Bara Rindu - 3

54.1K 3.3K 145
                                    

3 jam kemudian, lonceng bel pertanda ada customer yang masuk berbunyi membuat Rindu langsung berdiri dan menyapa. Namun senyum nya sedikit luntur saat yang masuk seorang Barabas. Rindu menghampiri nya dengan ragu, namun bagaimanapun ia harus melayani karna kedua rekan nya sedang sibuk melayani customer yang datang sebelum Bara.

"Ada yang bisa saya bantu?" Rindu berbasa-basi.

"Ngambil pesenan tunangan saya, bunga krisan putih." Jawab Bara dengan wajah malas.

"Oh, tunggu sebentar mas." Rindu berlalu mengambil bunga krisan yang sudah dipesan oleh Clara.

Rindu langsung memberikan bunga krisan itu pada Bara, yang langsung Bara terima dengan tangan kiri dan tangan kanan menyodorkan uang untuk membayar bunga itu. Rindu langsung menerima uang itu, sebelum mengucapkan terima kasih Bara sudah terlebih dahulu membalik badan melenggang pergi keluar dari toko bunga itu.

Ada rasa kesal di hati Rindu, namun ia sudah biasa menghadapi customer seperti Bara. Anggap saja angin lalu. Rindu kembali ke mengerjakan pekerjaan yang tadi belum ia selesaikan. Hingga tak sadar hari sudah sore, sudah waktu nya pulang. Rindu pulang berjalan kaki menyusuri trotoar sambil mendengarkan musik dari headset nya.

Rindu berhenti di depan zebracross perempatan tak jauh dari toko untuk menunggu lampu para penyebrang jalan berwarna hijau. Rindu berjalan paling pertama saat lampu berubah hijau. Namun tepat saat ia melangkah, sebuah mobil melaju hampir menabraknya jika saja tidak ada tangan dari belakang yang menarik tubuhnya. Tepat saat Rindu mendongakkan kepala melihat orang yang menolong nya, wajah tampan Bara lah yang ia lihat.

Rindu melepaskan diri dari Bara, menggelengkan kepala berharap bayangan gila muka Bara hilang dari fikiran nya. Namun saat ia membuka mata, tatapan heran Bara dan Clara menunjukkan jika ia tidak berhalusinasi, itu semua nyata.

"Kalo nyebrang hati-hati." Ucap Bara datar yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Rindu.

"Mbak nya mau nyebrang? Ayo bareng aja, kita juga mau nyebrang kok. Jangan ketus ketus sama mbaknya lah Bar." Clara menarik tangan Rindu tanpa ingin mendengar balasan dari Bara ataupun penolakkan dari Rindu.

"Makasih mbak." Rindu menundukkan kepala nya pada.

"Ga apa apa, sesama manusia harus saling menolong bukan? Mbak kasir toko bunga yang tadi siang kan? Mau pulang?" Ucapan Clara membuat Rindu mengangkat kepala dan tersenyum pada nya.

"Iya saya mau pulang. Sekali lagi makasih, saya duluan." Pamit Rindu, namun baru melangkah dua kali, tangan nya sudah dicekal oleh Clara yang menjabat tangan nya.

"Clara Nathali. Kamu?" Ucap Clara tersenyum pada Rindu.

"Rindu Eka Rembulan." Rindu membalas jabatan tangan Clara.

"Ini namanya Barabas Anggara. Tunanganku. Salam kenal, sampai jumpa lagi ya." Rindu mengangguk dan berlalu pergi meningalkan Clara yang masih menatapnya dari belakang sedangkan Bara menatap punggung nya tajam.

"Manis kan senyum nya?" Clara memeluk tangan Bara manja dan melanjutkan jalan mereka.

"Masih manis kamu." Jawab Bara sambil mengelus puncak kepala Clara yang tingginya hanya sepundak, itu pun sudah pakai sepatu berhak 5cm.

"Iya deh iya, Barabas cuma tergila-gila sama Clara Nathali." Bara terkekeh melihat Clara merajuk seperti itu.

Ya, memang seorang Barabas Anggara hanya tergila-gila oleh Clara Nathali. Bagi Bara, ga ada wanita terbaik selain Clara. Bagi Bara, Clara adalah wanita ke-dua yang ia cintai setelah ibunya. Clara itu cinta pertamanya Bara. Bara mencintai Clara sejak mereka berseragam putih merah hingga sekarang sudah bergelar sarjana. Clara itu segalanya bagi Bara. Namun Bara tak tau, apa yang akan terjadi dihidupnya setelah Clara tau jika ia sudah pernah tidur dengan wanita lain.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang