Bara Rindu - 53

15K 1.2K 54
                                    

"Gue pilih anak gue." Ucap Bara dengan nada yakin meski hatinya bergetar berat akan pilihannya.

Prok prok prok. Zidan menepuk tangan sambil melangkah mendekati Bara dengan senyuman miringnya. "Pilihan yang cukup tak terduga." Ucapnya.

"Sekarang gue minta anak gue." Balas Bara.

"Emang lo tau kalo anak lo udah lahir?? Bukannya anak lo masih dalam perut hm?? Karna lo minta anak lo aja berarti gue perlu waktu buat ngeluarin anak lo dari dalam perut istri lo hm." Zidan mengusap dagu nya pelan sambil tersenyum miring memancing emosi Bara.

"Gue denger dari salah satu anak buah lo kalo istri gue udah ngelahirin secara caesar karna kondisinya yang lemah dan ga memungkinkan untuk terus mempertahankan kandungannya sampai 9 bulan nanti. Jadi jangan main-main lagi Zidan , kasih tau gue dimana anak gue." Ucap Bara yang malah balik membuat Zidan emosi.

Memang tadi sebelum kedatangan Zidan, mereka semua sempat mendengar dua orang bodyguard Zidan yang berjaga didalam saling berbincang membicarakan soal Zidan yang pergi kerumah sakit karna Rindu terpaksa harus operasi caesar.

Meski marah tapi Zidan mencoba tenang dan menepati ucapannya. Bara sudah memilih anaknya berarti kini giliran Zidan yang memberikan anaknya dan menahan Rindu.

Diambilnya hp pintar Zidan dan mengetikan sebuah pesan pada seseorang disebrang sana yang tak lama langsung mendapat balasan. Tanpa bicara apapun ia keluar ruangan dengan datarnya tanpa sepatah kata untuk memberi Bara kepastian.

Dengan frustasi Bara mengacak-acak rambutnya kesal sambil meneteskan air mata dan marah tapi ia tak bisa melampiaskannya, yang lain pun hanya bisa berdiam diri kecewa pada diri mereka masing-masing karna tak bisa berbuat apapun untuk membantu Bara.

1 jam kemudian hp Bara berdering mendapati sebuah panggilan dari Antha. Sambil menormalkan suaranya yang serak habis menangis ia mengangkat panggilan masuk dari ayahnya itu.

"Assalamu--"

"Anak keempat kamu udah lahir nak! Ada yang ngirim kerumah dengan set alat inkubator, sekarang kamu pulang dulu!" Ucap Antha disebrang sana memotong ucapan salam Bara.

"Ayah... Ga bercanda?" Tanya Bara mencoba meyakinkan."

"Beneran nak, sekarang kamu pulang dulu. Ya walaupun cuma anak kamu yang diantar pulang dan belum tau dimana istri kamu tapi seenggaknya kamu pulang dulu nak liat kondisi anak kamu." Jawab Antha dengan nada yakin.

Bara langsung mematikan hp nya dan bersujud syukur setidaknya hatinya sedikit lega karna Zidan benar mengembalikan anaknya walau tanpa Rindu. Dengam tergesa ia berjalan keluar kamar yang ajaibnya tanpa dihalangi oleh satupun bodyguard Zidan yang begitu banyaknya. Raenand, Raja, Kelvin, Candara dan Raindra tanpa bicara mengikuti Bara dari belakang.

Tak berselang lama mereka sudah sampau dikediaman Antha. Dengan tergesa Bara berlari masuk kedalam rumah dan mencari keberadaan semua orang yang ternyata ada disalah satu kamar tamu. Dapat dilihatnya ada satu set inkubator dengan berisikan bayi mungil yang sedang terlelap.

Hatinya bergetar tak karuan melihatnya, dengan rapuh Bara berjalan dan berdiri disamping inkubator. Dengan kuat ia mencoba berjalan kearah kamar mandi untuk mengambil wudhu dan kembali lagi untuk mengadzani anaknya yang ke-empat, begitu terlihat sangat kecil dan rapuh karna harus lahir sebelum waktunya.

"Maafkan ayah nak." Ucap Bara yang tak kuasa menahan sakit merosot perlahan sambil menitikkan air matanya karna tak bisa menyelamatkan kedua orang yang ia sayang.

Mulai hari ini dan seterusnya ia harus memikirkan cara untuk mendapatkan Rindu kembali dan membuat keluarganya utuh seperti sediakala.

***

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang