Flashback on.
"Na! nulis apaan sih? tumben banget lu nulis, biasanya juga ngetik di hp." Celutuk Aletta pada Alna yang terlihat fokus menulis buku diary-nya.
"Kata-kata doang, kan gue puitis orangnya." Balas Alna datar.
"Wlekk..." Aletta membuat muka seperti ingin muntah.
"Lo mau denger satu?" Tanya Alna setelah selesai berkutik dengan diary-nya kemudian menutup buku tersebut.
Aletta mengangguk.
"Rahasia!" Alna memasang wajah songongnya.
"Kalau tau gitu ngapain tawarin bangsat!"
"Biar lo kepo lah!"
"Kaga ya, sorry, idup gue udah terlalu berat untuk kepo urusan idup orang." Balas Aletta kesal.
"Eh btw Kevin mana ya, kok gue jadi rindu." Sambung Aletta.
"Rindu Kevin apa Kak Jevan nih?" Alna menaikkan sebelah alisnya.
"Gue rindu Kak Jevan tiap detik, kalau si Kevin mah gue rindu sama traktirannya doang, kan dia babu gue!" Songong Aletta, melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kasian sahabat gue, cape-cape jaga perasaan ni cewe, malah dimainin." Lirih Alna pada Aletta.
"Ih becanda doang tau..., gue tu sayang sama Kevin, cuman cintanya ke Kak Jevan, karena kalau sama Kevin kesempatan bersamanya 00000000000,00000000001 doang." Jelas Aletta dengan suara yang sengaja dibuat imut.
"Hm, serah deh lu, kasian tau Kevin di jadiin babu mulu sama lu, kan gue juga pengen punya babu, hahaha." Gelak tawa Alna.
Aletta pun ikut tertawa. Dasar, gadis-gadis iblis.
"Tapi Kevin lama banget dah, gue kan udah laper banget, apa antriannya panjang kali ya? gue mau susul deh! bantuin dia dulu di kantin ya Na-" Alna menahan Aletta yang hendak berjalan menuju kantin.
"Biar gue aja, gue sekalian mau pipis." Alibi Alna.
Aletta hanya ber-oh iya, saja.
"Titip, jangan kepo lho!" Alna memberikan buku diary nya kepada Aletta dan pergi begitu saja meninggalkan taman.
Aletta mendengus pelan, perutnya sudah sangat keroncongan saat ini.
Sambil menunggu Alna dan Kevin kembali, Aletta iseng-iseng membaca buku diary milik Alna.
Awalnya ia tertawa hampir terjungkal-jungkal, melihat bait kata-kata maupun cerita hidup tentang sahabatnya itu.
Karena bahasanya yang terlalu alay nan lebay bagi Aletta.
"Aletta!" Ketus seseorang dari arah kiri.
"Eh, i-ya Buk." Aletta dengan segara berdiri dan menunduk kepada Buk Ratih yang berjalan ke arahnya, guru BK tercantik seantero sekolah, tapi galak naudzubillah.
"Kamu kira sekolah ini punya nenek moyang kamu apa? pake rok begitu ketatnya, mau sekolah apa bergaya? disini tempat nuntut ilmu ya... bukan buat tempat-"
"Open BO." Lirih Aletta, kemudian ia mengulunkan bibirnya ke dalam, menahan tawa.
"Apa kamu bilang tadi?" Sarkas Buk Ratih mengintrogasi.
"Bukan, maksud saya ini sekolah bukan mall buk, maaf, besok Aletta beli rok baru ya..." Jawab Aletta merendahkan volume suaranya, untung saja rasa ingin tertawanya sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...