Brak! Suara pintu di dobrak kuat dari luar.
Hero tersentak melihat ke arah asal suara, begitupun Aletta dan Kevin.
Pintu terbuka, memperlihat sosok yang sedari tadi Aletta tunggu, Alaska Arkanza telah datang.
"Bahkan kalau itu anak lo sendiri?"
Deg!
"Anak gue? lo bilang Anak gue? heuh..." Hero menyeringai kemudian memasang senyum smirk-nya menatap Alaska.
Melipat kedua tangannya berjalan ke arah Alaska. "Tanya sama Adek lo, siapa yang nyentuh Rai-"
"Tapi ini Anak kita Hero!" Pekik Raina yang datang dengan tiba-tiba dan berdiri sejajar sengan Alaska, berhadapan dengan Hero sekarang.
"UDAH GUE BILANG BUKAN!" Bentak Hero.
"Kalau kamu g-ga mau Anak ini gapapa Ro, aku bisa urusin dia sendiri, tapi jangan paksa aku buat Nikah dengan Alaska ataupun melenyapkan janin ini, hiks..." Raina kembali terisak, sambil mengelus perutnya.
"Om Raihan mau nerima cucunya, sedangkan Ayah dari bayi ini sendiri ga mau nerima Anaknya?" Ujar Alaska membuat Hero melotot. "Maksud lo apa ha?!" Hero menolak tubuh Alaska kuat.
Alaska tidak membalas. "Gue udah ngomong sama Bokap lo, dan dia bakal nerima bayi itu, dan ga akan mempermasalahkan kalau itu akan membuat nama keluarganya tercoreng nanti." Hero menatap iblis ke arah Alaska.
Bugh! Bugh! Alaska terjatuh karena pukulan tanpa ampun dari Hero pada wajahnya, Hero duduk diatas tubuh Alaska yang sudah tertidur diatas lantai dan melayangkan tinjunya berulang kali.
"Kak Alaska!" Pekik Aletta.
"Woi!!!" Teriak Kevin.
"Udah cukup Hero, maksud Alaska baik, Papa kamu mau kok-"
Hero menghempaskan tangan Raina kasar yang berusaha melerai-nya. "Lo gatau Ska, gimana gue dimata Bokap gue, gue selalu jelek dimata mereka, dan kali ini lo buat gue makin dibenci-" Hero mengangkat tangannya siap meninju wajah Alaska yang sudah penuh lebam untuk kesekian kalinya, tak menghiraukan Raina yang berusaha menghentikannya ataupun teriakkan dari Aletta dan Kevin.
Btw, kedua orang suruhan Hero lagi beliin pecel lele, jadi beruntung Alaska ga diserang tiga orang sekaligus.
"Mereka sayang lo, bahkan mereka bilang menyesal karena ga bisa ngedidik lo dengan baik, bahkan mereka berlutut di kaki Raina karena minta maaf karena gagal menjadikan lo anak mereka, dengan baik, seharusnya lo-" Pekik Alaska.
Hero berdiri, mengacak rambutnya frustasi, mengusap wajahnya kasar, hidung dan pipinya mulai memerah karena berusaha menahan tangis, matanya berkaca-kaca.
"ENGGAK, LO KIRA MEREKA SAYANG GUE SKA? LO TAU KAN GIMANA MEREKA SAMA GUE ? MEREKA NYIKSA GUE, MEREKA GA PEDULI GUE IDUP ATAU MATI!" Hero memekik sambil terisak. Raina memegangi lengan pacarnya itu, mengelusnya pelan walau berulang kali dihempaskan.
"Bukan! Bukan mereka yang ga sayang sama lo.." Alaska berdiri, setelahnya memegangi pundak Hero. "Tapi lo sendiri yang ga sayang sama diri lo." Lanjutnya, Hero menggeleng tak setuju.
"Lo kira kenapa lo selalu dipaksa buat ikut apapun ekstrakulikuler yang ada di sekolah, basket, bola, bahkan mereka nyuruh lo les, lo kira kena-"
"Karena mereka cuman mau gue jadi penerus yang pinter, mereka mau gue jadi anak seperti yang mereka harapkan, tapi itu buat gue tersik-" Alaska menggeleng.
"Mereka nyuruh lo ikut kegiatan itu bukan buat ngekang, tapi biar lo ga sempet mikir buat dateng ke club, foya-foya, dan lakuin hal yang ga baik buat diri lo sendiri, mereka sengaja buat lo sibuk sama hal yang mungkin berguna bagi lo!" Hero tertawa, mengejek Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...