Tiba-tiba saja Rosie mendengar suara rem mobil berdecit melalui sambungan teleponnya.
"Oppa?" Rosie memanggil Loey memastikan tidak ada yang terjadi.
"Oppa are you there?!" Masih tidak ada jawaban.
Tuut...
Tiba-tiba sambungan telepon terputus. Gadis itu panik setengah mati sepagi ini. Jantungnya berdegup tak karuan karena rasa khawatir dan gelisah yang tiba-tiba merundungnya.
Rosie mencoba menelepon Loey lagi. Namun tidak diangkat oleh kekasihnya itu. Rosie terus mencobanya namun tetap tidak ada jawaban sama sekali.
Air mata gadis Aussie itu berhasil lolos dari mata indahnya. Pikiran negatif menghampiri kepalanya.
"Eotteokhae? Hiks?" Gadis itu menangis karena takut terjadi sesuatu yang buruk pada Loey.
Bagaimana tidak, terakhir kali yang dia dengar hanya decitan rem yang terdengar begitu jelas dan memekakan telinga gadis itu.Rosie menghubungi Alice untuk meminta gadis itu segera ke kamarnya. Tanpa menunggu lama, Alice langsung menuruti adiknya dan kini melihat gadis itu tengah menangis di atas kasurnya.
"Why, Rosie? What happen?" Alice tampak panik karena melihat adiknya sudah menangis tanpa dia tahu sebabnya.
Alice memeluk Rosie dan menepuk punggungnya untuk menenangkan adiknya. Rosie semakin menangis di pelukan Alice.
"Unnie... Loey Oppa?" Kata Rosie dengan nafas tersengal karena terus menangis.
"Wae?"
"I don't know. I'm afraid something happen with him." Jawab Rosie kini melepas pelukan Alice.
Putri sulung Mason dan Clare itu tidak paham apa yang dimaksud oleh adiknya.
"Tell me clearly!" Alice menagkupkan kedua tangannya ke pipi Rosie.
Gadis itu pun menceritakan kejadian yang baru saja terjadi pada kakaknya secara berurutan. Sepanjang bercerita, gadis itu tetap menangis. Dia bahkan tidak bisa menghentikan air matanya yang terus mengalir ke pipinya.
"Lalu bagaimana aku bisa tahu kabarnya sekarang, Unnie? Dia tidak bisa dihubungi." Kata Rosie.
Alice tampak berpikir sejenak.
"Jangan menangis dan singkirkan pikiran buruk dari kepalamu. Coba hubungi dia lagi nanti. Aku pun akan meminta bantuan seseorang." Kata Alice pada Rosie mencoba meyakinkan adiknya.
"Bagaimana bisa? Siapa yang akan mencari tahu?"
"Sshh... I know. Just trust me." Kata Alice sambil mengirim sebuah pesan singkat pada Jinyoung.
"Everything is gonna be okay, Rosie. Don't worry. He'll be fine. Gwenchana."
Rosie mengangguk dan berusaha menyingkirkan semua kecemasannya.
Rosie bangkit dari kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi. Alice hanya memperhatikan adiknya itu tanpa bertanya apa-apa.
Mwo? Kau bercanda Alice-ssi? Aku baru saja mau mengirimkan dokumentasi penting tentang itu.
Balasan dari Jinyoung lebih cepat dari pada sinyal LTE ternyata.
Namun Alice bingung dengan maksud Jinyoung. Dokumentasi?
Lalu Jinyoung mengirimkan dua buah foto yang dia ambil tadi pagi saat berada di lokasi kecelakaan yang melibatkan seorang wanita dan Produser NNG itu.
Di foto pertama, terlihat Loey yang sedang berjongkok di dekat korban wanita. Fotonya memang agak blur tapi Alice bisa mengenali perawakan kekasih adiknya itu.
Dan foto kedua, wajah Loey tampak jelas sekali ada di foto tersebut. Pria itu tampak membopong si korban.
KAMU SEDANG MEMBACA
(No) WAY BACK HOME [END]
FanfictionDIBUAT ATAS DESAKAN DARI WARGA TIK-TOK YANG MENGINGINKAN CERITA HALU CHANROSÉ DEBUT DI LAPAK OREN. TERIMA KASIH ATAS SUPPORTNYA SELAMA INI. LOVE YOU TOO, GANG😚 ❗I'M WARNING Y'ALL. CERITA INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA. DIMOHON BIJAK DALAM MEMILIH BAC...