Senin pagi ini terasa sangat sibuk dikediaman Antha, semua orang berhilir mudik padahal jam baru menunjukkan pukul 06 pagi lewat 10 menit.
Rindu terduduk terdiam, memperhatikan semua orang. Antha dan Bara yang sibuk dengan ponsel, Safira yang sibuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa oleh Antha dan Bara, sedangkan Candara sibuk dengan laptop diatas meja makan. Hanya dirinya yang tidak sibuk, terduduk diam diatas kursi dengan sepiring nasi goreng untuk sarapan.
"Bu, Bara dan ayah berangkat sekarang ya." Pamit Bara pada Safira usai bertelfon dengan seseorang disebrang sana.
"Iya, hati-hati dan jaga ayah." Jawab Safira yang dibalas anggukan kepala oleh Rindu.
"Sayang, aku pergi dulu ya. Kamu jangan kemana-mana terus diem dirumah aja ya sama ibu. Aku pergi ga akan lama ko. Kalo ada apa-apa kabari aku." Ujar Bara pada Rindu sambil mengecup kening nya dan mengelus pelan perut besar Rindu.
"Ga bisa besok aja pergi nya mas?" Tanya Rindu pelan.
"Ga bisa sayang, aku harus pergi sekarang dengan ayah. Kamu ngertiin aku ya? Ini proyek bernilai besar yang ga bisa aku tinggal gitu aja." Jawab Bara lembut.
"T-tapi mas.... Yaudah hati-hati." Rindu menyalimi tangan Bara dan berjalan menuju kamar meninggalkan semua orang yang didapur.
"Bara--"
"Rindu harus mengerti ayah, gimanapun ini proyek yang ga bisa dilewatin gitu aja. Aku yakin Rindu ngerti, lagian disini ada ibu dan Candara juga." Ucap Bara memotong ucapan Antha.
"Oke deh kalo begitu." Jawab Antha sambil mengambil tas kecil berisi makanan yang disiapkan Safira untuknya dan Bara diperjalanan nanti.
Bara dan Antha berjalan keluar rumah, memasuki mobil untuk segera pergi menuju bandara. Sedangkan Safira dan Candara berdiri didepan teras menunggu hingga mobil hilang dari hadapan mereka.
"Bu, Canda ada kuis nih berangkat dulu ya." Candara menyalimi tangan Safira namun saat akan melepaskan ditahan oleh sang ibu.
"Kamu pulang siang kan?" Tanya Safira yang dibalas anggukan kepala oleh Candara.
"Ga akan lebih dari jam 11 siang kalo ga ada halangan bu. Kenapa?"
"Hari ini ada jadwal imunisasi triplets Abi jam 10 pagi ibu khawatir kalo ninggalin Rindu sendiri dirumah dalam waktu lama." Ujar Safira dengan nada khawatir.
"Emang mba Rindu ga ikut bu?" Tanya Candara.
"Engga nak, kasian perut nya udah membesar. Biar ibu aja yang bawa triplet Abi imunisasi."
"Ow, aku usahain pulang cepet ya bu, ibu kalo mau imunisasi jangan lupa bawa suster biar ga repot. Canda pergi dulu ya, assalamualaikum." Candara berlalu menuju motor nya dan langsung melaju cepat meninggalkan pekarang.
Safira masih berdiri diam sambil mengelus dadanya pelan, firasatnya tiba-tiba tidak enak sejak semalam saat mendengar jika Antha dan Bara mendadak harus pergi ke luar negeri untuk bisnis pagi ini. Tapi ia hanya bisa berdo'a dan berharap firasatnya bukan lah hal nyata yang buruk.
"Apa aku minta tolong Marisa saja?" pikir Safira sambil berjalan memasuki rumah.
Dilihatnya Rindu sedang duduk disofa sambil menonton tv, jangan lupakan satu toples besar berisi keripik kentang dalam pelukannya. Safira tersenyum dan berjalan menghampiri Rindu.
"Nak," panggil Safira mengalihkan pandangan Rindu dari tv menjadi padanya. "Nanti kamu diam aja dirumah ya, biar ibu sama suster aja yang bawa triplet Abi imunisasi." Lanjutnya.
"Iya bu." Jawab Rindu singkat yang langsung memfokuskan kembali pandangannya pada tv.
Safira yang melihat itu pun hanya menghela nafas pelan dan berjalan meninggalkan Rindu, ia tau jika menantu nya itu memiliki rasa kesal pada anak tertua nya. Tapi mau gimana lagi, Bara pergi meninggalkan Rindu untuk mencari nafkah bukan untuk liburan mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Rindu
ChickLit*Biar sama sama enak jangan lupa follow author ya ♥️ MOHON MAAF INI MAH YA DILARANG COPAS CERITA INI, SEBAGIAN APALAGI SEMUA NYA, hargai otak ini yang berfikir keras untuk membuat cerita ini ----------------------------------------------------- Tent...