Bara Rindu - 18

41.2K 2.4K 7
                                    

Antha duduk dengan angkuh, tangan mengusap pelan rahangnya menatap pria paruh baya yang terduduk disofa sebrangnya. Suasana sangat hening, semuanya saling diam menunggu kedua kepala keluarga mengeluarkan suara.

Brak.

"Berhenti bermain-main, sekarang kata kan pada ku dimana anak kurang ajar mu itu berada!" Teriak pria itu menggebrak meja mahal milik Antha.

"Sudah saya katakan jika kami tidak ada yang tau dimana Bara kini berada tuan Nathan." Jawab Antha santai, menghiraukan raut kaget dari Safira yang duduk disampingnya, Candara yang duduk disofa tengah dengan Clara serta ibunya pun tak kalah kaget.

"Kau--"

Drrttt. Drrtt. Drrrtt.

Ting. Ting. Ting.

Suara serta getaran dari hp orang-orang yang berada diruangan itu terdengar memotong ucapan Nathan - papah Clara. Mereka mengambil hp masing-masing serta membuka notifikasi email masuk yang ternyata dari Bara.

"Ini anakmu mengirim email! Pengacara lacak sekarang juga dimana pria brengsek ini berada!" Ujar Nathan tersenyum sinis pada Antha dan memanggil pengacara pribadi keluarganya yang berdiri disamping sofa Nathan duduk.

"Bisa anda lihat dulu isi emailnya, dan saya harap jantung anda tahan serta baik-baik saja melihatnya." Ujar Candara pada Nathan dengan nada datar.

Nathan hendak menjawab namun ia urungkan dan membuka email masuk dari Bara. Nathan mengernyitkan keningnya melihat judul pesan.

Bagaimana jika lanjutkan ke meja hijau dengan tuduhan pencemaran nama baik?

Ia lanjut membuka, mendapati sebuah vidio. Ia klik dan hendak didownload namun hpnya lebih dulu direbut oleh Clara yang dengan cepat Candara rebut itu hp dan memutar vidio itu dengan layar landscape menunjukkan pada Nathan. Clara yang berdiri pun menatap Candara tajam, dengan keringat dingin mulai keluar.

Safira serta Antha pun sudah melihat vidio itu, dan sungguh tak menyangka jika wanita yang mereka kenal teman baik Bara sejak SD itu bahkan wanita yang sangat dicintai oleh Bara itu bisa-bisa nya bersikap jijik. Entah apa dasar dari tujuan ia melakukan itu, yang pasti Clara berniat untuk menjebak Bara agar bisa menikahi dirinya. Kini Antha yang tersenyum mengejek pada Nathan yang sudah menunjukkan raut wajah merah padam akibat marah bercampur kecewa.

PLAK.

"Kau..... Papah ga percaya kau bisa melakukan hal menjijikan seperti ini! Apa yang kau inginkan hah?!!" Teriak Nathan pada Clara setelah tangan kanannya dengan ringan menampar pipi anaknya itu.

"Pah bisa dibicarakan baik-baik." Ujar istrinya Nathan.

"Kau bukan anakku! Kau sungguh lebih menjijikan dari kotoran!" Nathan menunjuk Clara dengan jari telunjuknya.

"Lebih baik anda bicarakan dirumah, atau mungkin saya bisa mengabulkan keinginan anak saya untuk membawa perkara ini ke meja hijau." Ujar Antha santai.

Nathan menarik kencang tangan Clara hingga meringis kesakitan. Ia terus menariknya hingga ke depan pintu meski berkali-kali Clara meronta tidak ingin pergi.

"AKU HAMIL!" Teriak Clara saat sampai didepan pintu. "AKU HAMIL PAH! AKU GA TAU HARUS MINTA TANGGUNG JAWAB SIAPA! YANG AKU PIKIRKAN HANYA BARA! HANYA BARA YANG MUNGKIN BISA MEMBANTU AKU! DENGAN ITU AKU MENJEBAKNYA!" Lanjutnya semakin membuat semua orang terdiam.

Clara menyentak kuat tangan Nathan dan berlari keluar rumah ,menjalankan mobilnya dengan kencang. 5 detik, Nathan tersadar dan mengepal tangannya kuat rasanya ia sangat marah tapi ia bingung harus melakukan apa. Tubuhnya luruh dan berjongkok dilantai dengan tangan mengusap wajah gusar.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang