"Jadi.........." Ujar Bara sambil mengangkat alisnya sebelah.
"Gimana kelanjutannya?" Ujar ke enam pria diruangan itu, kecuali Rindu yang masih diam.
"Jangan bilang Rindu anak nya Leon Leon itu yang tante ajak skidadap." Ujar Bara mendapat gelengan kecil dari Marisa.
"Tante ga tau." Ujar Marisa selanjutnya, membuat semua orang mengangkat alisnya tak mengerti. "Setelah kejadian aku memanggil Mariska dan Arie, Arie berjalan padaku dan menarik aku menjauh dari situ."
"Lalu.....?" Ujar Antha, Adi, Rival dan Putra bersamaan.
"Arie membawaku ke danau, kita berbicara tentang perihal Mariska tapi karna aku menolak untuk melanjutkan pernikahan Arie meniduriku dimobil saat itu juga yang sungguh membuat aku frustasi. Malamnya, Arie membawaku kembali kerumah tapi memang semua keluarga udah tau dan akhirnya Arie harus menikahi Mariska." Jelas Marisa menatap sahabatnya satu persatu.
"Jadi maksud tante, untuk tau papah kandung Rindu harus test DNA dengan kedua pria yang bernama Arie dan Leon?" Ujar Bara hati-hati namun mendapat anggukan kepala pelan dari Marisa.
"Golongan darah Arie dan kak Leon sama, seperti Rindu. Jadi untuk tau harus test DNA. Tapi........... Arie sekarang bersama Mariska tinggal di Riau, sedangkan kak Leon yang aku tau kabarnya 17 tahun lalu dia tinggal di Amerika." Ujar Marisa membuat Rindu refleks berdiri menarik perhatian semua orang.
"Kita pulang mas, kasian anak-anak." Ujar Rindu pada Bara yang langsung saja berjalan meninggalkan ruangan itu.
"Bulan!" Panggil Marisa memberhentikan langkah Rindu. "Maafkan ibu, tapi ibu punya alasan sendiri meninggalkanmu di panti asuhan." Marisa berjalan menghampiri Rindu, berhenti tepat dibelakang Rindu.
"Ibu percaya jika kamu anaknya kak Leon. Tapi, kita berbeda kepercayaan dengannya serta bukan ibu yang meninggalkanmu dipanti asuhan." Rindu membalik badan menatap Marisa. "Ibu dari kak Leon, dia yang mengambilmu dari ibu tepat saat kamu dilahirkan. Dia merebut kamu dari gendongan kak Leon tepat saat dipasangkan kalung berbentuk bulan yang kamu pakai. Bukan ibu, tapi dia." Marisa tiba-tiba berlutut didepan Rindu dengan rasa bersalah.
"Marisa!"
"Aku yang salah karna ga bisa menahan Bulan saat ibunya kak Leon membawa Bulan pergi. Aku yang salah karna sempat percaya jika kak Leon dan aku akan dinikahkan setelah melahirkan. Tapi semuanya malah menjadi boomerang. Aku kehilangan anakku, aku kehilangan kak Leon yang dijauhkan dariku, aku dibuang oleh keluargaku, aku kehilangan Arie yang sudah menikah dengan Mariska. Semua salahku." Marisa menangis bersimpuh, namun tak jua membuat Rindu iba.
Beberapa detik kemudian, Rindu berlutut didepan Marisa. Menatap sejenak wajah ibunya itu, yang tak lama ia peluk 3 detik sebelum kembali berdiri berjalan keluar dari rumah Adira yang diikuti oleh Bara di belakangnya.
Marisa hendak menyusul Rindu, namun ditahan oleh Antha. Dibawanya Marisa kembali duduk disofa, ditenangkannya wanita itu yang kini mulai menangis menyalahkan dirinya sendiri. Candara? Ia masih fokus memperhatikan suasana dengan toples cemilan ditangannya tanpa niat untuk menyuarakan pendapat. Ingat bukan ancaman Bramantha? Candara masih ingin uang jajannya aman.
"Apa Leon yang kamu maksud adalah Leonard Nathaniel Ekara? Teman seangkatan kita berempat?" Ujar Rival membuat Marisa menatapnya sambil menghapus air mata.
Marisa mengangguk kepala kecil, mengiyakan ucapan Rival. Rival dan Putra saling pandang sebelum mereka mengeluarkan hp pintar mereka masing-masing , diliatnya berita terbaru tadi pagi tentang kembalinya seorang pengusaha hotel ternama yang memiliki cabang dibeberapa negara.
Diberikannya hp Rival pada Marisa yang menampilkan berita tentang Leon membuat Marisa terdiam seketika. Antha dan Adi mengambil hp Putra dan juga melihat berita tentang kembalinya Leon. Namun satu hal yang membuat mereka semua tercengang. Leon kembali dengan seorang wanita cantik disampingnya yang menimbulkan beberapa berita simpang siur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Rindu
ChickLit*Biar sama sama enak jangan lupa follow author ya ♥️ MOHON MAAF INI MAH YA DILARANG COPAS CERITA INI, SEBAGIAN APALAGI SEMUA NYA, hargai otak ini yang berfikir keras untuk membuat cerita ini ----------------------------------------------------- Tent...