Bara Rindu - 23

43.1K 2.4K 74
                                    

Jdug.

"Ayah!" Teriak Bara geram karna Antha melempar sendalnya pada Bara.

"Apa?" Antha mengangkat kepalanya songong menatap Bara. "Kamu kira nikah itu perkara mudah hah? Tadi kamu sendiri yang bilang mau nunggu masa nifas Rindu berakhir. Yasudah tunggu sampai beres lah." Lanjutnya.

"Pokoknya Bara bakal nikahin Rindu besok!" Final Bara sambil berlalu keluar, jangan lupakan tubrukan bahu kecil yang disengaja oleh Bara pada Antha.

"Ck! Ngakunya sudah punya anak tiga tapi kelakuan masih seperti bocah." Ejek Antha.

"Bara denger itu ayah!!" Teriak Bara dari luar kamar.

"Telinga sensitif nya kembali lagi bu." Kekeh Antha pada Safira.

"Iya, siap siap aja dia rewel ga akan bisa tidur." Balas Safira.

"Emang kenapa bu?" Tanya Rindu yang sedari tadi tak mengerti.

"Bara itu telinganya sensitif sama suara bising, bahkan kamarnya diset kedap suara biar bisa tidur nyenyak. Ya sekarang siap-siap aja dia ga akan bisa tidur tenang." Jelas Safira membuat Rindu mengangguk paham.

"Paling juga ngungsi ke apartemen Kelvin."  Balas Antha.

***

"Rin yakin mau ikut sama onoh?" Tanya Raindra menunjuk Bara yang berdiri menyender pada pintu mobil menatap tajam.

"Raind...... Jangan kaya anak remaja deh." Jawab Rindu pelan.

"Gue kan emang masih remaja kalo lo lupa!" Balas Raindra ketus. "Gue akan selalu nunggu lo Rin, meskipun lo udah nikah dan punya anak lagi. Gue akan selalu nunggu lo, pokoknya kutunggu jandamu." Lanjutnya pelan menatap Rindu sendu.

"Raind jangan nunggu Rindu. Cari yang lebih baik dari Rindu. Makasih selama ini udah mau ngurus Rindu sama adek bayi sejak masih dalam kandungan. Aku pasti bakal kangen kamu." Rindu melangkah memeluk Raindra erat.

"Jangan buat gue sulit buat ngepelasin lo Rind." Ujar Raindra sedikit serak menahan tangis.

"Raindra harus hidup lebih baik lagi, dan aku percaya kamu bisa bahagia selain sama aku oke. Janji?" Rindu menyodorkan jari kelingkingnya pada Raindra yang diterima olehnya.

"Raindra usahakan untuk Rindu." Ujarnya dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.

"Ekhem, maaf maaf ya bukan mau rusak suasana tapi hari semakin siang perjalanan masih jauh." Ujar Bara menyadarkan kedua remaja yang masih berpelukan itu untuk saling melepas dan menjaga jarak.

"Sampai bertemu kembali Raindra Ethan." Rindu tersenyum dan melambai didepan wajah Raind sebelum memberi sebuah kecupan dipipi pria itu yang selanjutnya ia berlari menghampiri Bara dan menariknya memasuki mobil sebelum hal buruk terjadi pada Raindra.

Rindu menampilkan cengiran polosnya pada Bara yang menatapnya tajam. Sedangkan dikursi belakang ada Antha dan Safira yang menjaga ketiga cucu mereka menatap jengah pada anak sulung mereka itu. Mobil mulai jalan meninggalkan pekarangan rumah Raindra membuat sang empu tersadar dari lamunannya dan berlari cukup kencang menyusul mobil itu.

"Rinduuuuu!!!!" Teriak Raindra membuat Rindu menatap kebelakang menatap temannya itu dari kaca.

"Maju saja pak." Pinta Bara pada supir namun mendapat pukulan dari Rindu.

"Berhenti pak sebentar." Ujar Rindu pelan. "Kalo mas Bara ngancem mau mecat jangan takut, saya percaya yang bayar bapak ayah Antha bukan mas Bara." Lanjutnya membuat supir berhenti mendengarkan ucapan Rindu.

Tok tok tok.

"Ada apa lagi Raind?" Tanya Rindu setelah menurukan kaca mobil disampingnya.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang