Bara berjalan dengan tatapan dingin nan tajam pada semua orang yang melihatnya, semakin dieratkannya pelukan tangan kekar miliknya pada pinggang Rindu membuat istrinya itu mau tak mau diam tanpa protes. Kalian tau apa yang akan Bara lakukan jika Rindu protes? Membawanya bermain hingga subuh. Permainan yang tak akan lengah selama satu meninggu. Jadi lebih baik Rindu diam daripada protes.
Dibawanya Rindu masuk kedalam lift, yang entah kebetulan atau apa didalam lift ada Zahra dengan seorang pria dewasa dengan pegawai disampingnya. Bara hanya tersenyum saat melihat Zahra memelototinya. Sedangkan Rindu memasang wajah datar menatap wajah pria dewasa itu.
"Anda.... Barabas?" Ujar pria dewasa itu pada Bara yang dibalas anggukan oleh Bara serta menyodorkan tangannya untuk berjabat.
"Saya Barabas Anggara, COO dikantor ini." Ujar Bara dengan senyuman yang dipaksa karna harus rela melepas pelukan tangannya pada pinggang Rindu. "Apa anda CEO Ekara Corp?" Lanjutnya.
"Iya, perkenalkan saya Leonard Nathaniel Ekara. CEO EKARA CORP." Jawabnya dengan senyuman yang tiba-tiba membuat Bara refleks mencengkram tangan Leon dan menatapnya dingin.
"Aish!" Ringis Leon serta menatap heran pada Bara.
"Apa anda kenal dengan Bramantha Surya?" Tanya Bara yang dibalas anggukan ragu oleh Leon.
"Bramantha Surya. Saya memiliki teman satu angkatan di SMA dulu yang bernama Bramantha Surya." Jawab Leon saat berhasil menarik tangannya dari Bara.
"Apa anda mengenal juga dengan wanita bernama Marisa Mayang?" Tanya Bara yang sukses membuat Leon mematung.
Bara yang melihat itu pun kembali memeluk Rindu posesif, membuat Leon yang fokus menatap Bara pun kini bertambah fokus pada Rindu. Yang lagi semakin membuat Leon semakin mematung kaku.
Wajah Rindu membuat Leon teringat dengan Marisa. Namun tatapan datarnya membuat ia seperti melihat cerminan dirinya, yang memang terkadang suka datar nan acuh pada lawan jenis. Warna kulit serta bentuk tubuh yang sama percis dengan Marisa, namun warna rambut yang hitam dan bagus sama seperti miliknya. Bola mata hitam besar namun bentuk mata kecil sama sepertinya, tapi hidung dan bibir kecil mirip dengan Marisa.
Refleks Leon melangkah mendekati Rindu membuat Rindu refleks semakin menatap Leon datar. Namun saat akan berhadapan pintu lift terbuka, dan mereka sampai dilantai tempat rapat berlangsung serta ruangan Bara berada. Bara pun langsung melangkah dan mencoba menggeser tubuh Leon yang menghalangi langkahnya.
"Sampai bertemu diruang rapat pak Leon." Ujar Bara datar sambil membawa Rindu berjalan memasuki ruangannya.
"Ehm, pak Leon....." Panggil Zahra membuat Leon tersadar dari lamunan singkatnya. "Mari saya antar ke ruang rapat."
Leon mengangguk dan berjalan mengikuti Zahra dari belakang. Meski ia berjalan tegap namun pikirannya kembali memikirkan Marisa serta wanita yang berada dalam pelukan seorang Barabas tadi. Langkahnya terhenti saat mengingat sesuatu. Pertanyaan Barabas yang entah darimana bisa tau tentang orang-orang dimasa lalu nya.
Dengan langkah lebar Leon membalik badan berjalan cepat menuju pintu yang tadi dimasuki oleh Bara. Zahra serta sekretaris dan asisten Leon yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti dari belakang. Dibukanya dengan kasar pintu ruangan Bara yang menunjukkan tubuh tegap Bara berdiri dihadapannya.
"Bukankah kita akan bertemu diruang rapat pak Leon?" Ujar Bara datar.
"Ada hal yang terlewatkan." Balas Leon datar. "Darimana anda tau tentang Bramantha dan Marisa?" Tanya Leon membuat Bara terkekeh.
"Apa anda tidak tau CEO diperusahaan ini siapa? Tuan Antha yang terhormat." Jawab Bara dengan senyuman miringnya.
"Antha? Seperti tidak asing." Leon menelus dagunya yang bersih tanpa jenggot sambil berpikir dimana ia pernah mendengar nama Antha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Rindu
ChickLit*Biar sama sama enak jangan lupa follow author ya ♥️ MOHON MAAF INI MAH YA DILARANG COPAS CERITA INI, SEBAGIAN APALAGI SEMUA NYA, hargai otak ini yang berfikir keras untuk membuat cerita ini ----------------------------------------------------- Tent...