Bara Rindu - 48

22K 1.2K 83
                                    

Raindra berlari dengan kencang dan tak sopan nya menyingkirkan apapun yang menghalangi langkahnya. Dibukanya dengan kencang pintu ruang rapat membuat dirinya menjadi perhatian semua orang. Tanpa malu, ia berjalan tergesa menghampiri Raenand yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Red code, Rindu berhasil diculik oleh orang asing yang beberapa hari ini mengintai dirinya." Bisik Raindra tepat ditelinga Raenand.

"Are you kiding?!" Teriak Raenand saat mendengar itu yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Raindra.

"Rapatnya kita sudahi sampai sini, terima kasih!" Raenand langsung berdiri dari kursi dan melangkah lebar yang diikuti oleh Raindra dibelakanganya.

"Kita mau kemana dulu bang?" Tanya Raind.

"Suatu tempat. Gue udah kabari Kelvin dan Raja juga." Jawab Raenand.

"Ok. Gue kabari anak buah biar terus nyari keberadaan Rindu saat ini."

***

Seorang pria duduk tegap diatas kursi yang terletak diujung kamar sambil memperhatikan sosok Rindu yang masih belum sadarkan diri diatas kasur berukuran besar itu. Sesekali pria itu memainkan hp pintar nya untuk melihat kabar yang diberikan oleh anak buah nya tentang Raindra dan Raenand yang mencari keberadaan Rindu saat ini.

Tok tok tok

"Masuk!" Teriak pria itu pada seseorang diluar sana.

Tak lama pintu terbuka menampilkan sosok salah satu anak buahnya yang diikuti oleh dua orang dokter yang berbeda kelamin. Dengan langkah tergesa dokter wanita langsung menghampiri Rindu yang terlelap dan memeriksa kondisinya, sedangkan dokter pria menghampiri pria yang duduk diatas kursi dengan kepalan tangan.

"Lo gila apa brengsek?!" Teriaknya sambil menonjok wajah pria itu.

"Lo tau kalo gue udah gila semenjak kehilangan Putri." Jawabnya santai dengan senyuman psycho nya yang ia keluarkan.

"Tapi ga gini juga Zidan! Lo udah kelewatan sampai nyulik bini orang yang lagi bunting gede gitu! Waras lo waras!!"

"Berisik Candi, mending lo bantuin Amelia buat periksa itu ibu-ibu." Balas nya santai sambil berdiri berjalan menghampiri Amelia, si dokter wanita yang sedang fokus memeriksa Rindu.

"Lo urusin dia, jangan banyak bacot kaya Candi. Gue bayar lo buat periksa keadaan itu ibu-ibu bukan berdakwah." Ucap Zidan pada Amelia sebelum berlalu keluar dari ruangan.

"Psycho gila njing, untung sultan!" Gerutu Candi yang langsung ikut membantu Amelia untuk memeriksa kondisi Rindu.

"Gue butug alat USG sekarang." Ucap Amelia.

"Ya bilang aja sana sama si Psycho." Gerutu Candi.

"Lo bilangin dong cepet, gue butuh sekarang." Ujar Amelia lagi.

"Kenapa ga lo aja Mel?"

"Dan apa lo bisa gantiin gue buat terus ngontrol kondisi ini cewek? Yang dokter kandungan gue bukan lo, yang lebih ngerti gue bukan lo. Jadi tolong Candi, gue butuh sekarang soalnya gue ngerasa ada yang aneh dan harus USG secepatnya."

"Oke oke fine, gue bilang dulu sama si Zidan." Candi berlalu keluar dari kamar untuk bertemu dengan Zidan.

Sedangkan Amelia didalam kamar menatap Rindu dengan wajah kasian. Teman nya itu memang seorang psycho tapi tidak menyangka jika kali ini dirinya dipanggil untuk memeriksa seorang wanita hamil yang diculik oleh Zidan.

"Gue harap lo dan janin lo ga apa-apa." Ucap Amelia dalam batin.

***

6 jam berlalu namun keadaan bukannya membaik malah memburuk, semua nya tak henti untuk mencari keberadaan Rindu saat ini namun masih belum ada secelah petunjuk apapun itu.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang