Bara Rindu - 50

19.7K 1.3K 75
                                    

"Zidan??" Gumam Bara pelan sebelum menjambak rambutnya kasar.

"Kenapa Bar?" Tanya Kelvin yang kini sudah berjongkok berhadapan dengan Bara.

"Apa mungkin ini semua ada hubungannya dengan Zidan?" Tanya Bara.

Kelvin, Raenand, dan Raja terdiam mendengar pertanyaan dari Bara. Mereka memang sudah lama tidak berhubungan ataupun berkomunikasi dengan Zidan namun beberapa pemikiran berkelibat diotak mereka masing-masing.

"Zidan bucin sama Tari." Ucap Raenand.

"Zidan rela dan bisa lakuin apapun untuk Tari." Sambung Raja.

"Bahkan membalas dendam pada siapapun yang menyakiti Tari." Sambung Kelvin.

"Tapi Mentari bucin dengan seorang Barabas." Sambung Bara pelan nan sendu.

"Jangan nethink dulu oke, kita pikirin siapa kira-kira yang nyulik Rindu." Ucap Raja mencoba untuk tidak berpikiran negative meski ia sendiri tak bisa untuk tak berpikir negative.

"Tapi bisa aja. Tari meninggal bunuh diri seminggu setelah pertunangan Bara dan Clara. Kalian tau sendiri yang waras dari anak-anak itu cuma Amelia, bahkan seorang Candi Attarayhan aja yang sekarang menjadi seorang dokter tapi masih saja otak nya gila." Balas Kelvin.

"Si Candi jadi dokter?" Tanya Raenand yang dibalas anggukan oleh Raja dan Kelvin. "Kalo Amel?" Tanya nya lagi yang dibalas anggukan kepala juga.

"Jadi mereka berdua udah jadi dokter?" Tanya Bara.

"Yups, Candi dokter umum sedangkan Amel dokter kandungan." Jawab Kelvin.

"Kita cari mereka sekarang." Bara berdiri dan bergegas berjalan keluar rumah.

Saat hendak membuka pintu mobil, Kelvin mencegahnya dan mengambil alih kemudi tak membiarkan Bara menyetir. Mereka pergi menggunakan 3 mobil yang dimana Kelvin dengan Bara, Raenand dengan Raindra sedangkan Raja dengan Candara. Ya mereka tak akan membiarkan Bara pergi sendirian.

15 menit berlalu dan kini mereka sudah sampai disebuah rumah sederhana, dengan tak sabar Bara langsung keluar dari mobil dan mengetuk pintu kayu rumah itu dengan tidak sabar sedangkan yang lain hanya bisa diam mengikuti.

"Nyari siapa ya malam-malam mengetuk pintu rumah orang dengan tidak sopan?" Ucap seorang wanita paruh baya yang keluar dari dalam dengan wajah kesal.

Bara yang sadar akan kelakuannya pun hanya bisa mengelus ceruk leher nya dengan wajah bersalah dan meminta maaf. Tanpa basa basi Bara bertanya dimana keberadaan Amelia pada wanita paruh baya itu yang dijawab jika anak nya itu - Amelia sedang berada dirumah Zidan dan beruntungnya mereka diberi alamat Zidan dengan lengkap oleh wanita paruh baya itu.

Tanpa menunggu lama mereka berenam langsung pergi menuju rumah Zidan yang kelihatannya tidak mudah untuk dimasuki. Belum sampai saja sudah banyak bodyguard yang berdiri dipinggir jalan hingga ke depan gerbang rumah yang tak bisa dibilang rumah, mungkin kastil - besar dan luas untuk ukuran sebutan rumah.

Tapi pemikiran mereka semua salah , mereka bisa dengan gampang masuk hingga depan pintu yang menjulang tanpa ada yang menghalangi. Bahkan saat didepan gerbang mereka tak perlu menyalakan klakson untuk meminta tolong bukakan gerbang, karna sudah otomatis terbuka sendiri saat mereka hendak mendekat. Seolah memang dipersilahkan masuk dan sang tuan rumah sudah menanti kehadiran mereka.

Meski bingung , Bara dan yang lainnya langsung turun dari mobil dan berjalan menghampiri pintu yang lagi - otomatis terbuka sendiri saat mereka sudah dekat. Dapat dilihat oleh mereka, seorang pria berwajah tak asing sedang duduk disofa kebesarannya dengan kaki menyilang dan tangan kanan mengelus dagu menunjukkan wajah datar.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang