"Kak..." Panggil Aletta kepada Alaska yang sedang fokus menyetir.
"Hm." Gumam Alaska.
"Sebenarnya Aletta sama Kevin bakal ikut lomba buat pensi nanti." Jelas Aletta. "Kakak tau." Balas Alaska cuek.
"Oh, Kakak tau dari mana, emang udah di tempel di mading brosurnya?" Tanya Aletta kepo.
"Kamu didalam kelas ngapain aja sih? tidur? Kan Buk Sari sendiri yang umumkan, brosurnya pun udah di tempel dari dua hari yang lalu." Jawab Alaska tak habis pikir.
"Lho bukannya waktu diumumin sama Buk Sari Kakak tidur ya?"
"Kakak cuman tutup mata, bukan tidur apalagi mati, waktu kamu ikut seleksi di ruang guru Kakak juga tau." Jelas Alaska jutek. "Kok jutek banget sih Kak, tumben?" Alaska sempat melihat ke arah Aletta yang menunggu jawabannya sabar.
Ia tersenyum smirk. "Kurang belaian, kamu mau main yang kemarin sempat tertunda?" Aletta memiringkan bibirnya, menggaruk kepalanya yang tak gatal, berusaha memahami maksud dari Kakaknya.
'Pagi-pagi buat gue mikir lo, anjim.' Batinnya.
"Kemarin perasaan cuman anter Aletta sama Kevin pulang kan... terus main apa?"
"Bukan kemarin yang itu, maksudnya kemarin-marinnya lagi."
Aletta tampak masih kebingungan. "Yang waktu itu ga jadi karena kamu laper." Aletta masih menyerngit "buat bayi." Jelas Alaska dengan senyum khas-nya, lalu menatap pekat ke arah Aletta menaik turunkan kedua alisnya.
Deg!
"Hehe, main yang itu dosa Kak." Jawab Aletta ambigu.
"Yaudah yuk nikah, udah ga sabar nih!" Goda Alaska.
"Astagfirullah, lu kata nikah buat mantap-mantap doang, dasar gaada akhlak!"
Plak! Aletta menjitak kepala Alaska.
"Al! Al! udah sampe, gamau turun bengong aja dari tadi !?" Aletta tertegun, pintu mobilnya sudah dibuka-kan oleh Alaska, "Eh i-iya Kak."
'Jadi tadi gue cuman halu? kenapa gak jadi kenyataan aja sih, gue kan pengen jitak kepala ni orang, jingan.' Umpat Aletta saat keluar dari mobil, Alaska sudah jalan duluan didepannya.
"Kamu masuk kelas duluan aja, Kakak mau kantin bentar." Ujar Alaska kemudian berjalan menuju kantin dari koridor sebelah kanan. "Padahal kantin ga buka sepagi ini, kalau pun buka palingan adanya teh anget." Lirih Aletta meratapi punggung Alaska yang semakin menghilang dari koridor sana, sedangkan Aletta mengambil jalan lurus.
Seperti biasa ia bukannya berjalan ke kelasnya, tetapi malah mampir terlebih dahulu ke kelas Jevan.
"Kevin sama Alna apa mereka belum bangun kali ya?" Celutuknya saat berhenti didepan kelas Jevan, tiba-tiba ia terpikir akan kedua sahabatnya itu yang sedari tadi malam tidak memberi kabar melalui grup chat whatsapp khusus mereka bertiga.
Aletta menggedikkan bahunya, kemudian memasukkan handphonenya kembali ke dalam saku roknya.
Ceklek! Aletta memutar knop pintu kelas Xll- IPA 2 kelasnya Jevan. "Ups!" Aletta menutup mulutnya mendapati Salsa dan Andre tengah bercumbu mesra disana, ia sempat mendelik namun otaknya mulai membuat rencana.
Kedua sejoli itu menatap kaget ke arah Aletta pula, dengan cepat Aletta mengambil handphonenya, menggesek layar ke kamera, kemudian memotret dengan cepat Andre dan Salsa yang setengah telanjang disana sedang sibuk memakai pakaian mereka.
Cekrek!
"Bye!" kemudian Aletta melarikan diri dari sana.
"Tunggu bit*h!" Teriak Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...