-24-

36.1K 3.9K 508
                                    

Yang mau masuk ke gc whatsapp khusus readers wp Ara, tinggal cek link di bio ya!!

Happy reading!
************************************
"Siapa?" Tanya Alaska cuek pada Aletta. Mereka tengah duduk diatas salah satu kasur yang ada di UKS, duduk bersebelahan.

"Ha?"

"Kamu lemot banget sih?" Pekik Alaska kesal dan juga--khawatir.

'Kamu? kok tumben?' Batin Aletta.

"Orangnya udah dikasi pelajaran sama Kak Jevan kok Kak." Jawab Aletta datar.

"Bukan itu pertanyaan saya, eum...Kakak." Ralat Alaska. Jujur pikirannya saat ini terbagi antara Aletta dan bayi yang dikandung Raina, yang katanya adalah bayinya, walau Alaska yakin bukan.

"Hm..." Aletta bergumam. "Andre." Lanjutnya dengan suara yang pelan dan samar-samar namun tetap bisa ditangkap oleh Alaska. "Anj*ng!" sarkas Alaska. Aletta menegang saat Alaska memukul keras kasur yang tengah mereka duduki.

"Kak..." Aletta memegang bahu Alaska. "Gapapa kok, Kakak jangan buat yang enggak-enggak ya? dia ga bakal lagi gangguin Aletta kok." Ujar lembut Aletta pada Alaska.

Nafas Alaska berderu hebat, tampak dadanya kembang kempis, ia kini tengah sangat-sangat marah. "Kenapa harus Jevan?" Tanyanya penuh penekanan.

"M-maksud Kakak?" Aletta terlihat mulai gemetaran, jujur wajah Alaska yang sekarang lebih menakutkan daripada saat ia mengatakan ingin 'membuat bayi' bersama Aletta.

"Kenapa kamu suka Jevan?" Jelas Alaska dengan sorot mata yang tajam kepada Aletta.

'Tadi Andre, tapi kenapa sekarang topiknya berganti jadi Kak Jevan?' Batin Aletta.

"K-karena Jevan b-baik, dan bisa jaga Al." Lirih Aletta dengan suara lebih pelan dari sebelumnya.

"Kamu yakin dia bisa jaga kamu, kamu yakin dia bakal cinta kamu?" Tanya Alaska lagi-lagi seperti mengintimidasi.

Mata Aletta mulai berkaca-kaca, ia menundukkan kepalanya lebih dalam lagi, bukannya seharusnya ia istirahat disini, tapi kenapa Alaska harus bertanya hal-hal yang malah membuat kondisi Aletta kian memburuk akan pertanyaannya.

Aletta memilin ujung roknya, kemudian menggengamnya erat, menggigit bibir bawahnya.

Alaska memghembuskan nafasnya, mencoba mengatur emosinya. "Kakak bisa melepas kamu kalau kamu sudah nemuin orang yang tepat Al, kalau memang Kakak harus bertanggung jawa-"

"Kakak hamilin Kak Raina kan? hiks..." Pertanyaan itu lepas dari Aletta, entah mengapa Aletta juga merasakan sesak di dadanya, seperti didalam sana ada yang menolak untuk tahu fakta bahwa Kakanya telah menghamili seorang perempuan.

Aletta terisak kemudian ia kembali menunduk, tak berani menatap mata Alaska lebih lama.

"Kakak yakin dia bukan Anak Kakak, tapi kalau iya, Kakak-"

"Kakak harus tanggung jawab, bayi itu ga punya salah, jangan hukum dia." Ucap Aletta, dengan air mata yang berderai.

"Itu pasti, makanya, Kakak mau kamu berada ditangan yang tepat, Kevin gak mungkin bisa bersama kamu, dan Al..."

Aletta mendongak saat dagunya dipegang oleh Alaska, membawa wajah Aletta untuk menatap pekat manik hitam kecoklatan miliknya.

"Jevan juga udah terikat janji buat nikahin Aluna." Aletta mengulun bibirnya kedalam, menggigit kuat bibir bagian bawahnya yang sudah berdarah sebelumnya.

"Aletta bisa jaga diri sendiri." Aletta memutar kepalanya ke arah berlawanan agar tatapannya tak beradu oleh Alaska. "Kakak yakin Al, bayi itu bukan Anak Kakak, Kakak akan buktikan lalu kembali sama kam-"

I'm A Good Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang