55. Apologize

1K 137 47
                                    

Dokter Bae baru saja keluar dari ruang rawat Rosie untuk mengecek kondisinya sebelum dia pulang hari ini. Memang sebenarnya tidak ada yang serius mengenai penyebab dari pingsannya Rosie kemarin. Jadi hanya perlu dirawat inap semalam saja.

"Aku ikut mobilmu, Unnie." Ucap Rosie dengan nada datar. Tidak heran, sejak kejadian semalam Rosie masih marah pada Loey. Dia hanya bicara sekedarnya sedari bangun tidur.

"Wae?" Tanya Alice. Dia tahu kalau Rosie dan Loey tengah perang dingin.

"Tidak. Kau ikut denganku." Loey tidak terima kalau Rosie tidak pulang bersamanya.

"Ini sudah pukul 9 pagi lewat. Bukankah kau ada perlu? Hmm?" Nada sinis dan sarkas itu keluar dari bibir Rosie.

"Aku akan menyelesaikannya nanti sore." Jawab Loey tidak ingin memancing perdebatan. Terlebih di sini ada Alice.

"Tapi bukankah rekanmu itu sudah menunggu? Kasihan dia kalau sampai kau tak datang." Oh ayolah, Loey tahu Rosie sebenarnya sama sekali tidak ikhlas jika dia pergi kesana dengan mantan istrinya. Istrinya itu hanya sedang terbakar cemburu.

"Sudahlah, Rosie. Suamimu tidak mengizinkan kau pulang bersamaku. Ikut saja dengannya." Tukas Alice sambil menyisirkan rambut adiknya.

Rosie memutar bola matanya jengah. Sedangkan Loey menyeringai penuh kemenangan.

"Gomawo Ally noona." Loey menggoda Alice dengan memanggilnya noona.

"Astaga. Aku tidak suka kalau panggilan itu keluar dari mulutmu!"

"So sorry. Ally-"

"Noona." Loey masih terus menggoda kakak iparnya itu.

"Diam atau kulempar dengan sisir ini!"

Loey diam. Dia pilih aman sekarang. Lalu pria itu bangkit dari sofa dan menghampiri istrinya yang baru saja selesai dikuncir rambutnya oleh Alice.

Melihat Loey mendekat ke arahnya, Rosie dengan sengaja memalingkan pandangannya.

"Ayo, mau ku gendong turun ke bawah?" Tanya Loey sambil menolehkan wajah Rosie ke arahnya.

Rosie berdecak. Suasana hatinya belum membaik sejak semalam. Dia masih kesal pada suaminya.

"Tidak, aku masih bisa jalan sendiri." Loey hanya menatap Rosie yang kini berjalan meninggalkannya.

"Jangan diam saja bodoh! Wanita kalau sedang marah, mereka ingin dikejar!" Ujar Alice pada Loey karena masih mematung di posisinya.

***

Sejak Loey dan Rosie meninggalkan rumah sakit hingga tiba di rumah, Rosie sama sekali tidak mengatakan apapun pada Loey. Dia benar-benar mogok bicara dengan Loey. Kalimat dan guyonan apapun yang Loey lontarkan sama sekali tidak mendapat respon sedikit pun dari sang istri. Sia-sia. Niatnya menghibur istri, tapi Rosie bahkan seolah kerasukan setan tuli.

Sekarang saja, Rosie turun lebih dulu tanpa basa-basi apapun meninggalkan Loey yang masih termenung di kursi kemudinya.

"Unnie..." Rosie dengan riang memeluk Yoona yang kebetulan sedang menyirami tanaman di halaman rumah.

"Rosé-ya... Bagimana keadaanmu sekarang?" Yoona membalas pelukan Rosie dengan hangatnya. Menyambut wanita itu dengan senyuman manisnya.

"Much better." Ujar Rosie dengan senyuman yang bertengger di bibirnya.

"Aku membuatkan bubur untukmu. Kau akan menyukainya." Mereka berdua berjalan memasuki ruangan utama rumah besar itu.

"Maaf Unnie, aku merepotkanmu."

(No) WAY BACK HOME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang