-13-

50.2K 5K 1.1K
                                    

"Kalian ini ga becus banget sih? sengaja saya-"

"Ma?" Panggil Aluna masuk ke dalam kamar Sena, Sena dengan segera langsung mematikan sambungan telponnya.

"Luna, besok-besok ketuk pintu dulu sayang, mau berangkat sekolah ya? bareng Jevan atau Alaska?" Kata Sena menghampiri Aluna.

"Bareng Jevan lah, mana mau si Alaska sialan itu nganterin Luna, lain cerita kalau Aletta, belum diminta anterin udah langsung gercep dia." Keluh Aluna dengan wajah masam.
"Kaya bukan saudara Luna aja!" Pekik Aluna melipat kedua tangannya didepan dada.

"Heh! jangan ngo-"

"Gue denger ya Lun!" Ketus Alaska yang baru saja muncul dari belakang Aluna.

Alaska ini manusia atau bukan sih? kok munculnya selalu tiba-tiba? apa jangan-jangan dia cenayang? pasalnya ia selalu muncul apabila ada yang sedang membicarakannya.

"Ga peduli!" Ketus Aluna, menubruk badan Alaska dan berjalan keluar begitu saja.

"Alaska berangkat sekolah dulu ya Ma-" Pamit Alaska.

"Kamu gausah deket-deket banget sama Aletta Ska." Ujar Sena tak suka. Alaska melipat kedua tangannya didepan dada tersenyum smirk kearah Sena. "Kenapa Ma, hm?"

"Pokoknya jangan, dia bisa jadi pengaruh buruk bagi kamu, kaya tahun la-"

"Ma!" Sentak Alaska. Lalu berjalan mendekati Sena. "Lebih baik terlihat buruk secara langsung, daripada berlindung dibalik topeng, Mama pernah bilang gitu ke Alaska dulu, waktu-"

"Kamu ngatain Mama Ska? lihat! perempuan itu bisa membuat kamu ngebentak Ma-"

Alaska terkekeh sambil menutup mulutnya, membuat Sena berhenti berbicara.

"Alaska cuman mau bantu buka mata Aletta Ma, biar dia tau yang mana yang baik, yang mana yang topeng." Ujarnya penuh penekanan. "Alaska berangkat dulu, Assalamu'alaikum." Alaska pergi dari hadapan Sena yang sedang menahan amarahnya padahal sudah mencapai ubun-ubun.

Kalau saja ia tidak mengingat suaminya yang sedang berada didalam kamar mandi, mungkin ia akan meledak sejadi-jadinya.

Tapi tidak! image nomor satu.

"Aisha!" Pekiknya sambil mengepalkan tangannya kuat membentuk tinju.

"Siapa Ais-?" Tanya Arkan tiba-tiba.

Sena dengan cepat menggeleng.

"E-eum enggak, aku lagi emosi gara-gara film semalam mas, hehe." Alibinya.

***

"Jev handphone kamu mana?" Tanya Aluna kepada Jevan.

Mereka tengah duduk disebuah warteg dekat sekolah Aluna, Aluna sengaja tidak sarapan dirumah biar bisa berduaan lebih lama dengan Jevan, pacarnya.

"Apaansih Lun, mau cari apa coba?"

"Mana sini cepetan!" Desak Aluna.

"Habisin makanan ka-"

"Cepetan!" Pekik Aluna kesal, jatuhnnya memaksa.

Jevan membuang nafasnya kasar, mengeluarkan handphonenya dari dalam tas, dan memberikannya kepada Aluna.

Selagi Aluna mengecek ponsel-nya Jevan yang sudah terbiasa dalam hal ke possessive-an pacarnya itu melanjutkan makannya.

"Jev banyak banget nih cewe gatal yang nge-chet kamu?"

"Aku gatau Aluna."

"Kamu ada delete chat kamu ya? kok dikit gini chatnya?"

I'm A Good Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang