mulai ramai, security mengerumuninya dan karyawan yang hendak lewat berhenti disana hanya untuk menyaksikan hal yang akan terjadi.
Doyoung mendesis, ingatannya kembali pada ketika Song Mino datang ke kantor milik Sehun ini dengan langkah tak berat. Tidak tau bagaimana caranya resepsionis dibawah sana meloloskannya, kini ia hampir sampai di ruangan Sehun yang pemiliknya sedang tak berada disana. Doyoung sendiri yang melihatnya akan membuka pintu ruangan tersebut. Lama sekali Mino menjawab pertanyaannya perihal tujuan pria Song itu kemari. Namun pria itu hanya diam dan memandang remeh pada Doyoung yang kemudian memaksanya memanggil seluruh petugas keamanan guna berjaga-jaga hal yang tak diinginkan.
Mino menaikkan sebelah alis, kini beralih pada Minseok yang diam jauh disana, "Apa aku terlihat seperti seorang penjahat, Hyung? Kau tau'kan aku pemilik Song Corporation?" Tak ada jawaban untuk Doyoung, sebalikanya pertanyaan gurauan pada Minseok.
Diremehkan begitu bukan berarti Minseok hanya akan diam disana dan mendengarkan. Kaki-kaki terlabut celana kain hitam itu maju dengan pelan, santai, bahkan tak ada ketegangan sedikitpun diwajahnya. Mino bukan orang yang patut untuk ia takutkan.
"Apa tujuanmu kesini?" Minseok membuka suara, dalam dan tetap tenang.
"Oh," Mino memasukkan kedua jemari di kantung celananya, mengendikkan bahu tegapnya sebelum menjawab enteng, "Aku ingin bertemu Oh Sehun."
"Kau belum membuat janji dengannya," Doyoung menjawab tegas, dipenuhi amarah dalamnya.
"Apakah perlu? Hey, aku ini sahabatnya, anak kecil."
"Cih, sahabat jidadmu," Doyoung mendecih sebal diam-diam.
"Pergilah," Minseok mengusir halus, "Lain kali jika ingin bertemu dengannya, buatlah janji terlebih dahulu," sarannya.
Mino tertawa ringan sembari berdecak-decak, mengapresiasi kinerja bawahan Sehun ini, "Seperti ia mau menerimanya saja."
"Kalau kau tau dia tidak akan menerimamu, kenapa masih berusaha untuk bertemu dengannya?" Doyoung berucap penuh ancam. Namun Minseok meliriknya sekali, memintanya untuk bungkam karena bukan seperti itu menjinakkan ular satu ini.
"Tidak, aku hanya ingin bertanya dimana Seungwan. Aku ingin bertemu dengan teman perempuanku saja."
Doyoung maupun Minseok saling beradu tatap bingung, namun Minseok lebih dulu bertanya dan mengalirkan suasana hening disana.
"Siapa... Seungwan?"
"Kau tidak tau bahwa atasanmu menyekap seorang wanita di apartement-nya?"
Mino berdecak kesal ketika Seulgi duduk disampingnya, merangkul pundak lebar miliknya dan menaruh dagu lancipnya di pundak sebelah. Seulgi mengendus sedikit tubuh Mino, meremangkan pria itu yang menggertakkan gigi menahan gairah.
Seulgi melirik ke sekelilingnya, semua orang di club ini saling berciuman. Menikmati atmosfer sensual yang terlanjur terasa di tempat ini, suara-suara erangan terdengar merdu di masing-masing telinga. Seulgi tersenyum singkat dan kembali fokus pada Mino yang meneguk gelas demi gelas alkoholnya.
"Kau masih belum menyerah untuk melibatkanku dalam permainanmu?"
"Dan kau tak menolak ketika aku menyuruhmu datang ke apartement mereka untuk menemui gadis sialan itu."
Mino terdiam, lalu terdengar ia tertawa pelan. Merasa kalah dengan kalimat Seulgi karena memang toh ia melakukannya.
"Apa yang kau lakukan Song Mino? Seharusnya kau membawa gadis itu pergi dari sana dan membiarkanku bersama Sehun-ku lagi," gumam Seulgi tepat di telinga Mino, helaan nafas lembutnya membuat Mino sedikit menjauhkan wajahnya dari gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
121
Fiksi PenggemarFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...