Dua bulan berlalu.
"Ya, ya ya! Geser ke sana sedikit!"
"Ini terlalu naik ke atas, turunkan!"
"Astaga, aku bilang jangan terlalu dilebarkan, ini terlihat sangat besar!"
"Tarik sedikit lebih ke kanan, panggungnya terlihat jadi tak seimbang!"
"Susun dengan rapi bunganya, lihat, yang ini layu, ganti!"
Seungwan tengah membentuk sebuah miniatur bunga di atas meja kala Sungkyung menegur seorang gadis yang juga melakukan hal yang sama dengannya itu. Maka Seungwan menoleh, memandangi raut masam calon kakak iparnya yang kesal akan ketidak-sesuaian ekspektasinya dengan realita yang ada. Berkali-kali Sungkyung menegur para karyawan Wedding Organizer yang dirinya dan Sehun pilih, membuat mereka mau tak mau mengikuti arahannya.
Menghela nafas panjang, Seungwan berusaha untuk kembali fokus ke pekerjaannya ketika Sungkyung meninggalkan mereka masih dengan rasa sebal. Dia melirik gadis yang tadi Sungkyung marahi, gadis tersebut menundukkan kepalanya sedalam mungkin, menyesal telah melakukan kesalahan dan segera mengganti bunga mawar putih yang layu tadi dengan yang baru.
"Aku jadi tidak enak padamu," Seungwan membuka suara yang masih dapat didengar oleh sang gadis, buktinya dia mengangkat kepalanya. Nampaknya usianya tak begitu jauh dari Seungwan. Senyuman tipis terukir di bibirnya.
"Sudah biasa, nona," gadis itu mengangguk-angguk untuk meyakinkan Seungwan, "Ini hanya sebagian kecil dari pekerjaan kami, nyonya Oh pasti ingin yang sempurna jadi tidak masalah dia menegur kami," jelasnya.
Seungwan justru semakin tertekan mendengarnya, "Tetap saja..."
"Ini pernikahan keluarga Oh yang pertama jadi mungkin memang agak merepotkan mengingat mereka pasti menginginkan yang terbaik dari kami. Kesalahan kami jika nanti nyonya tak puas."
Seungwan yang mengerti akhirnya mengangguk saja lalu sibuk kembali pada pekerjaannya yang tertunda.
"Seungwan!" Suara Sungkyung terdengar kembali, wanita tersebut muncul dari belakang punggungnya dengan berkacak pinggang.
Seungwan menoleh dengan pandangan seolah bertanya ada apa.
"Aku sudah bilang berkali-kali padamu, kau pulang saja dan bersiap!" Seru Sungkyung kesal, "Besok hari pernikahanmu, aku tak mau kau terlihat lelah. Biarkan mereka yang mengerjakan ini semua," sambungnya.
Padahal Seungwan baru datang satu jam yang lalu tapi Sungkyung hampir lima kali mengatakan hal yang sama.
"Eonni, tapi aku bosan sekali di rumah. Daehan pergi dengan Soojung dan Jongin, dan Sehun masih sibuk dengan urusan kantornya," alasan yang Seungwan gunakanpun tetap sama, "Aku ingin membantumu dan Sujeong disini."
Sungkyung berdecak, "Seungwan, sudah banyak sekali yang membantu kami. Kau tidak dibutuhkan disini. Kau dibutuhkan besok."
Seungwan menunduk dan menghela nafas panjang.
"Aku akan menelepon Sehun untuk membawamu pulang," Sungkyung segera meraih ponselnya dari saku, "Lagipula kenapa dia masih sibuk bekerja padahal besok kalian akan menikah?! Hah, kalian mengesalkan sekali!"
Wanita tersebut yang merasa dimarahi akhirnya hanya pasrah dan tak mau membantah lagi. Sepeninggalan Sungkyung yang pasti sudah dapat dipastikan akan mengomeli adiknya lagi, Seungwan berdiri mengelilingi lobby hotel tersebut, yang akan membuatnya menjadi ratu dalam sehari semalam. Lobby ini sudah dihias dengan sedemikian rupa, dengan nuansa putih yang kental akan kesucian sebuah hubungan pernikahan yang baru dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
121
FanfictionFour Seasons Hotel, Seoul, ruangan 121-adalah tempat yang mempertemukan dua manusia yang sebelumnya tak pernah saling mengenal. Membuat keduanya harus terikat kuat dan berakhir pada sebuah perjanjian konyol. Ya, setidaknya konyol bagi Oh Sehun, tap...