Bara Rindu - 36

26.1K 1.6K 132
                                    

"Bisa jelaskan ini semua Marisa Mayang?" Ujar Antha, Adi, Putra dan Rival bersamaan membuat Marisa menunduk sedangkan Rindu entah kenapa merasa sakit melihat wanita paruh baya dihadapannya ini.

"Bulan...." Panggil Marisa lirih berjalan mendekati Rindu.

Rindu yang melihat itu refleks melangkah mundur dan bersembunyi dibalik tubuh Bara serta Candara. Dicengkramnya kuat tangan kiri Bara dan tangan kanan Candara yang memang mereka berdiri bersampingan. Bara yang melihat itu pun hanya mengelus jemari Rindu serta menatap Marisa sinis.

"Tante sapose deket deket sama kakak ipar?" Tanya Candara dengan raut heran, "Ayah kenal sama tante ini? Tapi mukanya tante ini mirip kakak ipar kalo dilirik lirik. Apa........ Tante ini ibu nya kakak apar? Waaahhhh jadi kayak judul sinetron indisiar nih. Ibuku yang dulu membuangku ternyata teman dari ayah mertuaku." Celetuk Candara membuat semua orang menatapnya.

"Candara!" Tegur Antha.

"Ayah, liat deh muka mereka tuh mirip." Balas Candara.

"Ayah tau! Kamu diem Candara kalo mau uang saku aman!" Ucapan Antha sukses membuat Candara bungkam.

Bara terus mengelus jemari Rindu lembut. Tatapannya menatap Marisa datar nan dingin. Saat Marisa hendak kembali melangkah menghampiri Rindu, Bara membalik badan menarik Rindu berjalan keluar. Tapi langkahnya terhenti oleh ke empat pria paruh baya. Bramantha - ayahnya, Adira - ayah Kelvin, Putra - ayah Raenand, dan Rival - ayah Raja.

"Apaan sih!" Bara bertolak pinggang menatap ke empat pria paruh baya itu.

"Kita beresin dulu urusan ini." Ujar Adira datar.

"Ck! Tua tua kardus!" Bara pun kembali berbalik dan duduk disofa single dengan Rindu dipangkuannya.

Bara memeluk Rindu posesif dan menatap tajam semua orang, sedangkan Rindu tak ada risih-risihnya ia terfokus pada Marisa. Rasa sakit yang baru pertama ia rasakan bercampur rasa rindu saat bertemu dengan Marisa. Entah benar atau tidak tentang yang diucapkan oleh Candara tadi, yang pasti Rindu tak berharap apapun selain ingin pulang bertemu dengan ketiga anaknya.

"Jadi.... Bisa jelaskan pada kita semua sayang?" Ujar Adira membuat Marisa yang tadi tertunduk pun langsung mengadah.

"Aku ga tau harus cerita darimana." Ujar Marisa kembali menundukkan kepala.

"Marisa, kakak tanya satu hal." Ujar Antha mmebuat Marisa sedikit mengadah menatapnya. "Apa wanita yang kini sedang berada dipangkuan anakku adalah anakmu yang kamu buang dipanti asuhan 18tahun lalu?"

Pertanyaan Antha membuat suasana semakin menegang ditambah saat Marisa mengangguk kecil membuat semua kecewa termasuk Rindu. Namun tak sampai disitu , suasana bertambah tegang lagi saat Rival bertanya dimana ayah kandung Rindu yang tak bisa dijawab oleh Marisa.

"Marisa jawab, jangan semakin buat kami kecewa karna kebungkamanmu." Ujar Putra dengan nada lirih.

"Apa.... Jika aku berkata jujur kalian semua akan percaya padaku?" Tanya Marisa pelan.

"Jujur itu lebih baik walau menyakitkan dari pada terus berbohong demi kebaikan namun berujung kekecewaan." Ujar Bara dengan nada dingin masih menatap Marisa tajam.

"Maafkan aku. Bukan inginku seperti ini, tapi semuanya menuntut aku menjadi seperti ini. Semuanya berawal sejak......"

*Flasback

Gadis remaja dengan raut sangat manis sedang terduduk sendirian dibangku taman. Ia dengan riang menunggu kekasihnya untuk terakhir kali sebelum mereka memasuki masa pingit sebelum menikah. Diliriknya arloji yang bertengger ditangan kirinya, sudah jam 19.37 . Sudah terlambat 37 menit dari waktu yang mereka janjikan namun tak urung gadis itu tetap setia menunggu.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang