"Kak..." Aletta memasang wajah memelas saat Alaska menarik masuk ke dalam hotel.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
Para Om Om bodyguard itu menunggu diluar hotel. Aletta hanya berdua masuk ke dalam hotel berbintang lima tersebut, dan beberapa belanjaan tadi ikut dibawa turun dari mobil oleh Alaska, untuk apa? Aletta pun tidak tahu.
"Kak..." Panggil Aletta lagi, saat Alaska memberhentikan langkah tepat didepan pintu salah satu kamar disana.
"Kak..." Alaska tak menghiraukannya, ia membuka pintu itu menggunakan kartu hotelnya, pintu itu terbuka.
Alaska menarik tangan Aletta untuk masuk ke dalamnya.
Didudukkannya Aletta diatas tempat tidur, Alaska menjongkokkan dirinya didepan Aletta yang terlihat pucat ketakutan. Menaruh barang belanjaan mereka disamping-nya.
"Baby hm..."
"Kak Aletta mohon..." Aletta mulai terisak tangis, saat Alaska tiba-tiba mendorong tubuhnya hingga terbaring diatas tempat tidur dan Alaska kini berada diatasnya.
Alaska menatap wajah cantik itu dari atas, cantik sekali.
Di kecupnya sekali bibir pink itu, lalu beralih mengusap air mata pada pipi Aletta lembut.
"Jangan takut..." Bisik dengan suara berat nan serak khas miliknya pada telinga Aletta.
Aletta menutup matanya, ia sudah pasrah jika kejadian tahun lalu terjadi lagi, tapi bedanya Alaska dalam keadaan sadar saat ini.
Air bening itu menetes dari ekor mata Aletta.
Alaska terkekeh, posisinya masih diatas tubuh Aletta.
"Hm..." Alaska berpindah, ia menjatuhkan tubuhnya disamping Aletta.
"Kamu pilih salah satu baju yang kita beli tadi, kamu pake, Kakak tunggu di restaurant hotel, ga pake lama, kalau lama nanti Kakak masuk lagi kesini dan..."
"Ga akan mengontrol situasi, jadi 10 menit dari sekarang."Sambungnya berbisik kepada Aletta.
Aletta membuka matanya, menatap wajah Alaska yang berada tepat disebelahnya.
"Iya! iya! kak!" Aletta segera bangkit membawa beberapa buah totebag belanjaan itu, dan masuk ke kamar mandi.
"Ha...Alhamdulillah, kayanya dia udah agak tobat."Aletta menyenderkan dirinya pada pintu kamar mandi, membuang nafas lega.
"Jangan seneng dulu, besok kamu sekolah, kalau kita melakukannya bakal bikin kamu capek semalaman, jadi pas sabtu depan aja!" Tukas Alaska dari belik pintu kamar mandi, Aletta reflek ia segera menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya.
"Cepetan jangan pake lama, sebelum Kakak berubah pikiran, lagi kepengen dede bayi soalnya nih!" Ujar Alaska bercanda.
Tapi pada pendengaran Aletta terdengar seperti sebuah ancaman.
"I-iya kak, lagi ganti baju kok ini, Kakak d-duluan aja!" Pekik Aletta sambil mengeluarkan random belanjaannya.
"Lucu kali ya, kalau punya bayi dari bayi besar." Aletta bergedik ngeri. "Yaudah jangan pake lama, udah mau jam delapan nih, jam setengah sepuluh Kakak antar pulang." Setelahnya Aletta mendengar suara pintu tertutup.
Rasanya Aletta ingin bersujud syukur, tapi gak sempat, ia harus segera menuruti perintah Alaska.
Lagipula perutnya sudah sangat lapar karena belum makan dari siang.
Aletta menjatuhkan pilihannya pada sweater berwarna peach? atau warna krem? entahlah. Dan dipadukan dengan rok kulit berwarna coklat pilihan Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...