-06-

61.8K 6.2K 170
                                    

Aletta berjalan sambil menyeret kakinya, matanya tidak fokus, ia berjalan sedikit ling lung menuju kamarnya.

Tadi saat ia terbangun ia menyadari kalau dirinya tengah terbaring di sofa ruang tamu, dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya yang masih mengenakan gaun pesta tadi malam.

Jadilah karena merasa tak nyaman ia bergegas bangun untuk melanjutkan tidurnya di kamar saja.

Wajahnya murung, dan tampak tak bersemangat sama sekali.

"Gue kira ada jalan untuk gue bisa sama lo Jev, tapi kenapa posisi gue selalu gak beruntung pasal cinta?"Aletta menjatuhkan tubuhnya  ke atas tempat tidur.

Membaringkannya pada posisi yang lebih nyaman menghadap ke sebelah kanan sambil memeluk bantal.

"Gue udah seneng banget bisa ngeliat lo disana, tau kalau lo adalah anak dari sahabat Bokap gue, tapi kenapa?"

"Apa gue segitu buruknya dimata lo,  apa baiknya Aluna?"

"Kok lo mau mau aja sama dia? gue tau Luna cantik, tapi kurangnya gue dimana?"

Aletta menutup matanya, mengulunkan bibirnya, menginggit kuat bibir bawahnya, menahan sesak yang ada didalam hatinya. Bibirnya sudah bengkak karena keseringan digigit.

Ingatannnya kembali pada kejadian tak menyenangkan semalam.

"Kak Jev-"

"Lo sama siapa ke sini, Tante kenal sama dia?"Tanya Jevan membuang muka saat merasa terganggu dengan penampilan Aletta hari ini.

"Eh Nak Jevan, ini Aletta anak tante, Aletta ini Jev-"

"Aletta tau Ma, Aletta satu sekolah sama Kak Jevan."Jawab Aletta penuh semangat.

"Oh udah kenal? Mama kira kalian belum saling kenal karena Jevan kan udah kelas dua belas, berarti kamu famous ya Jev?"Kekeh Sena.

"Eng-gak jugak kok Tan, btw bener Aletta anak tante?"Tanya Jevan sedikit gugup bercampur penasaran.

"Iya Jev, ini Nyokap gue, lebih tepatnya Mama tiri gue, tapi Mama gue yang ini baik kok enggak kayak di ftv Ibu tirinya Galak."

"Iya gue tau kok, kalau enggak Ibu nya yang galak ya anaknya kan?"Sena tersenyum, begitu pula Aletta yang sudah memerah tak karuan wajahnya karena malu.

"Sayang?"

"Hm."Sahut Jevan dengan mata berbinar senang.

Aletta membelalak.

Wait, kenapa berani sekali Aluna memeluk Jevan seperti itu, memanggilnya dengan sebutan sayang? Aletta telah menerka-nerka, dan ia benci kalau harus benar.

"Kamu udah makan hm?"Tanya Aluna bermanja di lengan Jevan.

"Bentar lagi, oh iya, Aletta ternyata Adik kamu?"

"Eum, iya, Adik tiri."Ketus Aluna.

Sena berdehem.

"Kalian ini jangan gitu ah, malu diliatin sama orang lain, kalau mau manja-manjaan jangan di depan jomblo, ya kan Al?"

Aletta mengangguk pelan, wajahnya di tekuk.

"Hehe maaf Tante, btw Al, gue ga nyangka kalau lo calon Adik ipar gue, jadi sebentar lagi kalau lu nakal di sekolah gue tau ngadu ke siapa!"Ujar Jevan dengan niat bercanda, Aluna terkekeh mengejek.

"Aletta nakal ya?"Goda Sena.

Aletta menggenggam erat ujung gaunnya.

Apa orang-orang ini tidak bisa membaca ekspresinya.

I'm A Good Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang