Tak terasa hari ini adalah hari terakhir Loey melaksanakan project-nya. Selama ini, dia begitu menikmati semua yang telah dia jalani sebagai pengalaman yang memberikan pengajaran berharga.
Menjalin chemistry dengan para staff yang selalu membantunya untuk shooting sangatlah menyenangkan. Banyak yang bilang sikap Loey tidak sedingin yang orang-orang katakan. Mereka justeru merasa Loey memiliki sifat istimewa yang dapat membuat orang di sekitarnya merasa nyaman untuk berkomunikasi dengannya.
Suara riuh tepuk tangan dari semua staff di sana saling bersahut-sahutan saat Loey menyelesaikan take terakhirnya dengan mulus.
Director-nya pun langsung memberikan pelukan selamat pada pria jangkung itu. Disusul dengan Assistant Director, Ki-Bum. Lalu saat melihat Wendy berdiri di sebelah Ki-Bum, Loey berhenti di hadapannya.Wendy tersenyum. Tangannya terulur untuk menyalami pria tersebut dan memberikan selamat. Namun Loey tiba-tiba memeluk Wendy. Jantung wanita itu seolah berhenti berdetak. Dia membeku di dalam pelukan Loey.
"C-congratulations Chanyeol-ssi." Ucap Wendy terbata.
Loey melepas pelukannya dari Wendy. Lalu tersenyum pada wanita itu.
"Thank you. Terima kasih juga atas semua bantuanmu selama project ini."
Tidak ada tatapan-tatapan aneh dari para staff termasuk Ki-Bum yang sedang berdiri dekat mereka.
Karena bagi mereka itu hal yang lumrah dan biasa dilakukan kalau shooting sudah benar-benar selesai.***
Terdengar suara langkah kaki yang sedari tadi ditunggu-tunggu oleh Rosie di rumah itu. Loey baru saja sampai rumah sekitar pukul 00.15.
Walaupun sudah mengantuk, Rosie langsung terduduk saat melihat suaminya membuka pintu kamar. Wanita itu tersenyum lebar menyambut sang suami. Senyum Loey ikut menyambanginya."Kenapa belum tidur, sayang?" Tanya Loey sambil melepas jaket yang dia kenakan.
"Tidak bisa. Kalian sama-sama membuatku terjaga." Sahut Rosie.
Loey paham dengan kalimat Rosie. Yang dimaksud 'kalian' adalah dia dan anaknya.
Kemudian pria itu duduk di tepi ranjang menghadap ke arah istrinya. Mereka saling mengunci pandangan.
"Aegi-ya, apa kau masih suka bergerak di malam hari? Lihatlah Mommy terlihat mengantuk sekali. Tapi Mommy tidak bisa tertidur karena kau terlalu aktif." Tangan Loey terulur mengelus lembut perut istrinya.
"Tidak begitu, Oppa. Karena kau belum juga pulang, aku tidak bisa tidur. Aku mengkhawatirkanmu." Timpal Rosie.
"Ouch... Mianhae, Roseanne."
"Tidak apa-apa. Bagaimana party-nya?" Tanya Rosie.
"Biasa saja. Karena kau tidak mau ikut denganku."
"Maaf Oppa. Aku malas bepergian untuk hari ini."
"Ya sudah. Sekarang tidurlah. Sudah terlalu larut."
Rosie mengangguk menuruti. Kemudian Loey menarik selimut untuk menutupi tubuh Rosie.
Tangannya terulur untuk mengusap kepala istrinya sekilas. Lalu mengecup kening wanita itu. Tak lupa juga untuk memberikan ciuman sayang pada baby bump sang istri."Good night, wifey!" Setelah itu Loey bangkit dari sisi Rosie yang sudah merebahkan posisi tubuhnya miring ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
(No) WAY BACK HOME [END]
FanfictionDIBUAT ATAS DESAKAN DARI WARGA TIK-TOK YANG MENGINGINKAN CERITA HALU CHANROSÉ DEBUT DI LAPAK OREN. TERIMA KASIH ATAS SUPPORTNYA SELAMA INI. LOVE YOU TOO, GANG😚 ❗I'M WARNING Y'ALL. CERITA INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA. DIMOHON BIJAK DALAM MEMILIH BAC...