Bara Rindu - 57 (End)

31.9K 1.2K 118
                                    

"Lo tuh pinter berbisnis tapi lo goblog soal perjuangan cinta. Cerai aja lah sono cerai, tau tau merengek lo tujuh tahun tujuh bulan tujuh minggu tujuh hari ampe begang! Kek banci main nyerah gitu aja!" Celetuk Candara.

"Diem Candara!" Sentak Antha yang mulai jengah melihat cuplikan sinetron dihadapannya, "Barabas Anggara! Ayah tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi pecundang level tempe kemarin sore ya. Bersikap lah layaknya suami yang bertanggung jawab." Lanjut Antha pada Bara.

"Lembek dong tempe kemarin sore mah." Kompak Raja, Raenand, Kelvin , Raindra dan Candara dengan nada mengejek.

"Berisik!" Ketus Bara pada ke-empat makhluk yang menurutnya menyebalkan hari ini, "Ayah Bara sudah berjuang dan mencoba untuk bertanggung-jawab tapi semuanya sia-sia ayah, Bara tidak bisa membuat Rindu kembali." lanjutnya pada Antha dengan nada sendu.

"Aku sudah mencoba untuk berjuang membuat kamu kembali kedalam pelukanku, tapi setiap yang aku lakukan pasti selalu dihalangi atau digagalkan oleh Zidan. Memang benar aku memilih anak kita daripada kamu, tapi itu aku lakukan sesuai dengan yang kamu inginkan Rindu. A-aku sudah berserah diri pada allah disetiap sujud ku, tapi masih belum mendapatkan titik terang dari setiap do'aku." Ujar Bara pada Rindu dengan nada sama sendunya.

"Jangan kalian pikir hanya karna aku bilang aku tidak akan mengejar Rindu yang akan dibawa Zidan keluar negeri hari ini kalian jadi memiliki pemikiran masing-masing yang menurut kalian benar. Coba kalian pikirkan posisi aku itu bagaimana? Aku berkali-kali berjuang tapi selalu berakhir dengan hal yang sama. Lelah? pasti aku lelah tapi aku tak pernah berhenti untuk mendo'akan yang terbaik. Jika aku sudah berjuang semampuku, apa aku harus tetap memperjuangkan apa yang seharusnya sudah bukan menjadi milikku lagi? Cinta? Aku sangat mencintai Rindu hingga aku tidak mampu menunjukkan sisi rapuhku dihadapan kalian karna aku tidak ingin disebut lemah. Tapi jika memang ini yang kalian ingin, tolong jawab apa yang harus aku lakukan saat ini?" Ujar Bara pada semua orang dengan tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Bara." Pangil Safira lembut membuat Bara semakin menunjukkan rasa sakitnya hingga menjatuhkan diri kelantai sambil menundukkan kepalnya.

"Ibu, aku lelah. Apa aku terlalu serakah menginginkan kebahagian sempurna dengan istri sebaik Rindu ditambah ke-empat anak yang lucu? Apa aku tidak boleh mendapatkan kebahagian ini ibu? Aku juga ingin bahagia dibalik semua dosa-ku di masa lalu." Ujar Bara sedikit terisak mencoba menahan air mata yang tak bisa ia tahan sebenarnya.

"Bang, setiap orang berhak bahagia bahkan jika orang itu sudah melakukan korupsi bertriliun banyaknya, bahkan jika orang itu seorang mafia, bahkan jika orang itu seorang pencuri sempak tetangga. Mereka semua berhak bahagia tidak terkecuali, hanya saja jangan sampai serakah. Ingat sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bang." Ujar Candara yang entah sejak kapan sudah berjongkok didepan Bara dengan kaki kiri menekuk seperti seseorang sedang melamar, kalian tau kan posisinya?

"Abang terlalu serakah dek." Jawab Bara.

Candara yang mendengar itupun perlahan menjulurkan tangannya untuk mengangkan kepala Bara dari posisi menunduknya. Ia pegang tangan Bara untuk kembali berdiri sambil menunjukkan wajah tersenyum yang sangat sangat tulus hingga Bara menurut.

"Sekarang lo liat diri lo sendiri bang, apa lo pantas atau engga untuk terus menjadi jodohnya kakak ipar. Coba lo renungin apa yang seharusnya lo lakuin." Ujar Candara dengan lembut.

"Abang ga tau harus berbuat apa lagi sekarang." Jawab Bara kembali menundukkan kepalanya membuat Candara geram.

Ditendang kencang pantat Bara oleh kaki Candara cukup kencang membuat Bara hampir tersungkur. Sebelum Bara mengocehinya Candara membalikkan badan Bara untuk menatap Rindu yang kini sedang menatap Bara dengan tatapan seperti sedang menahan..... tawa?

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang