13. Keep It As Secret

1.4K 182 15
                                    

"Kau yakin, kau baik-baik saja? Perlu aku hubungi Loey?" Tanya manager Rosie sambil mengobati kedua pergelangan gadis tersebut yang memar akibat cengkeraman pria sialan itu.

"Tidak perlu, Unnie. Aku tidak ingin menambah beban pikirannya." Jawab Rosie.

Managernya hanya mengangguk.

"Tapi kau telah dilecehkan olehnya Rosé-ya" Kata managernya.

"Aku tidak ingin masalah ini masuk ke portal berita. Aku tidak ingin membuat keluargaku khawatir kalau sampai mereka tahu tentang peristiwa yang menimpa diriku, Unnie."

"Kurasa kau ada benarnya juga. Selain iyu kasihan juga dengan para member dan penggemarmu kalau sampai mengetahui soal ini. Memang bajingan si Junhoe itu!"

"Unnie, kumohon jangan bahas ini lagi. Aku sudah muak mendengar namanya."
Kata Rosie.

"Arra... Mianhae." Kata managernya meminta maaf.

Gadis Aussie itu masih duduk di sofa dekat jendela kamarnya. Dia tampak sedang melamun.
Entah apa yang kini berseliweran didalam kepalanya.

Rosie dikejutkan oleh managernya yang baru saja masuk kekamarnya lagi bersama dengan seorang pria yang menenteng sebuah paper bag.

Rosie melirik kearah managernya seperti ingin bertanya, 'Kau memberi tahunya?'

Manager Rosie hanya tersenyum dan mengangguk seolah-olah tahu apa yang ingin ditanyakan oleh gadis cantik kelahiran Australia itu. Setelah itu, sang manager membiarkan mereka berdua menghabiskan waktu bersama.

"Oppa... Kau bilang akhir-akhir ini kau sangat sibuk. Lalu kenapa kau kemari?" Tanya Rosie lalu bangkit dari sofa dan menghampiri Loey yang masih berdiri didekat pintu kamar Rosie.

"Aishh jangan tanyakan itu! Kenapa kau tidak mau memberitahuku? Kenapa aku harus tahu dari manager noona?" Tanya Loey dengan nada yang tak bersahabat ketika didengar oleh telinga Rosie.

"Ap.. Apa maksudnya Oppa? Aku tidak apa-apa." Jawab Rosie gugup.

Apa managernya itu sudah menceritakan pada Loey tentang apa yang telah menimpa Rosie hari ini?

"Jangan berbohong Roseanne, manager noona bilang kau tidak baik-baik saja setelah pulang pemotretan tadi!"

Jantung Rosie berdetak makin cepat karena kekhawatirannya.

"Kenapa kau diam saja?" Tanya Loey dengan raut wajah yang tampak kesal.

Rosie diam dan menundukkan kepalanya. Loey mengangkat dagu Rosie dengan jari telunjuknya.
Gadisnya itu justru malah menangis.

"Oppa, maafkan aku... Hiks..." Kata Rosie.

Loey tidak tega melihat kekasihnya yang menangis seperti itu. Pria itu malah merasa bersalah karena sudah bertanya dengan nada yang ketus.

"Tidak sayang, kemarilah." Kata Loey sambil memeluk tubuh ramping Rosie.

"Kau tidak bersalah, sayang. Aku yang bersalah, aku yang terlalu khawatir karena manager noona tadi memberitahuku kalau kau sedang tidak enak badan setelah pulang photoshoot. Aku hanya tidak ingin melihat kau sakit." Kata Loey mengusap puncak kepala Rosie.

Ternyata managernya itu tidak menceritakan hal tersebut pada Loey. Seketika Rosie berhenti menangis.
Gadis itu merasa lega karena kekasihnya tidak mengetahui hal buruk yang sudah terjadi pada dirinya dilorong dan didalam toilet gedung pemotretan dengan pria bedebah bernama Junhoe.
Rosie tidak akan bisa membayangkan bagaimana respon Loey kalau sampai namja-nya tahu soal itu.

"Oppa, apa yang kau bawa didalam paper bag itu?" Tanya Rosie mendongak kearah Loey dengan sudut mata yang masih basah.

"Makanan, aku tahu kau belum makan. Aku pun sama. Jadi ayo kita makan bersama." Ajak Loey sambil tangannya menghapus air mata yang masih tersisa dipipi gadisnya.

(No) WAY BACK HOME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang