Bara Rindu - 42

26.2K 1.7K 123
                                    

Rindu hanya terdiam memainkan bungkus plastik yang berisi rambut Arie mengacuhkan tiga orang lainnya yang menatap Rindu dengan pemikirannya masing-masing.

"Marisa, siapa gadis remaja itu?" Bisik Leon sudah tak tahan ingin bertanya tentang siapa Rindu sebenarnya.

"Yang anda sebut gadis itu istri saya om, udah punya buntut tiga otw enem nih." Celetuk Bara karna jujur saja bisikan Leon sampai ketelinganya bahkan Rindu juga, namun jelas Rindu abaikan.

"Hehe maaf, tak tau lah saya nih." Balas Leon sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan cengiran bodoh ditambah logat khas melayu.

Bara hanya memutar bola mata malas, tak mengerti dengan tingkah Leon. Yang Bara tau jika pria paruh baya dihadapannya itu baru kembali dari Amerika tapi kenapa malah bicara melayu khas si kembar botak upin ipin. Diliriknya Rindu yang hanya menatap datar Leon, tatapan yang aahhh nyes langsung buat Bara kicep pokoknya. Untungnya kali ini tatapannya tidak langsung pada Bara, melainkan orang lain.

"Tapi iya bener udah punya buntut tiga otw enem? Itu anak manusia atau anak kucing? Nyak bener sekali produksi." Ujar Leon sambil mulia menyeruput minumannya.

"Ga sekalian aja bilang buntut sembilan biar jadi kaya naruto sipuden jincuriki kyubi si rubah ekor sembilan hem." Balas Bara agak kesal namun menarik tawa Leon yang membuat Marisa menutup wajah malu sedangkan Rindu hanya memutar bola mata malas.

"Saaelu api hahahaha." Leon semakin tertawa melihat wajah kesal Bara.

"Api Api, dikira seuneu. Nama gw Barabas bukan A.P.I!" Tegas Bara membuat Leon menggebrak meja refleks semakin terbahak.
(Seuneu = Api dalam bahasa sunda, takut ada orang luar bandung yang tak mengerti hehe)

"Maaf ya nak, mungkin otaknya geser selama di Amerika." Ujar Marisa pelan dengan nada tak enak pada Rindu dan Bara namun terdengar oleh Leon yang langsung membuat pria itu terdiam.

"Ayolah Marisa, selama di Amerika mana ada orang yang bisa aku ajak bercanda dan mendengar candaan receh khas orang indonesia. Disana aku bekerja dan terus bekerja dengan waktu luang penuh memikirkanmu dan anakmu yang mungil itu." Ujar Leon dengan nada lirih diakhir kalimat.

"Tuan Leonard Nathaniel Ekara." Panggil Rindu untuk pertama kalinya pada Leon yang langsung menarik perhatian pria itu.

Leon terdiam saat tersadar jika menatap Rindu fokus dan teliti, wajahnya sangat mirip dengan Marisa meski dibeberapa bagian serta tatapan mirip dengan dirinya. Hanya 4 kata singkat dari Rindu namun menimbulkan efek samping yang berbahaya dihati Leon. Rasa membuncah yang tak pernah ia rasakan sejak pertama dan terakhir kalinya ia menggendong bayi merah yang baru lahir dari rahim Marisa.

Beberapa memori kembali hadir dibenak Leon yang hingga tak sadar menjatuhkan setetes air mata dipipi putih Leon. Ah, rasa-rasanya rasa bersalah yang selama ini hinggap semakin menjadi. Mungkin dulu ia memang pernah membuat kesalahan.

Kesalahan karna menghancurkan masa depan seorang wanita baik-baik, Marisa Mayang. Kesalahan karna tak langsung bertanggung jawab akibat tiang agama yang berbeda membentang tinggi. Kesalahan karna tak mampu menahan ibunya saat membawa pergi bayi Marisa dan membuangnya dipanti asuhan. Kesalahan karna meninggalkan Marisa tanpa jaminan status apapun, ah rasanya masih banyak kesalahan Leon yang sudah tak bisa diucapkan dengan kata.

Marisa melihat respon Leon sedikit terenyuh, diangkatnya jemari kecil miliknya yang mulai menghapus bulir air mata Leon sehingga menyadarkan kembali Leon kedunia nyata. Marisa tersenyum yang mampu ikut menarik senyum Leon. Digenggamnya tangan Marisa oleh tangan kekar Leon, yang selanjutnya kembali memandang Rindu dengan senyuman khas.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang