07. Berbingkis Kalabendu

381 101 30
                                    

“Arum! Mau ikut aku, nggak?!” 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Arum! Mau ikut aku, nggak?!” 

Pada waktu-waktu senggangnya, nona manis itu menelengkan jemala. “Ikut ke mana?” ia merakit larik tanya.

Ayudisa mendekat pada sang Puan, membisikkan untai kata dengan pelan, “Mau beli seblak di dekat rumahmu!”

Matanya membulat lucu, terkejut mendengar ranum manis milik sang Ayu.

“Serius?” Ia masih membelalakkan netra. Tapi tidak lama kemudian makin menyipit jua. “Tiba-tiba saja? Kamu lagi nggak kesambet, ‘kan?” 

Menjauhkan daksa, Ayudisa tergelakak. “Masih inget Jenan, ‘kan? Tanya aja sama dia, tiba-tiba nawarin seblak..”

Teruni yang lahir pada waktu sandikala pun terheran-heran. “Yang bener? Jenan lagi kesambet apaan, tuh? Tiba-tiba dia mau traktir kamu.” 

Bahunya terangkat sambil menggempalkan ranum. “Entahlah, suka-suka hatinya aja. Tenang, kok... aku sudah bilang ke dia mau ajak kamu. Dia-nya sih... iya-iya aja.” 

Usai nona bergelar Putri berlalu dari hadapan Arum, tubuh semampainya terbenahi lagi. Mengemasi barang-barangnya untuk ditata kembali.

Taruna tampan itu sedang terduduk diam di tempat. Ia mengetuk-ngetuk pena hitamnya pekat. Setelah rungunya menangkap bincangan singkat. 

Seblak, ya... isi kalbunya berkata. 

Daksa tegapnya pun lekas beranjak, merakit langkah hingga berpijak-pijak. Lantas labium merahnya menerpa kedua rungu sekali gerak. 



“Arum, mau pulang bersamaku?”

   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Membelah ingar bingar kota Batavia pada lembayung senja. Rona biru sudah melajak nampak dengan kapurantanya. Bergradasi menjadi satu padu di kanvas jumantara.

   

Sepasang insan berbeda rasa kini berada di padatnya pengendara. Ada seorang pemimpin dan juga seorang pendamping di belakang sana. Saling terdiam dengan kuda besi yang ditumpanginya. 

[✔️] ii. Sebait Klausa | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang