"Foto siapa nih, foto gue pas bayi? tapi kok kagak mirip gue, eh tunggu...ini bukan gue, tapi siapa? ngapain Mama nyimpen foto bayi gini? apa jangan-jangan?!" Kevin berbicara pada dirinya sendiri, dan mulai berfikir tentang segala kemungkinan tentang foto bayi pada galeri Ibunya tersebut.
"Mama mau buat Adek lagi?!?! gawat entar gue bisa disangka bapaknya tu bayi, bukan Kakaknya!" Pikir Kevin kelewat jauh.
"Tapi...kok ni bayi mukanya familiar ya, anak siapa sih? gue foto aja kali ya?" Kevin mengeluarkan handphone dari saku jasnya, dan memotret diam-diam gambar dari handphone Nathalie.
"Udah sip, mimpi indah Mamanya Kepin yang paling ganas." Ujar Kevin kemudian menarik selimut dan menyelimuti Ibunya.
"Kevin..." Lirih Renata dari arah pintu memanggil Kevin.
"Apa Tan?"
"Shttt...sini, ntar Mama kamu ke bangun lagi." Panggil Renata.
Kevin mengangguk ia berjalan keluar kamar, sebelumnya ia mematikan lampu pada kamar Ibunya dan memyalakan lampu kecil/lampu tidur sebelum akhirnya menutup pintu kamar tersebut dan membontoti Renata sampai ke lantai bawah, duduk di ruang tamu.
"Gimana tadi pestanya, mewah banget ya?"
"Banget Tan!"
"Oh Iya Pin, tapi kenapa ya Mama kamu pulang-pulang nyuruh Tante ke sini buat nemenin dia? kenapa gak pulang bareng kamu? terus tadi kenapa kamu ga anter Mama kamu pulang, kenapa-"
"Eits...satu-satu tanya nya Tan, sini biar Kepin jelasin." Renata mengangguk. "Tadi itu Mama ga enak badan, terus waktu Mama mau Kevin anter pulang, malah nolak. Kevin kejar sampe ke parkiran, dan....."
Kevin menjelaskan segala kejadian beberapa jam lalu.
"Margonah?"
"Margo Tan, lupa Kepin tadi."
"Astaga!" Renata refleks menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya.
"Kenapa Tan? Tante kenal dia?"
Renata dengan cepat menggeleng, tapi sorot wajahnya terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Tan..." Renata melihat ke arah Kevin sedikit ragu. "I-iya Pin?" Jawabnya kikuk.
"Kenal bayi ini?" Kevin mengeluarkan handphonenya membuka galeri dan memperlihatkan foto yang ia ambil barusan.
Renata membelalakkan matanya seketika. "Kamu dapat darimana foto ini?" Tanyanya panik.
"Siapa dia Tan? apa dia anak yang dimaksud si Om Margonah itu, soalnya mirip, bulek banget."
"Jangan dipikirin, itu urusan orang tua, diam aja ya Pin, jangan bertingkah, dengerin Tante, kamu itu anak baik, gausah ikut campur urusan orang tua, jagain Mama kamu aja!" Tukas Renata pada Kevin.
Bukannya lega, tambah penasaran iya.
"Iya Tan." Jawab Kevin berbanding terbalik dengan apa yang ada dihatinya.
"Yaudah Tante mau pulang dulu, jagain Mama ya, kayanya Om udah nunggu didepan." Pamit Renata pada Kevin.
"Iya Tan, hati-hati, kirim salam buat si Om dan dua bocil di rumah ya, bilangin jangan lupa minum susu yang banyak, biar tinggi." Ujar Kevin, sambil bercanda.
"Semua susu udah Tante beliin, tinggi kagak, miskin iya!" Kekeh Renata.
"Udah naseb lah mereka, untung cewe, kalau cowo ga lucu." Jawab Kevin.
"Cewek kalau pendek gemesin ya kan Kepin...." Renata mentoel idung keponakannya tersebut, menggoda Kevin.
"Tante udah tua jangan genit ya, btw, cewe pendek memang gemesin kaya mantan pacar Kepin, tapi kalau si kembar anak Tante gemesin kagak, nyebelin iya!" Balas Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...