-34-

30.3K 3.6K 210
                                    

"Aletta kok lama banget sih didalam, sayang? Papa udah nungguin lama tuh." Panggil Sena dari balik pintu kamar mandi.

"Iya Ma, bentar, Al sakit perut." Alibi Aletta, padahal ia lagi asik chattingan di grup whatssapp-nya bersama Kevin dan Alna.

Tok...tok...tok...

"Iya Ma Al uda—"

"Ini Papa."

"Eh, i-iya Pa sebentar."

"Kalau masih lama Papa mau mandi dulu aja."

"Eh, engga Pa, Al udah selesai."

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka. "Kamu sakit perut?"

Aletta mengangguk.

Arkan menarik ujung bibirnya, "Bohong itu dosa Aletta."

Aletta menggigit bibir bawahnya, memainkan jari jemarinya, ia malu ketahuan berbohong.

"Udah gapapa, kamu ga pernah berubah ternyata, dulu waktu kecil kamu lagi main game dari gadget tengah malam di kamar mandi, terus waktu Papa tanya, jawabnya sakit perut." Arkan terkekeh diujung kalimatnya.

"Udah besar, cari alasan lain dong jangan kobong, yaudahlah... ikut Papa." Arkan menarik pelan tangan Aletta, membawanya ke ruang makan bersama.

Sepanjang jalan saat tangannya digenggam sang-Papa, ada rasa bahagia dan juga canggung menyelimuti Aletta.

Sudah lama saat terakhir kalinya Arkan menggandeng tangan Aletta, bahkan Aletta tak ingat kapan terakhir kalinya.

Aletta dan Arkan tiba diruang makan, Aletta duduk disamping Alaska, dan berhadapan dengan Aluna serta Sena.

"Jadi langsung aja Al, kamu mau kapan acara sweet seventeen-nya diadakan?" Tanya Arkan.

"Kata Alna, lusa aja Pa."

Alaska, Aluna, dan Sena bahkan Arkan serentak menaikkan salah satu alis mereka, bertanya. "Kok Alna?"

"Tadi Al nanya temen Al, maunya kapan, katanya Lusa, terus adain rendang juga ya Pa." Jelas Aletta polos apa adanya, entah mengapa kali ini keberanian Aletta menciut.

Apa karena tangannya digandeng oleh Arkan tadi?

"Ck, sok labil lo!" Celutuk Aluna.

"Luna..." Tegur Sena menoel tangan putrinya tersebut.

"Aletta ada benernya juga Pa, bagusan gitu tanya pendapat temen, karena yang bakal datang juga ntar temen-temennya dia." Pendapat Alaska.

"Yaudah Al, mulai hari ini sampai hari acara kamu nginap disini, biar rumah yang disana didekor dulu, buat acara."

"Kenapa ga pake rumah utama aja Pa, disini!?" Tanya Aletta.

"Papa mau bikin kejutan, pokoknya kamu jangan pulang kesana, sebelum hari h kita pergi bersama."

"Al pengennya acaranya dirumah ini." Ujar Aletta lirih menunjukkan ekspresi kecewanya.

"Halah banyak request lo, rumah manapun asal mewah sama aja kali!" Pekik Aluna.

Sena mencubit lengan Aluna cepat, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Beda! jelas beda, ini rumah tempat gue dibesarin dulu, tempat Nyokap gue pergi untuk selama-lamanya, lo jangan banyak ngatur, ini acara gue, biar gue yang kasi pendapat gue, masing-masing dari kita udah dapat jatahnya masing-masing, jadi jangan belagu lo, lo cuman numpa-!" Pekik Aletta memanas, kali ini dengan kalimat yang menohok dan intonasi sarkasnya, ia bahkan sempat memukul meja sangking emosinya.

I'm A Good Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang