66. Thank You, Mommy

2.1K 166 161
                                    

Rosie berusaha mengatur nafasnya untuk menghilangkan rasa nyeri yang sedari tadi hilang timbul di bagian punggung bawah dan panggulnya. Loey yang menyadari itu pun sebenarnya sangat panik. Tapi dia tidak mau menunjukkannya di hadapan Rosie yang kini jelas akan menghadapi fase terserius dalam kehidupannya.

Kata Dokter Bae, suami tidak boleh ikut panik saat istri merasakan sakit ketika hendak melahirkan. Tapi bagaimanapun Loey sulit untuk melakukan itu. Usia kandungan istrinya baru sekitar 34 minggu. Bagaimana bisa Rosie akan melahirkan secara mendadak?

"Ssshh..." Suara ringisan kecil sedari tadi keluar dari bibir sang istri. Yang kini duduk bersandar di bahu Loey di kursi bagian belakang.

"Gwenchanayo. Kau dan Aegi akan baik-baik saja." Kata Loey mengeram-eram hati Rosie agar tidak ikut panik.

"Oppa rasanya tubuhku akan terbelah jadi dua. Sungguh ini menyakitkan. Oh, Astaga. Hmmp..." Rosie mengatupkan bibirnya dengan rapat ketika merasakan sesuatu dari dalam mulai mendorong keluar di bagian bawah sana.

Demi apapun, Loey tidak tega melihat istrinya yang sejak tadi meringis menahan sakit sendirian sampai keluar keringat sebesar biji-biji jagung yang mulai mengucur dari wajahnya.

Loey sendiri bingung apa yang harus dia lakukan. Pria itu hanya menautkan jemarinya dengan jemari Rosie yang ternyata juga basah telapak tangannya. Sebelah tangannya lagi, dia gunakan untuk mengusap perut besar istrinya dengan lembut.

"Memang sakit sekali?" Tanya Loey dengan ragu.

"Ck... Pertanyaan konyol macam apa itu?! Sini kau rasakan sendiri!" Sepertinya Loey salah bertanya. Hingga Rosie menjawabnya dengan nada jengkel.

Jinyoung yang tengah menyetir hampir-hampir tertawa gara-gara interaksi lucu sepasang suami istri tersebut.

Oke, Loey mengaku bodoh. Seharusnya dia tidak perlu menanyakan hal konyol itu pada istrinya. Kenapa mulutnya itu sulit sekali ditoleransi.

"Oppa, apa kita ke rumah sakit di ujung langit? Kenapa terasa lama sekali sampainya?" Rengek Rosie yang sedari tadi wajahnya memerah karena menahan rasa sakit.

Suara kekehan keluar dari bibir Tuan Produser musik itu karena mendengar penuturan sang istri.

"Sebentar lagi, sayang. Bersabarlah. Iya kan Jinyoung-ssi?"

"Ne, Sajangnim." Jawab Jinyoung yang sebenarnya tak kalah kalut mendengar istri dari bosnya itu terus merintih kesakitan.

***

Di sisi lain kota Seoul, seorang gadis dengan grasah-grusuh tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit setelah pria bernama Jinyoung mengabarkan bahwa adiknya akan segera melahirkan.

Mendadak memang, dan itu cukup membuat Alice merasa sangat cemas. Terlebih dia tahu bahwa kandungan adiknya itu bisa dikatakan belum matang.

Sekitar pukul 21 lewat 10 menit, Alice keluar dari apartemennya menggunakan mobil. Dia tidak langsung ke rumah sakit, melainkan ke rumah pasangan Park-Park terlebih dahulu untuk mengambil keperluan Rosie yang tadi sama sekali tidak sempat untuk mempersiapkannya.

Kalau ada Yoona, sudah pasti wanita itu yang akan mempersiapkan segalanya. Tapi sayangnya, sejak kemarin Yoona mengambil cuti untuk kembali ke kampung halamannya. Katanya, ada urusan mendesak yang perlu diselesaikan.

Tak perlu menunggu waktu lama, karena memang jalanan juga sedang sepi dan sedikit sekali kendaraan. Alice tiba di hunian milik adiknya itu dan disambut oleh security Shin Jung.

***

Kini Rosie dikelilingi oleh para tenaga medis yang akan membantu proses persalinannya.
Sebelumnya, Dokter Bae dan Loey telah membicarakan hal penting tentang Rosie yang benar akan segera melahirkan di usia kandungan yang baru menginjak 35 minggu. Kepala bayinya ternyata memang sudah di bawah dan tanpa Rosie sadari sedikitpun air ketubannya sudah pecah dan merembas. Demi apapun, Rosie masih awam dengan hal seperti itu. Makanya dia sampai tidak mengetahuinya.

(No) WAY BACK HOME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang