-29-

32.5K 3.9K 735
                                    

Allahuakbar....Allahuakbar...

Aletta membuka matanya perlahan, badannya terasa remuk, dan perutnya  terasa sedikit sakit dan kembung.

'Ini semua gara-gara si bangsat Hero!' Pekiknya dalam hati sambil berdengus kesal.

Ah iya dia lupa, dia belum makan dari kemarin sore. Tapi seingatnya bukankah Alaska mengajaknya ke restaurant tapi kok...? apa Alaska php?

Diliriknya jam diatas dinding yang sudah menunjukkan pukul 04:20, waktunya untuk sholat shubuh.

Tumben Bik Mawar belum datang untuk membangunkan Aletta dengan sebilah pisau dapur kesayangannya.

Sudahlah mungkin hari ini Bik Mawar lagi gak mood.

Aletta meregangkan kedua tangannya, dan berguling ke kiri dan ke kanan...

"Anjip!" Kaget Aletta saat tubuhnya merasakan adanya sesuatu yang menahan tubuhnya saat berusaha berbalik ke kiri,  dan saat ini sesuatu yang besar itu tepat disebelahnya.

Aletta meraba sesuatu yang tertutupi oleh selimut itu.

"Jangan sampe salah raba, entar ketagihan." Ujar seseorang dari balik selimutnya, Aletta mendelikkan matanya, mulutnya ternganga lebar.

"K-kak?"

Alaska membuka selimutnya sampai sebatas leher saja, tersenyum dengan muka bantalnya.

"Kakak mesum!!!" Teriak Aletta keras, kemudian mengambil bantal tidurnya dan memukul Alaska berulang kali tanpa ampun menggunakan benda empuk tersebut.

"Ngapain ha? Kakak apain Aletta semalam, udah Al bilang jangan macam-macam kan?! rasain!!" Celoteh Aletta dengan tangan yang tak henti memukul Alaska, Alaska mengambil posisi duduknya, tangannya mencoba menahan pukulan dari Aletta.

"Oh gini nanti gambaran kamu waktu mau malam pertama, lucu juga ya main bantal dulu, entar kalau udah capek langsung aku terkam aja!"

Aletta berdecak, ia menurunkan bantal yang sudah diancang-ancangkan untuk memukul Alaska kembali.

Mata Aletta berkaca-kaca, ia menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya.

Alaska menghela nafasnya, bagaimana bisa gadisnya se-cute ini saat menangis?

"Cengeng!" Godanya.

"Hua..." Aletta menangis terisak seperti bocah lima tahun, Alaska malah terkekeh.

Mengingat pada masa kecilnya, Aletta selalu merengek jikalau Alaska kecil mencoba menggodanya. Kalau tidak menangis pasti mengamuk dengan cara memukul Alaska.

"Kurang kenceng...." Celutuk Alaska memposisikan dirinya lebih dekat pada Aletta.

"Hiks...hiks...dosa tau!!!"

Plak!

Aletta menampar wajah Alaska karena refleks saat Alaska mencodongkan wajahnya kearah wajah Aletta.

Alaska tertegun, sangking kerasnya tamparan itu, tangan Aletta sampai membuat cap merah pada pipi putih pucat Alaska. Dan karena kekuatan tamparan itu kepala Alaska sampai oleng ke kanan.

Alaska memegangi pipinya meringis tapi sama sekali tidak menatap Aletta, sedangkan Aletta masih menegang tidak menduga akan meraih prestasi sebesar ini.

Ia berani menampar seorang Alaska Arkanza, patut diberkahi dengan medali emas bukan?

"Kamu semalam ketiduran, Kakak bangunin kamu waktu sampai ke restaurant tapi kamu gak bangun-bangun, ya udah dibawa pulang, dan harus diangkat sampe ke kamar, mana berat pula, malah di kasi balasan tampara-"

I'm A Good Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang