hai readers Chel!💚
thank you for 100k reads!! ayo ramein bareng2 dengan vote and comment sebelum bacaa😁
⚠️dianjurkan baca sambil denger lagu⚠️
happy reading!
***
"ALFA VAGO! BERSIHKAN AULA SEKARANG JUGA!"
Alvarez mengucek kasar telinganya. Gak ragu ia memasang wajah jijik di depan Bu Mina. Padahal kesalahan ia dan teman-temannya gak fatal. Mecahin papan tulis kaca wajar, kan?
"Bandelnya kalian gak wajar bagi saya!" sentak Bu Mina lagi ketika Ray dan Archie malah cekikikan sendiri.
"Bu, SMA cuma tiga tahun. Harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk ngelakuin hal yang sebandel-bandelnya," cetus Ray tak berdosa.
Zevano berseru, "YA! SAYA SETUJU, BU!"
"Gak ada. Sana ke aula sekarang! Zevano dan Sanchez pel lantai, Ray bantu OB susun kursi untuk seminar kelas sebelas satu jam lagi, Archie dan Alvarez bersihkan toilet aula."
"Saya sendiri, Bu?!" Ray mengangkat kedua alis.
"Lah, masa saya sama Alva toilet, Bu? Perasaan yang lempar batunya si Ray!"
"Bu, tega amat dah. Lantai aula kan gak cuma sebiji. Yakali ngepel segitu luas?" cibir Zevano.
Bu Mina menarik napas dalam-dalam sembari mengusap dada. Ia pun menatap Alvarez. "Alva, ibu minta tolong, arahkan teman-temanmu ke aula sekarang juga."
Ributnya kelas Alvarez mengakibatkan murid dari kelas sebelah ikut mengintip dari luar kaca. Benci menjadi pusat perhatian yang tak seharusnya, ketua Vagolazer itu langsung berdiri.
"Ayo!"
"Al, nego dulu siapa tau diringanin hukumannya," ujar Sanchez.
"Udah cepetan ke aula. Emang kita salah."
"Lagian lo di kelas malah timpuk-timpukan batu. Tolol!" tembak Archie pada Ray.
Ray membalas, "Yang timpuk-timpukan sama gue kan elo juga, tolol."
"Makanya nimpuk tuh ke gue, jangan ke papan tulis."
"Gue nimpuk ke lo, tapi lo menghindar jadi kenanya ke papan tulis."
Bu Mina masih menonton perdebatan Ray dan Archie kala Zevano dan Sanchez berdiri bersama Alvarez.
"Yeu, siake. Lo mah enak susun kursi. Gue bersihin toilet anjir bau pesing!"
"Ya udah tukeran! Ogah juga gue kudu susun ratusan kursi sampe lurus rata. Bisa juling mata gue anjir!"
"Sialan malah ribut lo berdua!" Bentakan Alvarez terdengar galak melebihi guru. "Mau cepet selesai kagak? Ayo buruan ke aula!"
Archie dan Ray memberi tatapan sinis satu sama lain. Mereka pun akhirnya berdiri dan mengikuti Alvarez yang keluar kelas lebih dulu.
Keempat cowok itu berjalan dengan langkah malas, kecuali Ray yang mengentak-entakkan kaki karena kesal. Dalam seminggu, gak pernah dia gak kena hukuman sekali pun. Padahal ini baru hari Senin, belum lagi besok dan lusa.
"Ah, capeeeek," keluh Ray.
"Belom juga mulai," ujar Zevano, mengambil kain pel.
"Ini disapu juga belom, main dipel aja," oceh Sanchez.
"Bodo amat. Biarin aja. Kita pel bareng debu-debunya sekalian." Zevano seperti punya dendam dengan Bu Mina.
Wajah Ray sudah tertekuk bahkan sebelum ia selesai menata sebaris kursi. "Kita dihukum mulu anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] | LENGKAP *** 𝗩𝗔𝗚𝗢𝗟𝗔𝗭𝗘𝗥: "BUKAN LAWAN, BUKAN TEMAN. KAMI BERJIWA KEKELUARGAAN!" "Eh, Kumel! Lo gak punya kesadaran diri buat minta maaf ke gue? Lo udah nuduh plus nampar gue di depan orang-orang. Lo juga nantang-"...