8. Flower Bouquet

1.9K 220 8
                                    

"Hey, aku seperti pernah melihatmu nona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, aku seperti pernah melihatmu nona. Tapi dimana ya?" Kata pria dengan jaket dan topi hitam yang dia kenakan.

Seorang perempuan yang merasa sedang diajak bicara oleh lelaki itu pun menoleh.

"Oh... Begitukah?" Kata perempuan berambut pendek sebahu itu.

"Kau yang bekerja di minimarket dekat gedung fitness di pusat kota kan?" Tanya pria itu lagi.

"Darimana kau tahu?"

"Aku sudah bilang aku pernah melihatmu. Aku sering kali mampir ke minimarket itu sebelum atau sesudah melakukan gym." Jawab pria bertopi itu.

"Maaf, mungkin karena terlalu banyak customer yang datang. Aku jadi tidak mengenali wajah anda." Perempuan muda itu masih sibuk merangkai bunga mawar putih.

"Kau bekerja disini juga?" Pria bertopi itu kembali bertanya.

"Ini toko bungaku, belum lama aku membuka toko ini. Dan aku sudah tidak bekerja di minimarket itu. Ah, sudah selesai. Ini pesanan anda." Kata perempuan itu sambil memberikan bouquet bunga pesanan si pria bertopi tersebut.

"Baiklah, terimakasih. Aku akan berlangganan di tokomu kalau begitu. Tanganmu sangat terampil merangkai bunga-bunga ini."

Perempuan pemilik toko bunga itu hanya tersenyum atas pujian si pria bertopi.

Pria bertopi itu tidak langsung pergi setelah menerima pesanan bouquet bunganya. Dia masih betah berkeliling toko bunga itu yang bisa terbilang luas walaupun masih berstatus toko baru.

Perempuan pemilik toko bunga memperhatikan pelanggannya itu.
Lalu terlintas sesuatu untuk bertanya pada pria itu.

"Bunga mawar putih tadi untuk kekasihmu? Atau seseorang yang akan menjadi kekasihmu?"

Pria itu terdiam mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh perempuan pemilik toko bunga tersebut.

"Oh, maaf. Seharusnya aku tidak menanyakan itu." Kata perempuan pemilik toko bunga merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Pertanyaan itu bukanlah pertanyaan sensitif bagiku. Bunga itu untuk seseorang yang tengah aku sukai."
Jawab pria itu.

Perempuan itu hanya mengangguk.

"Kau akan memberikannya secara langsung pada seseorang itu?" Tanya perempuan itu.

"Aku ingin menaruh bunga ini didepan pintu apartemennya saja." Jawab si pria bertopi.

"Tanpa kartu ucapan?"

"Astaga! Aku lupa. Bisakah kau menuliskan kartu ucapannya? Tapi tanpa namaku tercantum di kartu itu."

"Baiklah. Apa yang harus kutulis?"

"Tulis saja, I wouldn't know what to say. Because my only dream is being with you!"

(No) WAY BACK HOME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang