"Yaudah yuk, let's go!"Pekik Alna kegirangan karena mau di traktirin makan oleh Aletta.
"Masuk Al."Perintah Kevin saat membukakan pintu mobilnya untuk Aletta.
"Eh tunggu, kayanya ada yang ketinggalan deh, iya, dompet gue!!"Pekik Aletta memeriksa setiap detail dari totebag yang ia kenakan.
"Haduh, yaudah buruan gih, udah gerimis nih."Ujar Alna.
"Yaudah, gue ambil ke dalem ya, sekalian gue mau ke toilet, kebelet gue."Tukas Aletta.
"lo disini aja gue bisa sendiri."Katanya mencegah Kevin yang hendak menawarkan bantuan untuk menemaninya.
"Yaudah dah, gue duduk disitu aja bareng Alna."Aletta mengangguk.
Ia berbalik badan, dan tersenyum miring.
"Yes, ada kesempatan nih buat ngeliatin my future husband."Aletta pun menyebrang, masuk ke dalam sekolah yang sudah sepi, hanya tinggal beberapa anak osis yang sedang rapat di aula, dan beberapa murid-murid yang belum dijemput.
Aletta menjejakkan kakinya menuju toilet, dia tidak berbohong pasal kebelet pipis, kalau tentang dompet, iya dia akui dia berbohong.
Dompet itu sengaja di umpetin didalam kotak pensil miliknya, karena dompet itu lumayan tebal, Aletta sengaja meninggalkan alat tulis seperti pulpen, pensil, dan lain-lain pada laci di bawah meja nya di kelas.
Beberapa menit, akhirnya ia lega, setelah membuang hajatnya. Ia membenarkan tatanan rambut serta make up nya di kaca toilet.
Mengoleskan liptint berwarna merah ke-orenan, dan selesai.
Ia berjalan ke luar toilet, menuju aula, sebelum itu ia agak mengendap-ngendap saat berjalan.
Memastikan Kevin dan Alna tidak mengikutinya.
Dan kecemasan mulai menghantuinya saat tak sengaja ia melihat Alaska tengah duduk di tepi lapangan sambil mengisap rokoknya.
Ia bergidik ngeri, semoga saja Alaska tidak menyadari ke beradaannya.
Setapak duatapak, beberapa langkah lagi dia akan sampai di tempat tujuannya, namun sebuah tangan dari belakang menarik ujung totebag-nya membuatnya terjungkal ke belakang.
"Oh, ini, enak banget ya lo? bebas setalah buat gue bonyok gini, emangnya siapa sih ortu lu, kaya banget sampe bisa ngalahin suapan orang tua gue?"Sarkas Rini.
Haura dan Nanda menarik Aletta untuk berdiri, Nanda mengunci Tangan Aletta sebelah kanan dan Haura di tangan sebelah kiri.
"Lepas gue bilang!!!"
"Ga akan, lo tau ga ha!!?? gara-gara lu gue di omelin sama bokap gue!"
"Bukan urusan gue, lepas!!!"Berontak Aletta berusaha melepaskan pegangan dari Haura dan Nanda.
"Gara-gara muka gue lo bikin bonyok, cowo gue batelin dinner sama gue, padahal itu penting banget-"
"Gampang, lo tinggal ganti muka lo, kan muka lo banyak, bonyok satu tumbuh seribu!"Aletta tertawa iblis.
"Anjin* lo!!! bawa dia ke dalam kelas!"Haura dan Nanda mengangguk, membawa Aletta dengan paksa ke dalam satu kelas yang kosong, Aletta sudah berusaha berontak, namun Haura dan Nanda sangat kuat bilang bergabung.
Aletta melihat ke sisi kelas itu, cctv-nya sudah dimatikan, pasti ini sudah direncanakan sebelumnya sama mereka bertiga.
"Buka bajunya!"Seru Rini santai, lalu menutup pintu kelas tersebut, menutup seluruh jendela yang terbuka, lalu menarik gorden-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...